2. Kabar Gembira

433 77 4
                                    

Flashback On

"So Hyun? Loh kemana dia, kenapa pagi-pagi tidak ada di kamar?"

Seokjin kebingungan mencari adiknya ke seisi rumah. Dia heran kenapa pagi-pagi sekali dia sudah bangun. Dia berteriak-teriak memanggil So Hyun tapi dia tidak menemukannya.

"So Hyun!! Kau dimana?!"

"Seokjin, eomma suruh kamu untuk membangunkan So Hyun, bukan berteriak!" Seru Kim Tae Hee.

"Eomma, So Hyun sudah bangun tapi aku tidak tau dia dimana."

Tiba-tiba Kim Jae Wook, ayah Seokjin datang.

"CEO-nim, kenapa adikmu menangis di belakang rumah?"

Sejak Seokjin mulai memgikuti jejak Jae Wook untuk mengurusi perusahaan, dia sering di sebut CEO-nim untuk bahan lelucon.

"Mwo?!" Kata Seokjin dan Tae Hee bersamaan.

"Hari ini Yoongi akan ke Busan. Apakah appa yang menyuruh Min Seok ajhussi agar Yoongi pergi Busan?" Seokjin memincingkan matanya curiga.

"Aniyo. Kita sepakat Yoongi, agar dia belajar bisnis dari sekarang."

"Kenapa appa tega, itulah sebab So Hyun menangis."

"Mwo?" Jae Wook menggaruk pipinya, "Aaa, ituu, perusahaan  membutuhkan orang seperti Min Yoongi, appa akan bicara dengan Min Seok agar Yoongi tidak terlalu lama di Busan."

"Arraseoyo."

"Opaaa!!! Kajja antar aku ke rumah Yoongi Oppa!"

"Wae?"

"Aku ingin mengantarnya ke stasiun." Rengek So Hyun sambil menangis.

"Shireo, aku malas, lebih baik berangkat ke kantor. Iya kan appa, eomma?"

"Seokjin!!" Ia malah mendapat lirikan juga gertakan dari Jae Wook dan Tae Hee.

Sementara itu dalam hati So Hyun tertawa penuh kemenangan walaupun memasang ekspresi sedih.

"A-araa!" Kata Seokjin terpaksa.

Setelah mereka siap, Seokjin menyetir mobil lamborghini kesayangannya yang berwarna pink itu.

"Hey, jangan memainkan itu, ini mobil masih baru dari hasil jerih payahku sendiri."

So Hyun yang hanya memainkan hiasan pada kaca depan mobil Seokjin langsung cemberut.

Sesampainya di rumah Yoongi, So Hyun melihat Yoongi memasukkan koper ke dalam mobilnya.

So Hyun langsung turun dan berlari ke arah Yoongi.

"Oppaa!!"

So Hyun memeluk Yoongi dari belakang sambil menangis hebat.

"Hey, kenapa kamu di sini chagiya, hm?"

"Aku ingin mengantarmu."

"Hajima, aku tidak mau ada perpisahan."

"Shireo, aku ingin tetap mengantar Oppa, jika tidak mau, aku juga harus ikut Oppa ke Busan."

"Eung? Hemm, kauu boleh mengantarku. Eung? Seokjin hyeong?"

"Mwo?" Dinginnya.

"Kenapa kauu kemari? Aahh rindu, ya?"

"Aniya! Jika bukan kekasihmu yang menyebalkan ini, aku malas ke rumahmu. Aigooo jalan ke rumahmu sangat macet."

I'M FINE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang