6. ( Bodo Amat )

23 6 0
                                    

pletak!

"Bacot lo pid! Gue kira kabar  buruknya Mbak Suti kawin lagi! Nyatanya, lo ditinggal bolos ama Figo doang!" Gerutu Vino usai menepuk jidat David bersamaan dengan Ivan yang segera beristigfar mendapat teman miring kek gini.

"Hehe.. biar lebih dramatis gitu.." kekeh David sambil menarik salah satu kursi untuk ia duduki.

"Bay du way, ci Piki mana?" Tanyanya dan mulai menduduki kursi.

"Pulang!!" Jawab dua sejoli ketus.

"WAT?!"  Teriak David kembali mengangkat pantatnya sebelum berhasil menyentuh permukaan kursi.

Ivan  dan Vino menatapnya tajam.

"PIKIIII.......WAIT MI...." teriak David dan segera berlari keluar kelas 12 IPA 1 mengejar jejak kaki Alfiki yang sudah lebih dulu pamit pulang karna ada acara keluarga.

Vino mengeleng- gelengkan kepalanya tak percaya.

"Ini baru kabar buruknya!" Ujar Vino setengah waras.

Ivan menatap Vino tajam dan mengangkat tinjunya ke depan Vino.

"Apa! Lo ditinggal pergi ama David? Iya!" Kata Ivan seperti menggertak karna trauma kesal dengan kabar buruk David barusan.

Vino menggeleng pelan.

"Bukan. Tapi kabar buruknya gue mesti ke klinik buat periksa telinga gue. Udah budek apa belum." Jawab Vino polos.

★★★

Via tertawa geli melihat aksi Figo yang benar- benar sudah menguasai ilmu cabut ini.

"Eh, kok lo tau, yang nyiram tanaman tadi Pak Etong?" Tanya Via saat sudah berada di kerumunan pasar tradisionaal bersama Figo.

"Hehehe... gue sering ketahuan cabut sama Pak Etong pas lagi nyiram tanaman belakang.  Jadi sekarang gue udah nggak bodoh lagi dengan tak tik kuno Pak Etong buat nangkap gue." Jelas Figo.

Via tertawa kecil.

"Kok ketawa?" Tanya Figo.

"Napa? Ketawa gratiskan nggak bayar!" Balas Via masih ketawa.

"Kalo gue bilang bayar, pasti lo bakal jadi cewek kalem."ujar Figo.

"Lek, kita kemana sih?" Tanya Via saat sampai di deretan ruko-ruko sepi dan lengang.

"Nggak tau!" Jawab Figo cepat.

"Lah, trus?" Via sedikit terkejut mendengar jawaban Figo.

"Tenang aja, gue lagi ngebawa Lo ke jalan motong." Ujar Figo menenangkan Via yang terlihat sedikit gelisah.

"Ooh.. tadi Lo bilang nggak tau!" Cibir Via.

Tak berapa lama, hujan lebat  mulai turun. Matahari juga menutupi sinarnya.

Figo menarik tangan Via agar segera berteduh disalah satu ruko tutup terdekat.

Awalnya Via menolak. Tapi Figo terus memaksa nya.

Mau tak mau, Via akhirnya menurut juga.

"Gara-gara Lo nih,gue jadi kebasahan."gerutu Figo saat sampai di ruko itu.

Via menatap Figo kesal.

LOVADLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang