Chapter 1

379 31 19
                                    

Russia, 2020.

Тили-тили-бом
Закрой глаза скорее
Кто-то ходит за окном
И стучится в двери

Semua pintu tertutup saat terdengar bunyi ledakan. Seorang pria berjalan dari rumah ke rumah, memperhatikan siapapun yang belum memasuki kediaman masing-masing. Tangannya memegang senapan, bersiap untuk menembakkannya.

Ia mendekat ke salah satu rumah, lalu mengetuk pintunya. Tetapi siapapun yang berada di dalam, tahu kalau ketukan itu hanyalah ujian. Sang pria menyeringai, senang mengetahui semua penduduk takut padanya.

Тили-тили-бом
Кричит ночная птица
Он уже пробрался в дом
К тем, кому не спится

Seorang anak kecil berlari, ia lupa bahwa ledakan tadi adalah tanda. Sayangnya, semua pintu rumah telah tertutup. Rasa kemanusiaan kini telah menghilang, berganti dengan rasa egois memedulikan diri sendiri. Tetapi, tak ada satupun yang salah dalam keadaan perang. Semua hanya ingin tetap hidup untuk menjadi saksi sejarah.

Gadis kecil melihat dari jendela, sang anak lelaki yang tertinggal mengetuk pintu rumahnya dengan putus asa, berharap ibu kandungnya mau membukakan pintu. Walaupun untuk darah dagingnya sendiri, sang ibu enggan untuk mengorbankan dirinya. Pintu itu tetap berdiri dengan gagah, tak menampakkan tanda-tanda akan terbuka.

Langkah kaki yang familliar terdengar memdekat. Sang anak lelaki menegang, ia perlahan menoleh. Hanya untuk melihat seorang pria yang tersenyum.

Он идет

"Halo, nak, apa kau tertinggal?"

Si anak mengangguk dengan cepat. Tubuhnya gemetar. Ia berdoa, berharap kalau pria di hadapannya kini hendak menyelamatkannya.

Tetapi harapannya berubah menjadi rasa putus asa saat sebuah senapan diarahkan ke dahinya.

"Tolong, aku-"

Он уже

"Sayangnya, nak, aturan tetaplah aturan,"

близко

Dor!

***

"Jadi itu rekaman terbaru darinya?"

Cate merubah posisi duduk menjadi menyilangkan kaki. Matanya menatap tajam ke arah bocah yang sudah tak bernyawa di video, lalu kepada seorang pria yang meninggalkan bocah itu begitu saja dengan dingin.

"Ya, beruntung ada yang menyalakan alat perekam itu dari dalam rumah,"

"Apakah ini saat yang tepat untuk mengungkapkan review bahwa anak itu terlihat sengaja ditinggalkan oleh ibunya agar ia mendapat rekaman itu?"

"Hush!" rekannya berdesis, menampakkan gestur menyuruh agar suara Cate tidak sebesar tadi.

Sang wanita berambut pirang hanya memutar bola mata. Apa salahnya mengungkapkan fakta?

Lagipula persetan dengan peri kemanusiaan, zaman sekarang hal itu sudah musnah.

"Lalu, apa yang akan kita lakukan sekarang?"

"Mengirim seorang agen, tentu saja,"

"Oh, kupikir negara ini akan diam dan membiarkan pria itu membantai setengah dari populasi manusia di bumi,"

"Cate!!"

"Apa?! Bukankah itu yang selalu kalian lakukan setiap saat?!"

Mengetahui bahwa perdebatan ini tak akan selesai, Brie menghela napas. Ia duduk di tempat miliknya. Cate mengerutkan dahi, tetapi rileks kembali.

EnticementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang