Enam

60.9K 7.3K 220
                                    

"Tante gausah repot-repot. Mendingan tante duduk aja di kursi. Ini udah mau selesai kok." Mil kembali menarik bukunya yang sedang di muat Sarah di dalam kardus.

Sarah mendengus untuk yang kesekian kalinya. Niatnya kesini selain untuk bertemu gadis itu tentu saja untuk membantunya berbenah. Tapi Mil malah menyuruhnya duduk manis sembari menikmati teh dan cemilan yang gadis itu siapkan tadi. Jadi pada saat Mil keluar sebentar, Sarah langsung saja mengambil alih pekerjaan gadis itu yang tadi sedang menyusun bukunya. Namun Mil nampak tidak terima dan kembali menarik pekerjaan Sarah saat gadis itu masuk.

Barang-barang di kosan Mil memang tidak seberapa. Tapi Buku-buku gadis itu luar biasa banyak. Bahkan Sarah melihat 3 kotak mie instan yang isinya hanya buku gadis itu. Itu belum semuanya. Masih banyak lagi buku yang berada di lemari dan di atas meja. Sepertinya Mil adalah gadis penggila buku melihat dari banyaknya buku yang gadis itu miliki. Hal yang semakin membuat Sarah menyukai gadis itu.

"Tante itu kesini mau bantuin kamu. Bukan mau numpang minum teh," protes Sarah.

"Tapi nanti tante capek. Lagian Mil sudah hampir selesai kok," jawab Mil yang dibalas delikan Sarah.

"Yaudah. Tapi nanti tante ikut ke tempat kamu yang baru dan bantuin beres-beres di sana." Sarah beranjak dari tempatnya dan kini duduk di kursi yang tadi ia duduki. Memilih mengalah untuk kali ini karena sejak tadi Mil tidak terlihat nyaman dengan keberadaannya.

"Gausah tante. Mil ga mau tante repot nantinya." Mil semakin tidak enak dengan Sarah. Wanita paruh baya cantik itu masih keukeuh untuk membantu Mil berbenah.

"Gausah banyak protes. Udah kerjain aja yang kamu lagi kerjain." Mil tahu, dari nada bicaranya Sarah merujuk.

Mil tentu saja tidak nyaman. Setelah kejadian beberapa hari yang lalu, tepatnya kejadian dimana Mil mengetahui bahwa atasannya yang paling atas adalah putra dari Sarah yang bahkan Mil sudah merasa akrab dengannya. Hanya saja dia menjadi tidak nyaman saat kebodohannya tidak mengetahui bosnya sendiri dan melupakan bahwa mereka pernah bertemu sebelumnya.

*__*

Mil sebenarnya tidak tega melihat Sarah yang kini ikut membantu menata barang-barangnya di apartemen Naila yang sekarang ia tinggali. Tapi ia juga tidak bisa menolak saat Sarah merajuk karena terus Mil larang melakukan apapun. Sebenarnya lebih pada tidak enak hati. Sarah itu orang tua bosnya.

"Tante gausah angkat barang berat. Biar nanti Mil aja yang angkat," larang Mil saat melihat Sarah akan mengangkat dus berisi Buku-bukunya.

Sarah mengalah, ia tahu Mil mendadak canggung padanya sejak ia tahu kalau Leon yang merupakan putra Sarah adalah atasan dimana tempatnya bekerja. Salahnya memang yang tak memberi tahu. Tapi Sarah pikir Mil sudah tahu tentang hal itu. Apalagi mereka sudah pernah bertemu satu kali. Pantas saja Mil tidak terlihat berbeda saat main kerumahnya.

Sarah benar-benar semakin menyukai gadis itu sekarang. Mil pribadi ceria, sopan, polos dan penyayang dimatanya. Sebenarnya ia ingin memiliki menantu seperti Mil. Tapi sepertinya mustahil mengingat Leon yang sangat antipati dengan Mil. Kasihan bila nanti Sarah memaksanya.

Tapi ada yang membuat Sarah memiliki harapan bahwa Mil akan menjadi menantunya dan Leon dapat jatuh cinta dengan Mil dengan sendirinya. Ia pikir Mil adalah gadis yang mudah dicintai banyak orang. Harapan itu tercipta saat Mil pindah ke apartemen ini. Ya, harapan itu masih ada.

"Mil tante ke supermarket di bawah dulu sebentar ya," pamit Sarah kemudian berlalu dari sana.

*__*

"Ini nanti kamu kasih tetangga kamu. Kenalan sama dia, oke?" Sarah menyerahkan sekotak kue pada Mil yang diterima gadis itu dengan bingung.

Perempuan Merah JambuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang