J

2.7K 174 9
                                    

  oh iya, terus terang saja ya, aku gak nyangka kalo wannabe bakal mirip sama konsep ff ini karena memang aku produksi ff ini sebelum wannabe di rilis

「 Oh, Julia

LUCY Hwang namanya, sosok pecandu alkohol dan segala macam obat terlarang. Segala cara ia lakukan demi menumpahkan seluruh beban hidupnya dalam semalam dsngan benda-benda mematikan itu.

  Tuk.. serrr..

  Sudah empat shot dari wine yang dituang dalam gelas kecilnya, namun tampaknya hal itu tak cukup bagi Lucy yang menyandang status pecandu berat. Empat shot sama sekali tidak meredakan beban Lucy malam ini.

  Ketahuilah, Lucy bukan putri dari orang yang kaya raya. Terutama setelah mendapat kecaman dari beberapa customer pada butik tempatnya mencari nafkah dan nyawanya nyaris terenggut ketika bosnya memberikan ultimatum pemecatan terhadapnya. Sial, Lucy bahkan tak mengetahui apapun tentang kerusakan pada gaun kuning langsat itu.

  Brak!!

  "Wow, chills, ji." Cetus gadis berparas tajam dengan nametag yang bertuliskan Joanne sebagai nama samarannya untuk bekerja sebagai bartender. Lucy hanya menggeleng penuh amarah, Joanne tak mengerti apa yang salah namun ia paham bahwa Lucy tengah mengalami masalah dalam pekerjaannya.

  Joanne, gadis itu telah mengenal Lucy lebih dari tiga tahun. Memahami setiap gelisah dan kalutnya pikiran Lucy saat masalah menghinggapi dirinya, bahkan Joanne juga terlalu sadar akan perasaannya yang sedikit berlebih untuk memahami Lucy sebagai sahabat. Tapi sematkan dalam pikirmu dahulu, semua itu sudah berlalu— Joanne telah memilih jalan hidupnya sebagai seorang tunangan dari pekerja kedai kopi biasa, Hussey Shin.

  Lucy berdecak, "aku lelah. Seorang customer datang untuk complain tentang gaunnya yang robek entah karena apa sampai aku hampir dipecat karenanya." Celetuk Lucy dengan pikiran yang kalut dan mulai terlihat sempoyongan, gadis itu mulai mabuk. Benar, Joanne sudah hapal hal-hal ringan setelah hampir enam tahun lamanya ia bekerja di tempat seperti ini. Tempat yang kotor.

  Joanne hanya terdiam sebelum ia menarik kursi, duduk berhadapan dengan Lucy. Rela menggunakan waktunya untuk sekedar mendengar keluhan-keluhan Lucy. Memang sudah menjadi tugasnya juga menjadi seorang pendengar dari para customernya.

  Lucy perlahan mulai kehilangan kesadarannya, bibirnya masih terus berbicara— semakin lama semakin melantur. Joanne sadar bahwa gadis itu sudah mabuk berat dalam shot ke-lima, dan kini waktu telah menunjuk pukul setengah sepuluh; yang berarti tunagannya akan tiba dalam beberapa menit lagi untuk menjemputnya pulang.

  "Hei nona?" Rungu Joanne menangkap suara asing seseorang yang terasa dibelakangnya, ia menoleh kebelakang secara reflek— mendapati tak lain adalah seorang gadis dengan tubuh yang begitu mungil, jaket hangat membalut seluruh tubuhnya; seperti tampaknya, gadis itu tersesat disini.

  "Ya? Apa ada yang bisa saya bantu?" Tanya Joanne ramah seraya memberikan senyum manisnya, gadis itu buru-buru tersenyum balik seraya mengangguk pelan. Joanne mampu melihat kegugupan dari aura gadis itu, tidak biasa tentunya.

  "Sepertinya anda terlihat sedikit kesusahan untuk merawat teman anda?" Joanne sontak mengernyit, "maksut anda?" Gadis itu reflek tersenyum, "saya akan menggantikan anda merawatnya, saya rasa kekasih anda sudah menunggu." Tunjuknya kearah ambang pintu, Joanne mampu melihat jelas bahwa kekasihnya tengah berdiri berdesakan dengan orang mabuk yang sinting-sinting itu.

JULIA. [ ✓ ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang