Chapter 7

881 72 15
                                    

DLDR
.
.
.
.
.
.
.

"Ah iya hyung, sebenarnya ada yang ingin kutanyakan padamu." Ucap Kino pelan
"Apa itu?" Jawab Yoongi acuh
"Sebenarnya, apa alasanmu keluar dari militer dan menjadi eum,, mafia? Maafkan aku jika aku salah" tanya Kino hati-hati
"Aku belum keluar. Aku masih berada dalam militer. Kau tau detektif suami istri itu? Mereka adalah sampah busuk. Dan misiku adalah menyeretnya ke hukum dengan cara tim kita. Dan masalah mafia, aku bukan menjerumuskan diri tapiitu adalah tim baruku yang sedang menyamar" jelas Yoongi pada Kino
"Ah jadi begitu. Dan masalah selalu meninggalkan jejak, apa itu sengaja?" Tanya Kino --lagi
"Ya. Itu sengaja. Dan selalu berhasil kau bersihkan." Ujar Yoongi cuek
"Ah masalah itu, kukira hyung tak sengaja" ujar Kino sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Aku mengantuk. Kau bicaralah dengan mereka aku ingin tidur."ujar yoongi sambil merebahkan diri di matras empuk yang ada disana.

"Oh iya. Kau mengikuti kami belakangan ini?" Tanya Namjoon yang entah kapan sudah bertengger manis di depan Kino
"Eum, tidak selalu tapi sangat sering" jawab Kino
"Kalau begitu kau tau bagaimana Yoongi hyung membunuh?" Tanya Jimin yang sudah ikut berkumpul bersama yang lain
"Eum, masalah itu aku memang sudah sering melihatnya membunuh ketika di militer. Tapi tak kusangka dia lebih megerikan daripada terakhir kali dalam perang" ujar Kino sambil mengingat ingat.
"Mumpung Yoongi hyung sudah tidur, aku akan memberitahumu jika dia masih belum bisa melupakanmu. Dia membunuh siapapun yang menghalanginya seperti dia sedang menghadapi musuh yang menembakmu." Jelas Jungkook pada Kino yang sedang terkejut.
"Sebegitunya Yoongi hyung merindukanku?" Lirih Kino
"Tak perlu khawatir, sekarang kau sudah disini. Bantu kami untuk menyeret dua sampah busuk masyarakat ke pengadilan. Kau bersedia?" Tanya Namjoon pada Kino yang sedang berfikir.
"Masalah itu, aku belum tau seluk beluk permasalahannya. Tapi, apa salahnya untuk membantu." Ujar Kini sambil tersenyum manis.
"Wah senyummu manis juga. Tapi mengapa kau bisa semisterius itu saat tak berekspresi?" Ujar Jin yang terkagum dengan senyum Kino.
"Saat masih dimiliter, aku dan Yoongi hyung selalu mendapat tugas untuk menelusup di kandang musuh. Jika kami tidak bisa memainkan ekspresi, maka kami sudah tercincang atau bahkan sudah menjadi daging bakar." Jelas Kino santai.
"Wah kalian berdua sungguh he---"

Dorr

"Bat" Seru Jimin yang terpotong dengan suara tembakan.
"Apa apaan kalian! Jangan bermain pistol didalam rumah! Aish mengganggu tidurku saja.
"Hyung, bukan kami. Tapi tembakannya dari luar" ucap Kino sambil mengamati kira kira dari arah mana tembakan tersebut berasal.
"Benarkah? Dari arah mana? Namjoon, apa mereka sudah berangkat?" Tanya Yoongi berturut turut.
"Hyung, mereka berangkat tetapi belum sampai." Ujar Namjoon
"Tidak. Peluru detetktif tidak seperti ini. Ini peluru yang telah dimodifikasi. Dan sepertinya ini dari jarak yang jauh. Dan dari arah----"

Dorr

Suara tembakan lagi lagi terdengar memotong ucapan Kino.
"Wah wah bodoh sekali snipper itu. Dia menembak dengan target yang sedang mengamati laju pelurunya." Ucap Kino meremehkan.
"Kau melihatnya Kino-ya? Darimana asalnya?" Tanya Yoongi.
"Dari arah jam delapan dari sini. Sekitar ketinggian duapuluh lantai dan mereka banyak." Ujar Kino yakin.
"Kau yakin? Bagaimana kau tau mereka banyak Kino-ssi?" Tanya Hoseok yang akhirnya bersuara.
"Sebelum kemari aku memang sudah melihat mereka. Aku juga melihat laser merah saat Jimin-ssi memuji senyumku. Dan pantulan dari kaca mengatakan mereka berkelompok." Jelas Kino yang masih dalam keadaan waspada.
"Lihatlah tatapannya. Setajam Yoongi hyung. Bahkan lebih tajam" bisik Jimin pada Hoseok.
"Tenanglah. Dia anggota lama Yoongi hyung." Balas hoseok sambil berbisik juga.

a riddle [ MYG + KTH ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang