3. Rencana

104 6 2
                                    

                 DILARANG KERAS
                        'PLAGIAT'
          DALAM BENTUK APAPUN
                               !!!


Sesampainya di kafe yang dimaksudkan. Tristi pun langsung masuk ke kafe tersebut lalu mencari teman-temannya. Matanya berhenti di sebuah meja. Di sana sudah ada Kevin, Raka dan Bambang. Suasana di kafe malam ini cukup ramai. Tanpa berpikir panjang, ia langsung menuju meja tersebut.

"Eh Tristi,,," sapa Raka dengan senyum manisnya.

"Kalian udah lama di sini ya? Maaf ya, bikin nunggu lama." Kata Tristi sambil duduk di salah satu kursi kosong.

"Nggak masalah kok, lagian lo nggak lama datangnya." Jawab Bambang.

"Makasih..eh Erin kok belum datang juga ya?" Tanya Tristi.

Bersamaan dengan itu pintu kafe terbuka lagi, menampakkan seorang gadis dengan kaos hijau dan celana panjangnya sambil membawa sebuah buku.

"Itu dia,," kata Bambang sambil menunjuk ke arah pintu masuk kafe.

Mereka semua lalu ikut menoleh ke arah pintu masuk. Terlihat Erin sedang berdiri dekat pintu sambil mencari-cari.

"Erin...sini." panggil Tristi sambil melambai-lambaikan tangannya. Walaupun suaranya tidak terlalu keras, namun bisa didengar oleh Erin.

Erin pun menuju ke meja teman-temanya tersebut.

Setelah Erin duduk dan mengambil napas. Tanpa basa-basi lagi Tristi kemudian membuka suara.

"Jadi maksud aku suruh kalian datang kesini tuh,,,aku ingin kita bicarakan tentang buku ini." Kata Tristi sambil mengambil sebuah buku dari tangannya Erin.

"Gimana kalau kita bisa temukan rantai itu,,kita pasti akan punya kekuatan yang tak terduka. Bukankah itu luar biasa?" Lanjut Tristi mencoba membujuk mereka semua.

"Tris,,lo demam ya?" Tanya Erin dengan wajah bingungnya sambil menyentuh dahi Tristi.

"Iisshh..apaan sih kamu, aku serius." Jawab Tristi.

"Tumben banget lo ajak kita kayak gitu. Biasanya kan.."Raka.

"Udah,, nggak usah mikirin. Pokoknya sekarang kalian setuju nggak?" Potong Tristi.

"Tapi hutan itu sangat jauh daaaann,,," kata Erin yang mulai membayangkan hal-hal negatif.

"Iisshh,,lo ini apaan sih Rin. Jauh gimana pun hutan itu, bayangkan kalau kita dapatkan rantai itu, lagian ini kan liburan musim panas." kata Raka.

"Iya juga sih," jawab Erin, Seketika pikiran negatifnya pun melayang.

"Gimana,,kalian berdua setuju nggak?" Tanya Tristi pada Bambang dan Kevin yang sedari tadi hanya diam.

"Ya..gue setuju," jawab Bambang.

Tristi beralih menatap Kevin meminta jawaban darinya.

"Terserah kalian, kalau kalian pergi gue juga ikut." Jawab Kevin.

Sedangkan sedari tadi Erin masih tak percaya akan perubahan Tristi. Selama bertahun-tahun mereka berteman, baru kali ini Tristi berbicara sebanyak itu.

"Baiklah kalau gitu Tris, kita baca aja dulu bukunya lagi. Siapa tahu ada yang belum kita ketahui  tentang hutan itu," pintah Erin.

Mereka sama-sama membaca buku tersebut.

15 menit kemudian, setelah mendapat cukup banyak pengetahuan dari buku yang berjudul 'Iblis' tersebut. Mereka lalu mengatur rencana kepergian mereka.

"Jadi gimana?" Tanya Bambang.

"Gini aja, minggu depan kita berkumpul di rumah lo ya Tris? Rumah lo kan dekat hutan, Terus perjalanannya kita pakai mobilnya Kevin,,," atur Erin.
"Gimana Vin, lo mau nggak? Lanjutnya bertanya kepada Kevin.

"Boleh juga tuh," jawab Kevin.

"Loh..kalau makanannya gimana dong...? waduh,,gue pasti akan mati kelaparan nih dalam hutan itu nanti." Kata Bambang sambil memegang perutnya.

"Ya ampun Bambang,,,Bambang," Erin.

"Bagus tuh kalo lo mati," canda Raka lalu tertawa pelan takut nya suara tawanya itu bisa mengganggu pendatang yang lainnya.

"Soal makanan,,," pikir Tristi
"Masing-masing bawa bahan makanannya," lanjutnya.

"Ada yang mau di tambahin lagi? Gue nggak bisa pulang larut malam soalnya bokap sama nyokap gue lagi di luar kota, April sendirian di rumah nih." Jelas Kevin panjang lebar lalu melihat jam tangannya menunjukan pukul 10:30. April adalah adik perempuan Raka yang sekarang duduk di bangku kelas X. Dia juga satu sekolah dengan kakaknya.

"Yaudah sampai di sini aja," Tristi

"sampai ketemu minggu depan...." Semua.

                ____🕥🕥🕥____

Sesampainya di rumah, Tristi langsung mengambil makanan karena ia belum makan malam, padahal tadi mereka ada di kafe. Mungkin karena mereka terlalu sibuk tentang rencana mereka, jadi lupa makan malam sekalian di kafe.

Skip

Di bawah jendela kamarnya, Tristi sedang memandangi bintang-bintang yang indah di langit. Seakan malam ini bintang-bintang tersebut sedang tersenyum padanya.

"Ibu...kau dimana? Aku rindu padamu bu..tapi ibu tenang saja, dimana pun ibu berada, aku akan mencari ibu...."

Tanpa ia sadari, tetes air bening keluar dari matanya. Memang Tristi tidak yakin kalau ibunya itu masih hidup karena dihitung-hitung ibunya hilang selama sekitar 8 tahun, mana mungkin ibunya itu masih hidup. Itu hanya terjadi di cerita-cerita fantasi atau kisah dongeng saja. Namun hatinya mengatakan kalau ibunya itu masih hidup.

Skip

Satu minggu berjalan dengan cepat. Satu minggu itu Tristi habiskan dengan bekerja di kota. Tukang cuci piring, cuci pakaian, tukang masak, dan masih banyak lagi. Sekolah sekaligus mencari nafkah itu memang sulit. Namun Tristi sudah terbiasa  melakukannya. Bagaimana lagi caranya, hanya itu saja satu-satunya cara untuk ia bertahan hidup. Untungnya ada liburan musim panas, ia jadi bisa banyak kerja untuk menabung.

Dan pada hari yang telah mereka janjikan tiba.......

TBC

Maaf ya kalau ceritanya terlalu pendek, maklumlah baru pemula😁

Dan saya tidak akan berhenti mengingatkan kalian para readers buat kasih vote.

Please....jangan lupa voment+comen.

Anak IblisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang