Menikah karena dijodohkan, seperti mimpi buruk bagi Tora, apalagi dengan gadis seperti Shena. Perempuan yang demi apa pun, sangat jauh dari tipenya.
Tora ingin menolak, ia juga masih menikmati masa mudanya. Namun, maminya selalu menekankan kalau ia...
Hai haii... Selamat bertemu kembali dengan Fauzan and the gank namun dengan cerita yang berbeda.
Enjoy ya di cerita ini.
Vote dan komen yang banyak🤣
Happy reading..
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
----
Hari Senin di pagi hari, seorang laki-laki yang yang sudah rapi dengan setelan jasnya menghirup napas dalam, kemudian mengembuskannya perlahan. Setelah berusaha melegakan pikiran, ia bergegas keluar kamar untuk segera berangkat ke kantornya. Padahal, jarum jam tangannya masih menunjukan pukul enam pagi.
Tidak apa, ada udang dibalik bakwan. Tentunya, berangkat sepagi ini bukan tanpa alasan bagi seorang Tora Magenta. Sesuatu bagaikan badai besar akan menimpa jika dirinya telat dalam satu detik saja.
Berlebihan.
Selesai menuruni tangga terakhir, laki-laki yang kerap disapa Bonek oleh teman setongkrongannya itu mulai berjalan menuju pintu keluar. Dengan sepatu yang sengaja tidak ia pakai agar suara langkahnya tidak sampai ke telinga orang rumah.
Menghela napas lega. Tora mengangkat tangannya untuk membuka pintu namun, suara yang terdengar dari arah dapur membuatnya kembali menegang, bersamaan dengan tangannya yang refleks menjatuhkan sepatunya.
"Kualat, ya, kamu, Ra. Dipanggil Mami sendiri responsnya udah kayak dipanggil malaikat maut aja."
Tora berbalik. Menelan ludahnya susah payah kemudian menatap wanita yang baru saja berbicara itu.
Wanita yang masih terbilang cukup muda, berjalan menghampiri Tora dengan tatapan penuh intimidasi. "Takut ketemu Mami?"
Spontan Tora menggeleng pelan. "Nggak, kok, Mi."
"Terus?"
Menarik napas dalam-dalam, Tora tidak yakin akan mengatakan ini kepada Maminya yang jelas-jelas, sangat tidak mau menerima alasan dalam bentuk apa pun. Terlepas dari itu, sikapnya yang terlalu memaksa juga kerap membuatnya tidak ada pilihan lain.
"Mi, ini yang kesekian kalinya Tora minta sama Mami, jangan panggil Tora dengan sebutan 'Ra', kesannya kayak manggil anak cewek tau, gak?"
Mengernyit heran. Wanita bernama Lemaya itu menggeleng heran dengan ucapan anaknya. "Apa salahnya? Nama kamu Tora Magenta, Mami panggil, Ra, kan, masih nyambung juga. Masa mau dipanggil Genta, sama kayak, Papi kamu, dong?"