4. Perjalanan

60 5 0
                                    

                DILARANG KERAS
                       'PLAGIAT'
        DALAM BENTUK APAPUN 
                             !!!


Dan pada hari yang telah mereka janjikan tiba.....

Mentari mulai menampakkan wujudnya. Burung-burung berkicau ria menyambut kahadiran ciptaan tuhan yang satu itu. Namun gadis dengan pakaian tidurnya itu masih saja bergeming di tempat tidurnya. Seakan masih menikmati mimpi yang indah. Siapa lagi kalau bukan Tristi.

3 menit,,,lima menit, dan kelopak mata milik gadis cantik itu mulai terbuka. Ia sesuaikan penglihatannya dengan cahaya matahari. Seketika ia baru sadar kalau hari ini mereka akan berangkat ke hutan. Untungnya tadi malam Erin menelponnya untuk mengingatkan hal itu.

Tristi segera bergegas ke kamar mandi membersihkan dirinya lalu mengganti pakaian. Setelah itu ia ke dapur dan memasak makanan. Tristi mempercepat gerakannya setelah melihat jam di ponselnya sudah pukul 6:30. Selesai sarapan dan menyiapkan bahan-bahan makanan untuk dibawa nanti, Tristi langsung ke kamarnya mengambil tas besarnya lalu mulai memasukkan beberapa pakaian ke dalam, tak lupa pula dengan barang-barang penting lainnya.

Belum lagi selesai ia berkemas, sudah terdengar pintu depan diketuk. Siapa lagi kalau bukan teman-temanya. Ia ambil ponselnya lagi untuk melihat jam, dan ya sekarang sudah pukul 9:30. Pantas saja mereka sudah datang. Sekali lagi pintu diketuk.

"Iya, tunggu sebentar...." teriak Tristi tidak keras dan tidak juga pelan. Ia yakin, yang sedang berada di luar sekarang pasti mendengarnya, walaupun ia berada di kamar, namun karena rumahnya itu kecil. Bisa dibilang sangat kecil, pastilah teriakannya tadi terdengar.

Tristi bukakan pintunya. Nampaklah dibalik pintu tiga pria bersama dua orang gadis. Dengan pakaian dan barang-barang yang mereka bawa, bisa dipastikan kalau mereka sudah siap berangkat. Sepertinya mereka sudah lama menunggu di luar.

"Eh..kalian sudah datang, silahkan masuk dulu." Ajak Tristi mempersilahkan mereka masuk. Mereka berlima menurut lalu duduk di kursi kayu dalam rumahnya Tristi tersebut.

"April ikut lagi ya?" Tanya Tristi pada April karena melihat adiknya Kevin itu juga lengkap dengan tasnya yang besar.

"Iya, soalnya nyokap sama bokap gue lagi sibuk di luar kota, dan tadi malam nyokap gue telepon kalau minggu depan mereka akan berangkat ke Singapura. Sepertinya mereka lama disana. Tidak mungkin kan gue tinggalin April sendiri di rumah." Jelas Kevin panjang lebar menatap adiknya lalu beralih menatap Tristi. Tristi hanya ber 'oh' menanggapi.

"Yaudah kalau begitu aku ke kamar dulu ya, aku belum selesai berkemas." Kata Tristi kemudian berlalu dari sana.

Sekitar lima belas menit, Tristi keluar dari kamarnya. Gadis itu sudah siap dengan tas besarnya dan juga lengkap dengan pakaian seperti orang pergi mendaki bukit, apalah nama pakaian itu(ya kalian pasti sudah tau kan:author😒).

                 ___☉☉☉___

Matahari semakin terasa panas siang ini. Jam menunjukkan pukul 14:30, namun mereka belum juga sampai di tempat itu.

"Erin, coba lihat lagi peta nya." Pinta Kevin yang sedang fokus mengendarai mobil.

Erin melihat sekali lagi peta yang ada di dalam buku itu. Entah sudah berapa kali ia melihatnya. Dan lagi-lagi tempat itu masih jauh.

"Masih jauh lagi Vin. Ck...Kita pasti bermalam di mobil ini." Gerutu Erin setelah menjawab pertanyaan Kevin.

"Itu berarti kita akan tidur di dalam mobil ini... , berarti kita akan bermalam di jalan tengah-tengah hutan ini. Oh tidak tidak, kita pasti akan melihat banyak penampakan hant.....mmmm"

Anak IblisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang