Happy Reading
APA?!
KAK JAEMIN?!
"Eh ada Jaemin?"
Kak Jeno berjalan menghampiri Kak Jaemin, setelahnya mereka ber high-five ria. Tuhan, rasanya aku ingin menghilang dari bumi detik ini juga, benar-benar memalukan.
Apa mereka berteman? Mereka terlihat sangat dekat.
"Lah? Kak Jeno kenal Kak Jaemin?" Yeji terlihat bingung, sama sepertiku dan Chaeyeon.
"Gue juga kaga tau Yejii"
"Cabut aja yu"
"Kenapa temen-temen?" Chaeyeon benar-benar amat sangat tenang, berbeda denganku yang sudah berkeringat dingin.
"Kita pulang aja ya Chae, tapi gue mau ke toilet dulu bentar"
Tanpa menunggu jawaban aku segera berjalan ke arah toilet, jalanku agak sedikit menyamping agar Kak Jaemin tidak sampai melihatku.
5 menit selesai, aku mencuci tangan sebentar di wastafel lalu mengeringkannya. Aku juga merapihkan asal rambut yang sedikit berantakan, menatanya kembali dengan menyisir menggunakan jari-jari ku, tak lupa mengoleskan lipbalm pada bibirku agar tidak kering.
Saat aku keluar toilet, aku tidak melihat keberadaan Yeji dan Chaeyeon. Aku berjalan ke arah meja yang tadi aku duduki, tapi aku tidak menemukan siapa-siapa.
Apa aku salah meja? Atau mereka menungguku di luar? Ah iya mungkin mereka menungguku diluar karena aku yang terlalu lama.
Tapi saat aku baru saja ingin membuka pintu, hal yang tidak aku harapkan bahkan benar-benar aku hindari untuk saat ini nyatanya malah terjadi.
"Hei! Sebentar," kalian pasti tau siapa yang memanggilku kan?
Tentu saja bukan Kak Jeno, aku tidak mungkin menghindar darinya.
Ya, sekarang aku terjebak dengan semua kesialan ini. Kak Jaemin berdiri di depanku, masih dengan seragam sekolah seperti yang terakhir kali aku lihat, begitu juga denganku.
Sebenarnya aku juga tidak tahu jelas apa alasan yang membuat ku harus menghindar dari Kak Jaemin, aku hanya merasa malu karena kejadian disekolah saat kumpul PMR beberapa jam yang lalu. Aku takut dia akan mengira bahwa aku ingin modus, padahal tidak sama sekali.
Dengan muka datar namun dia juga tidak dapat menutupi kegugupannya, terlihat jelas ketika dia menggigit bibir bawahnya.
Tidak ingin berbasa-basi, walaupun aku tak tahu maksud dia memanggilku beberapa detik yang lalu.
"Ada apa ya kak?" Tanyaku agak sedikit ketus, aku masih tidak terima dengan perlakuannya tadi siang.
"Lo anak PMR kan?" Dia bertanya dengan agak hati-hati (?)
"Iya kak, kenapa?"
"Huuuft..gue takut salah orang, tapi liat seragamnya sama" katanya sambil bernafas lega.
Aku tidak menjawab apa-apa, hanya tersenyum tipis sambil menunggu kalimat yang akan dia katakan selanjutnya.
"Jadi gini, tadi itu gue lupa bilang kalo kita mau bikin grup chat gitu biar gampang kalo ada apa-apa, nah karena lo baru ikut kumpul satu kali jadi kita belum punya nomor handphone lo" jelasnya.
Lalu dia seperti mengambil sesuatu di balik saku jaketnya, dan dia mengeluarkan handphone.
Dia menyodorkan benda pipih itu kepadaku, aku yang masih belum mengerti maksudnya hanya mengerutkan dahi.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGENT
Teen FictionSama seperti pelangi yang bisa menghilang kapan saja. Ada kalanya kita merasa lelah, lalu berjalan mundur perlahan.