18. Hajima! (하지마)

213 39 2
                                    

---- Seoul Tower Ville, Myeong-dong, Jung-gu, Seoul, Korea Selatan ----

Sinar matahari perlahan menyinari salah satu ruangan melewati beberapa ventilasi di hotel kecil di Seoul Tower Ville yang membuat orang yang tidur di sana sedikit membuka matanya dengan menyipitkannya. Ia perlahan membuka matanya dan perlahan duduk untuk mengumpulkan nyawanya. Bau-bau alkohol sangat menyengat di ruangan hotel ini. Ia tak tahu apa yang terjadi semalam hingga ia bisa berada di sini. Ia menoleh ke arah kanan dan mendapati Seokjin tidur dengan posisi duduk menyender di ranjangnya dan salah satu tangannya masih memegang botol soju. So Hyun menghitung berapa soju yang dihabiskan kakaknya itu. Ada tujuh? yah ada tujuh.

Seokjin tidak memesan hotel bintang lima, karena takut jika Jungkook mencari So Hyun dan dirumah tidak ada siapa-siapa, pasti ia akan mencari hotel-hotel yang berbintang lima. Ia sengaja memesan hotel yang hanya bertingkat lima ini dan lokasinya juga tidak terlalu banyak dikunjungi orang asing ini agar Jungkook sulit menemukan mereka.

Kepala So Hyun terasa pusing, ia mengingat-ingat kejadian apa yang terjadi semalam. Matanya membulat sempurna saat kejadian seperti sebuah film tragis itu memutar di depan matanya seperi ilusi.

So Hyun tidak tahu ia dimana sekarang, yang jelas ini bukan rumahnya. Ia segera turun dari ranjang dan berjalan sempoyongan menuju pintu hendak keluar. Tapi ternyata ruangan ini adalah ruangan khusus, jika mau keluar saja harus menekan pin di dekat pintu, baru bisa keluar.

Badan So Hyun terasa lemas sekarang, pikirannya semakin acak-acakan karena ia tak tahu berapa nomor pinnya itu, hanya Seokjinlah yang tahu. Di pikirannya hanya ada Jungkook, Jungkook, dan Jungkook.

Kenapa dia bisa tidak bersamanya sekarang? Dimana dia sekarang? Bagaimana keadaanya? Apa dia telah meninggalkan So Hyun?

Ia berjalan kembali mendekati Seokjin yang masih tidur.

"Oppa!" So Hyun menggoyang-goyangkan badannya tetapi Seokjin masih belum bangun. Ia tak putus asa dan terus menggoyang-goyangkan tubuh Seokjin walaupun ia menahan bau alkohol yang menyengat ini.

"Eung? Wae?" Seokjin sedikit membuka dalam keadaan agak mabuk.

"Berapa pinnya, aku mau keluar, dimana Jungkook?" So Hyun ingin berdiri tetapi Seokjin menariknya.

"Hajima, jangan keluar, dan jangan cari Jungkook."

"Hah, waeyo Oppa?"

"Dia penyebab kau bisa seperti ini dan.."

"Dan dia yang menyelamatkan aku dari tembakan yang dilontarkan Park Jimin!" Nada So Hyun mulai meninggi.

"Biarkan saja, kita tidak tahu Jungkook dimana dan aku tidak akan membuka pintunya." Kata Seokjin dengan nada lembut dan berdiri menuju sofa.

"Oppa? Kenapa kau berubah seperti ini hah!"

Seokjin terdiam. Takut jika nanti angkat bicara, perkataanya akan melukai adiknya itu. Karena jika dalam keadaan mabuk amarahnya bisa saja tidak terkendali.

"Wae Oppa?" So Hyun merengek menarik-narik jaket Seokjin seperti anak kecil yang meminta mainan kepada ayahnya.

"Karena aku kakakmu, karena aku menyayangimu! Kau tahu aku hemophobia! Aku hampir mati hanya melihat darah saja! Jika aku gagal melindungimu, apa kata eomma? Apa kata appa?" Amarah Seokjin meledak, egonya lebih besar daripada rasa kasihannya pada So Hyun.

"Aku seperti ini karena aku tidak ingin kehilangan keluargaku, aku bertanggung jawab melindungimu So Hyun! Jangan berpikir bodoh kau akan keluar menemui Jungkook! Kau ingin tertembak mati ha?" Mata Seokjin memerah menahan tangis, baru pertama kali ini ia menghentak So Hyun, adiknya.

I'M FINE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang