4. ( cabut )

35 6 0
                                    

Panas matahari yang terik, membuat Via terbangun dari tidurnya. Ia sadar bahwa sekarang ia masih berada di kursi taman belakang sekolah.

"Eh?" Via terkejut saat menemukan sebuah kemeja putih menempel di bajunya untuk menutupi noda darah yang sudah mulai mengering.

Via memeriksa sekitarnya untuk mencari tahu siapa yang memberikan kemeja itu untuknya.

Matanya berhenti berputar saat menemukan Adlan yang menggunakan kaos hitam dan dua kaleng minuman di tangannya. Sesaat emosi Via kembali naik.

Kreaakk..

Tanpa pikir panjang, Via membuka kasar kemeja itu dan melempar nya asal. Via berdiri dan bergegas ingin meninggalkan taman belakang secepatnya.

Adlan berlari mengejar Via dan meletakkan dua kaleng minuman tadi dia atas kursi yang di duduki oleh Via tadi.

Adlan berhasil meraih tangan Via sehingga Via mau tak mau menghentikan langkah nya.

Via menatap Adlan berapi- api dan menepis kasar tangan Adlan. Via kembali bergegas meninggalkan Adlan tanpa sepatah kata pun.

" lo mau jadi pusat perhatian di sekolah?" Tanya Adlan cepat. Via menghentikan langkahnya. Ia rasa, kalimat Adlan barusan ada benarnya juga.

Adlan berjalan mendekati Via, namun Via kembali berjalan karena tahu Adlan mulai mendekatinya.

" lo beneran mau?" Adlan berhasil lagi membuat Via berhenti.

Via membalikkan badannya dan menatap Adlan sinis.

" lo takut? Makanya lo mau gue berhenti, ya, kan?"

" gue nggak ada maksud buat ngelukai, lo."

"Hh. Lo emang kagak ada maksud. Tapi niat!" Via menekan kata terakhirnya.

Adlan menarik nafasnya dalam, " Ok! Gue salah." Aku Adlan.

" emabg lo salah!"

" kan gue udah bilang kalo gue salah. "

" trus hubungannya sama gue?"

Adlan mengangkat sebelah alisnya.

"Emang kita ada hubungan? " canda Adlan.

" Ck!" Via membalikkan badannya dan kembali berjalan meninggalkan Adlan.

Via terkejut saat menemukan kaos hitam yang baru saja melayang dari atas kepala nya.

" kalo nggak mau jadi pusat perhatian, pake!" Suruh Adlan.

Via menoleh ke belakang. Namun dengan cepat ia kembali menoleh ke depan saat menemukan Adlan hanya menggunakan celana abu- abunya saja.

' ABS... njay! ' batin Via saat matanya tak sengaja melihat sixpact Adlan.

'Nggak- nggak! Gue gak gila!' Via menggeleng- gelengkan kepalanya cepat.

" kalo lo nggak mau pake biar gue bantu!" Adlan berjalan mendekati Via yang masih mematung di tempat.

" STOP!! Jangan mendekat bodo! Lo kagak pake baju!!"

Via mengibas- ngibaskan tanganya mengusir Adlan sehingga Adlan berhenti.

" OK. "

Via terkejut saat suara Adlan terdengar benar- benar dekat dengannya. Via langsung greget dan gugup.

" iihh..lo napa berhenti di belakang gue!!" Teriak Via dan memukul Adlan dengan kaos hitam yang sudah ia ambil sebelumnya.

Via tidak lupa menutup matanya, untuk menjaga kesuciannya :)

LOVADLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang