• part 1 •

215 21 1
                                    

Rafael termenung menatap jendela yang berada di hadapannya. Ia menyadari bahwa cuaca kota Milan masih sangatlah dingin.

Ia membuka ponselnya, dan mendapati sebuah pesan teks.

LINE

Michellia Wang

Rafael! Ciao! 👋🏻 (Rafael! Halo!)
Mi manchi! (Saya rindu kamu!)

Ciao, Michell! (Halo, Michell!)
Come stai adesso? Ti senti a tuo agio a Shanghai? (Bagaimana keadaanmu sekarang? Apakah kamu nyaman tinggal di Shanghai?)

Sì! Ma ovviamente è più comodo vivere a Milano con te. (Ya! Tapi tentu saja lebih nyaman tinggal di Milan bersamamu.)
Mi manchi davvero! (Aku sangat merindukanmu, sungguh!)

Haha, è un peccato. (Haha, sangat disayangkan.)
Il tempo a Milano è motto freddo, sai? (Cuaca kota Milan sangat dingin, kamu tahu?)
Mi sento quasi congelato a morte. (Rasanya aku hampir mati kedinginan.)

Non dimenticare di prenderti cura della tua salute, Rafael! (Jangan lupa jaga kesehatanmu, Rafael!)
Shanghai è anche più fresca di notte. 😖 (Shanghai juga lebih dingin saat malam. 😖)

Hey! Se sono ancora le tre del pomeriggio, sono già le dieci a Shanghai! (Hei! Kalau disini masih pukul tiga sore, di Shanghai sudah pukul sepuluh malam!)
Perché non hai ancora dormito? 😤 (Mengapa kamu belum tidur juga? 😤)

Sto ancora lavorando a un incarico. Presto dormirò anch'io😊 (Aku masih mengerjakan sebuah tugas. Sebentar lagi aku juga akan tidur😊)

Appuntamento? (Janji?)

Promessa! Continuerò a fare il mio lavoro, almeno, sono sollevato di sapere che stai andando bene a Milano. (Janji! Aku akan lanjut mengerjakan tugasku, setidaknya, aku sudah lega mengetahui bahwa kamu baik-baik saja di Milan.)
Stammi bene, ok? (Jaga dirimu, oke?)

Anche tu! (Kamu juga!)
Tre anni sono molto lunghi:( (Tiga tahun itu sangat lama:()

Sì, almeno ti visiterò qualche volta dopo, ok? (Ya, setidaknya aku akan mengunjungimu beberapa kali nanti, oke?)

Va bene, ciao ciao. (Baiklah, sampai jumpa.)

Rafael tersenyum memandangi layar ponselnya yang menampilkan obrolan chat nya dengan sahabat masa kecilnya, Michellia Wang. Michellia blasteran China-Italia. Mereka berdua sudah berteman sejak berusia satu tahun. Michellia lebih muda tiga bulan dibanding Rafael. Mereka berdua sama-sama lahir di Milan.

Dan sekarang, sayangnya Michellia harus pindah ke Shanghai, kota asal ayahnya, untuk meneruskan SMA nya. Dan jujur, sekarang Rafael merasa sebagian dirinya ada yang kosong.

"Rafael." Rafael menoleh ketika ada yang memanggil dirinya.

"Oh, nonna. Che succede?" (Oh, Nenek. Ada apa?) jawab Rafael.

"Tua madre vuole parlarti." (Ibumu ingin berbicara denganmu.) kata Nenek Maximillian sambil memberikan ponselnya kepada Rafael. Rafael mengangguk mengerti, lalu ia menerima ponsel nenek nya.

Maximillian'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang