Bukkk......
"Bambang" kata mereka serempak sontak semuanya berlari ke arah orang itu yang sekarang jatuh ke tanah akibat kakinya tersandung akar pohon. Wajah lelaki berkacamata itu berubah pucat pasih, mulutnya masih menganga lebar. Tak ada sepatah kata pun keluar darinya.
"Kenapa Bam?" Tanya Tristi penasaran. "Mana Raka?" Lanjutnya.
"Lo baik-baik aja?" Tanya Kevin memastikan keadaan sahabatnya yang ia bantu untuk berdiri tadi.
"Dimana Raka? Kalian pergi ke mana saja," Tambah Tristi, mereka seakan tak memberikan Bambang kesempatan untuk mengatur napasnya.
Dengan terbata-bata tangannya yang gemetar menunjuk ke arah sana, arah dimana ia dan Raka pergi tadi.
"Rr...R...Ra...Ra...Raka...."
"Raka kenapa?" Erin yang sungguh sudah sangat khawatir bercampur penasaran itu dengan tidak sabarnya menepuk-nepuk pipi yang pucat sangat itu, meminta agar si empunya segera berbicara. Kalau dibilang menepuk-nepuk sih kurang tepat, bisa dibilang Erin sedang menampar Bambang saat ini, agar orang itu segera sadar.
Karena merasa ada yang tak beres, Kevin melangkahkan kakinya menuju arah yang ditunjuk Bambang tadi. Sedangkan yang lain tak bisa diam saja, segera mereka menyusul Kevin yang sudah duluan berjalan, termasuk Bambang yang masih shyok itu.
Mereka menggeleng tak percaya. Tidak mungkin. Apa mereka salah lihat? Mereka hanya bermimpi kan? Raka sudah tewas. Sahabat mereka sudah mati. Tubuhnya....tubuhnya tergantung di dahan pohon. Manusia itu benar-benar sudah tak bernyawa. Owhh...jangan lupakan matanya yang melotot dengan mulut terbuka itu. Menggenaskan!
Detik berikutnya seorang kakek tua renta muncul, lebih tepatnya bahwa mereka baru menyadari keberadaan orang itu. Dia berpakaian serba hitam, ya..seperti mbah dukun. Wajahnya yang datar, sangat datar itu memandang anak-anak remaja itu dan mayat Raka secara bergantian.
"Anjing...." Untuk saja ditahan oleh Bambang, kalau tidak Kevin pasti sudah melayangkan pukulannya ke kakek itu.
"Lo apa-apain teman gue bangsat?" Kevin menatap geram ke kakek-kakek itu bahkan telapak tangannya sudah dikepal kuat siap untuk memukul mangsa.
"Itu baru permulaan. Sebaiknya kalian pergi dari sini. Ini bukan tempat kalian." Kakek yang masih setia menggandeng tangannya di belakang itu memperingatkan.
Dengan berat hati, beberapa remaja itu pergi meninggalkan tempat itu, tepatnya meninggalkan teman mereka yang kini tak bernyawa. Bukan..bukan berarti mereka menuruti perintah kakek tadi, mereka akan kembali ke tenda mereka. Ada rasa tak ikhlas. Tapi mau bagaimana lagi, toh mereka tak mungkin membawa mayatnya Raka. Mereka kesini karena ada tujuan, dan kembali setelah tujuan tersebut dicapai.
Sebelum benar-benar menjauh dari tempat itu, Tristi sempat menengok ke belakang, di tempat kakek tua tadi berdiri. Orang itu sudah tak ada di sana. Kemana perginya? Pikir Tristi.
Dari kejauhan, tenda mereka sudah terlihat. Dan di situlah mereka baru menyadari sesuatu. Ada yang ganjil di sini. Mereka hanya ber empat. Tak lama saling pandang, baru diketahui kalau April tidak bersama mereka sedari tadi. Lalu di mana anak itu?
"Nggak ada," ucap Tristi setelah memeriksa kedua tenda. Mereka kini sudah berada di area tenda.
"Aaaaaaaaahhhh........"
"Erin...?"
***
Seorang gadis berponi sedang mencari barang kesayangannya, tak jauh dari area tenda. Jam tangan pemberian ayahnya sebagai hadiah ulang tahunnya itu jatuh saat ia mencari kayu bersama teman-temannya tadi sore, tapi gadis itu baru menyadarinya saat kembali setelah mencari kayu. Sepertinya jatuh tak jauh dari sini, pikir gadis itu, sambil mengarahkan senternya mencari jam tangan berharga baginya itu. Tunggu sebentar. Cahaya tamaram dari senternya tak sengaja menangkap seseorang yang terduduk di tanah, tak jauh darinya berdiri. Terdengar isakan dari orang tersebut. Langkah demi langkah ia dekati. Dan...."Aaaaaaaaahhhh......"
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Iblis
HorrorPenasaran? Baca aja! 'PLAGIAT' dilarang mendekat!!! Cerita ini hanya fiktif, murni dari imajinasi dan karangan saya. Jika ada kesamaan alur, tempat, nama tokoh, dll mohon maaf karena tidak ada unsur kesengajaan. Sekali lagi...bagi yang suka menerapk...