1

5.2K 652 93
                                    

Soobin mendudukkan anaknya itu di sebelahnya lalu dengan segera dia langsung mengoleskan roti yang ada di depannya itu.

"Pagi," sapa suaminya membuat Soobin menoleh sedangkan Yeonsoo langsung senang ketika melihat ayahnya itu.

"Pagi," sapa Soobin lalu menyerahkah piring yang berisikan roti ke suaminya itu.

Ok, dia saat ini mau mencoba menjadi istri yang baik sesuai dengan permintaan suaminya itu.

"Ayah-ayah," ucap Yeonsoo membuat Yeonjun menoleh sambil tertawa kecil ketika melihat Yeonsoo yang mukanya kotor gara-gara memakan roti miliknya itu.

Soobin menoleh kearah anaknya itu lalu membersihkan selai cokelat tersebut.

Yeonjun cuma menatap kearah Soobin yang sedang sibuk membersihkan selai yang menempel di pipi anak mereka itu.

Dia maunya seperti ini, dia mau istrinya itu cukup dirumah sambil merawat anaknya, namun itu kayaknya gak mungkin.

Bisa saja habis mereka mengantarkan Yeonsoo, Soobin akan pergi ke toko miliknya, siapa yang tau.

Istrinya dan dia itu sama-sama memiliki sifat keras kepala jadi gak akan ada yang mau mengalah tentang perdebatan mereka.

Dia pusing memikirkan rumah tangganya yang jadi kacau seperti ini, padahal dulu saat anak mereka masih kecil mereka berdua sangat harmonis sekali berbeda dengan sekarang.

Setiap hari pasti aja berantem, dia berharap hari ini tidak karena kasihan psikis anak mereka yang selalu melihat orang tuanya berantem itu.

Yeonjun dan Soobin tau kalau mereka berdua bisa saja menyakitkan anak mereka namun mau bagaimana lagi.

"Bunda sama ayah ikut antar Yeonsoo, kan?" tanya Yeonsoo sambil menoleh kearah bunda dan ayahnya itu.

Sedangkan bunda dan ayahnya saling bertatapan lalu mengangguk kearah anak mereka.

Iya mereka berdua sudah sepakat akan mengantar anak mereka berdua ke tk anaknya itu.

"Apa?" tanya Yeonjun saat Soobin menoleh kearahnya dengan takut-takut.

Soobin kaget, dia baru saja menoleh suaminya sudah bertanya seperti itu.

"Aku akan coba berhenti bekerja," jawab Soobin namun suaminya malah terlihat seperti biasa saja.

Padahal suaminya yang menyuruh untuk berhenti bukan?

"Coba? Hanya coba?" tanya Yeonjun sambil tertawa yang sangat menjengkelkan bagi Soobin.

Soobin sebenarnya antara rela sama gak rela buat berhenti bekerja, dia menoleh kearah Yeonsoo yang cuma bisa menatap kearah orang tuanya itu.

Pagi mereka tidak pernah tenang, selalu saja seperti ini.

"Aku tau kamu itu ngelakuin itu bukan demi Yeonsoo," ucap Yeonjun membuat Soobin menoleh kearah suaminya itu.

Yeonsoo menoleh ketika namanya disebut-sebut oleh ayahnya itu.

Lalu ayahnya itu tersenyum kearahnya, "Makan yang banyak biar adek jadi cepat besar."

Yeonsoo menganggukan kepalanya dengan semangat lalu kembali memakan roti di tangannya itu.

Sedangkan Soobin cuma bisa memakan rotinya dengan menunduk, dia mau kehidupan dia yang seperti dulu, saat rumah tangganya gak hancur seperti ini.

Yeonjun cuma memutarkan bola matanya ketika melihat Soobin yang makan sambil menunduk itu dengan segera dia berdiri lalu menarik tangan Soobin agar segera mengikutinya itu.

"Adek cepat habiskan makanannya nanti ayah sama bunda antar ke sekolah, ok sayang?"

Yeonsoo mengangguk, lalu Yeonjun langsung mengajak Soobin ke ruang tamu, sedangkan Soobin masih sibuk memakan rotinya itu, diakan lagi makan tiba-tiba ditarik aja sama suaminya itu.

Makanya dia masih makan dan Yeonjun cuma membiarkan hal itu.

"Kamu bilang mau berhenti bekerja, yakin? Itu pasti demi kita gak bercerai kan? Bukan demi Yeonsoo," tanya Yeonjun cuma tersenyum kecil membuat Soobin yang sedang memakan rotinya itu seketika tidak nafsu lagi.

Entah kenapa rasanya tiba-tiba perutnya bergejolak saat mendengar kata cerai itu, mual.

"Apa sih mau kakak, aku mau berhenti kakak malah bilang gitu, ini juga demi Yeonsoo tau, aku selalu salah di mata kakak!" jawab Soobin dengan kesal lalu seketika dia mengelap air matanya yang tiba-tiba menetes itu.

Dia gak mau menangis namun entah kenapa rasanya dia mau menangis saja sekarang.

"Tapi mukamu gak serius saat bicara hal tadi, wajar saja kalau aku bertanya seperti itu, lagian kenapa sih kamu gak mau berhenti bekerja? Disana ada pacarmu?" ucap Yeonjun dengan kesalnya karena dia mulai curiga ke Soobin.

Berbeda dengan Soobin yang terdiam saat suaminya menuduh dirinya berselingkuh itu, dia tidak punya selingkuhan, lagipula semua karyawannya di toko adalah cewek.

"Aku gak pernah selingkuh, harusnya aku yang bicara seperti itu, kakak punya selingkuhan sampai kakak selalu ngajak berantem seperti ini? Kakak mau kita bercerai gitu?" tanya Soobin dengan suara yang keras sekali membuat Yeonsoo yang sedang makan mulai terdiam, kemarin seperti ini, sekarang seperti ini lagi.

"Lalu mencari alasan biar kita cerai dengan menuduh aku berselingkuh seper-"

Tiba-tiba Soobin merasakan kalau pipi dia baru saja ditampar oleh suaminya itu.

Yeonjun menatap kearah tangannya sendiri sambil menoleh ke istrinya yang terdiam kaku dan masih bingung dengan apa yang terjadi sama dia barusan.

Dia tidak tau kenapa tangannya bisa menampar istrinya itu, dia tidak sadar sekaligus dia kesal sekali mendengar ucapan Soobin tadi.

"Lain kali jaga ucapan, Soobin."

Dia berjalan mendekat kearah Soobin lalu memeluk istrinya itu.

"Maaf."

Soobin cuma menangis sambil memeluk suaminya dengan erat membiarkan pipinya yang memerah itu.

Tamparan suaminya gak keras kok, gak sakit sama sekali, entah kenapa rasanya suaminya gak ada niatan buat nampar dia.

Seketika pandangan Soobin mengelap dan dia jatuh pingsan di dalam dekapan suaminya itu.

Tbc.

Ah sial ini genre apaan sih, aku nulisnya antara tega sama gak tegaan, wkwk.

Oh iya, ini happy ending ya jangan berpikir karena sinopsis sama judulnya nih cerita jadi sad ending, gak kok.

Semoga suka ya, vote dan komen jangan lupa.

Sampai jumpa di part selanjutnya.















Salam,



Anaknya Taekook.

Broken -yeonbin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang