Chapter 3

316 35 34
                                    

"Kau tidak terlihat senang, huh?"

Tom sedikit mendorong pria Alpha dibelakangnya.

"Maaf tuan, tapi saya tidak akan segan-segan akan melaporkan anda kepada pihak berwajib atas tuduhan pelecehan seksual jika anda tak segera pergi!"

"Ups, kau tegas juga. Kejam sekali!"

Bukannya menjauh, Thor malah semakin mendekat ke arah Tom. Hidungnya menghirup aroma dari leher sang omega. Tom menggeleng keras, berusaha mengusir gelenyar aneh yang lagi-lagi muncul.

"Sir, saya-"

"Kau tahu? Kau berbicara setegas itu tapi tubuhmu bereaksi sangat indah dengan sentuhanku. Aku tertarik untuk mengetahui lebih lanjut," Thor berbisik tepat ditelinganya.

'Apa-apaan?!'

"Sayangnya aku tak bisa berlama-lama hari ini, aku sedang sibuk. Tapi kau bisa memanggilku kapanpun, masih menyimpan nomorku kan?"

Thor segera angkat kaki dari sana. Tom hanya mengedip bingung. Sebelum akhirnya memukulkan kepalanya ke tembok terdekat.

'Sial! Lagi-lagi seperti ini!'

Tom mengusir pikiran mengenai sang Alpha. Ia mengambil buku incarannya yang syukurlah tersedia di toko ini, lalu segera pergi ke kasir.

"Pak, aku membeli buku ini, berapa harganya?" Tom menyerahkan bukunya ke kasir.

"Harganya 20 dollar, ini kembaliannya,"

"Tunggu, apa?"

"Pria yang tadi, pirang, tinggi, dan Alpha. Ia sudah membayarkan bukumu. Dan dia bilang kau bisa mengambil kembaliannya,"

Tom meremas plastik kresek berisi buku yang diberikan oleh sang penjaga toko hingga lusuh.

'Pria itu!!'

***

Dua hari berikutnya, Tom kembali bekerja di tempat yang sama. Entah kebetulan atau tidak, lagi-lagi disini terselenggara pesta dengan tamu yang sama. Ia menghela napas panjang, pasrah akan keadaan.

"Loki, bisa kau mengantarkan ini ke meja nomor 10?"

"Siap, pak!"

Loki segera mengerjakan perintah atasannya disini. Meja nomor sepuluh berisi seorang pria gemuk yang terlihat kaya. Wajahnya mirip pejabat korup mesum di film-film. Atau mungkin nyatanya ia memang begitu.

"Shrimp Aglio Olio and Beef Lasagna,"

Tom menaruh piring di meja dan membungkuk.

"Silahkan dinikmati,"

Tom hendak pergi, sayang tangannya ditahan oleh sang pejabat (berwajah) korup.

"Mau kemana, sayang? Temani aku disini,"

"Maaf tuan, tapi saya harus segera kembali ke belakang," Tom memberikan senyuman paksa.

"Bosmu pasti mengizinkannya. Ayo temani aku disini,"

Tangan si pria mulai menjalar ke bagian yang tak seharusnya disentuh. Tom refleks menampar tangan pria itu.

"Maaf tuan, saya-"

Sang pria menarik rambut Tom dengan keras. Dihantamkannya wajah pria itu ke meja. Diam-diam Tom bersyukur ia menggunakan lem wig yang tahan lama, bisa panjang urusannya kalau sampai terlepas.

Wajahnya sakit sih, tapi biasa saja. Toh Tom sudah kebal.

"Beraninya omega kotor sepertimu menampar tanganku!!"

EnticementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang