7.(konyol)

19 5 0
                                    

"Neng, Pukul udah delapan setengah neng! Bangun gih! Ketelatan nanti,atuh!" Suara bik Sami terdengar samar masuk ke telinga Via.

Via tau pasti itu suara bik Sami, yang kalo bicara kebalik- kebalik dan kekinian, "katanya!".

Usianya sekitar 50-an. Tapi masih strong buat nyari money dirumah yang megah ini. Pastinya bukan milik Via. Karena, status via disini cma NGE-KOSAN dirumah kakaknya sendiri. Sungguh Memilukan :(

"Nen_"

Syut!

Ucapan bik Sami terhenti saat jari telunjuk Via mendarat di bibirnya dengan posisi badan via masih menelungkup di atas ranjang kusutnya.

Via menggoyangkan jarinya ke kiri dan kanan. Via yakin, pasti bik Sami udah paham apa maksudnya. Anehnya, masih aja bik sami ngulang kesalahan yang sama.

Kadang via merasa tidak enak karna terus- terusan dipanggil pakai embel- embel "Eneng" sama bik Sami. Via kan cuma nge- kos, doang!

Bik sami mengaruk- ngaruk kerudung tua nya yang tidak gatal.

"Maaf! saya tapi berani kagak, atuh,..." bik sami spasi sebentar.

"Neng!" Lanjutnya pelan.

Via menghela napas nya panjang dan bangun dari tempat tidurnya menuju wc buat mandi dan terbang ke sekolah.

"Lain kali jangan ya, nek!" Ucap via sebelum benar- benar memasuki wc.

Bik sumi tersenyum mendengar kalimat terakhir via."Iya deh, cu" jawab bik sumi pelan sambil cekikikan dan beranjak ke ruang makan untuk menyiapkan sarapan buat via yang akan berangkat sekolah dan Kia yang akan berangkat kerja.

★★★

Pukul delapan!

Via menuruni satu persatu anak tangga menuju ruang makan. Ternyata Kia sudah duluan menikmati kelezatan masakan bik sami.

Via Mengambil sepotong roti dan mengoleskan nutela coklat diatas nya tanpa menghiraukan kehadiran kia yang kini menatapnya.

Dengan malas, via balas menatap mata kia yang berkerisma itu. Tentu saja, dia adalah seorang pekerja keras yang berprofesi sebagai arsitek profesional. Salah satu hasil karyanya adalah SMA fourkadot. Dimana sekarang via sekolah disana. Namun identitas via sebagai adiknya jarang di ketahui banyak orang.

"Apa?" Tanya via kalem saat mata kia beralih menatap roti yang sedang diolesnya.

"Lo nggak perlu natap gue kayak gitu napa? Kek uang kos nggak pernah di bayar aja dah!" Sengit via dan melahap habis roti tadi dan beranjak keluar rumah.

"Lo napa sih! Orang cuma mau ingetin nutelanya kebanyakan lo ambil!" Gumam kia dan melanjutkan melahap sarapan nya.

Pukul delapan lewat lima menit. Tapi via tetap santuy, karna rencana emas sudah menjadi perisainya didepan.

Via berjalan menuju garasi mobil dan membawa lamborghini merah mewah keluar dari sarangnya menuju sekolah.

Pastinya itu bukan lamborghini via, melainkan milik kia. Via diam- diam mengambil kunci mobil kia di lantai dua saat mau turun cari sarapan. Dan membawa kabur lamborghini itu

Bukan bermaksud pamer kepada teman- teman sekolah, hanya saja bermaksud membuktikan pada seseorang bahwa dirinya juga memiliki mobil yang lebih mewah dari pada yang dimiliki orang itu. Siapa lagi kalo bukan Adlan.

Ingat! Ini terkait harga diri!!

Jadi, ceritanya dimulai saat Adlan memayungi via yang sudah basah kuyup kena hujan lebat waktu itu. Dan tiga kalimat itu, keluar dari mulut adlan sehingga membuat via nekat membawa kabur lamboghini kia, hanya untuk menjaga HARGA DIRI.

LOVADLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang