“Gue mau lo jadi babu gue selama sebulan.”
“HA???”
Irene langsung overacted begitu denger Seulgi ngomong barusan, like what the hell?? Jadi babu??
“Gila kali yaaa,” seru Irene.
“Ya kalau lo gak mau sih gakpapa, gue gak rugi ini,” balas Seulgi santai sambil memasukkan berbagai jenis bahan dapur ke dalam trolley nya.
Sedangkan Irene langsung misuh-misuh, tapi tidak dipungkiri bimbang karena kalau dia nolak, kartu kreditnya bakalan di sita, kalau dia setuju, dia bakalan jadi babunya Seulgi- sedangkan Irene adalah seorang Tuan Puteri!
Ya tapi percuma kalau Tuan Puteri gak punya uang...
“Masa lo tega sih jadiin sahabat cantik lo ini babu? Lagian apaan coba sebulan? Lama amat, gue tuh gak ada bakat-bakatnya jadi babu Seulgiii,” protes Irene.
“Gue jadiin lo babu bukan tanpa alasan, dalam sebulan ini gue bakal dikirim kampus buat jadi atlet di turnamen renang, makanya gue butuh seseorang buat gue suruh-suruh,” jawab Seulgi yang mana langsung membuat bola ide di kepala Irene menyala.
“Daripada babu, mending jadiin gue manajer lo aja? Tenang, gue bakalan urusin semua keperluan dan ngejadwal semua kegiatan lo buat persiapan turnamen nanti, terus nanti—”
“Iya.” potong Seulgi, Irene juga langsung berhenti dan memandangi temennya itu dengan bingung.
“Iya?”
Seulgi yang semula mendahului Irene berhenti dan berbalik badan menghadap cewek itu, “Lo mau jadi manajer gue dibanding babu gue kan? Yaudah, iya.”
“AAAAAA GUE SAYANG BANGET SAMA LO SEULLL!” seru Irene kemudian secara reflek memeluk Seulgi karena kesenengan yang sekarang lagi membeku.
Seulgi juga mau membalas pelukan Irene tapi cewek itu teriak lagi yang mana langsung bikin niat Seulgi terhentikan. Tangannya menggantung di udara.
“MAKASIH SAHABATQUW! TERBAIK DEH!”
Kemudian Seulgi langsung oh. Dan melepaskan pelukan Irene sambil berdehem pelan, “Lepas, dilihatin banyak orang nih.”
Irene cengengesan dan langsung melepaskan pelukannya dari Seulgi, cewek itu masih sumringah yang secara instant bikin Seulgi ketawa kecil.
“Bayarannya di naikin tapi,” kata Seulgi.
“SIYAAPPP!”
Kali ini Seulgi ketawa dan dengan reflek mengacak pelan rambut Irene, mohon maaf ini yang diacakin rambutnya tapi hatinya juga ikutan acak-acakan loh.
“Nah sekarang lo dorong trolley gue, karena gue atlet dan lo manajer, berarti mulai saat ini lo yang ngurusin segala keperluan gue,” ujar Seulgi kemudian mendorong kecil trolley nya kearah Irene.
SEMENA-MENA BANGET GAK SIHHH tapi berhubung nasi sudah menjadi bubur— tinggal dikasih kecap, sambel, suiran daging, kacang sama kerupuk biar gak nyesel-nyesel banget— Irene pun gantian mendorong trolley Seulgi sementara Seulgi nya yang milih dan masukin segala jenis bahan dapur kedalamnya.
“Seul, mampir ke baby shop dulu yuk abis ini,” kata Irene ketika mereka lagi di tempat kasir bayar semua bahan dapur serta cemilan hasil keliling tadi.
Tau gak, orang-orang disekitar ngiranya Seulgi sama Irene ini pengantin baru. Soalnya ya chemistry nya dapet banget gitu, ditambah sama bahasan 'baby shop' YA GIMANA TIDAK SUUDZON. Hmm gak tau deh itu dua orang sadar apa nggak lagi di ghibahin khalayak, kayaknya sih nggak nder.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone • Seulrene
FanfictionMau dibilang temenan, tapi terlalu dekat. Mau dibilang pacaran, tapi gak pernah jadian. Jadi, kita tuh apa? Warn: • gxg • harsh words ©baeseulnity, 2020.