-2

103 9 5
                                    

Di antara hari lain, hari yang paling Nesya sukai adalah hari Jum'at. Karena hari itu adalah jam pertama olahraga berpetepatan kelas sang pujaan hatinya juga jam olahraga.

Nesya sudah tersenyum-senyum kala melihat sosok jangkung itu memimpin pemanasan kelasnya. Yang membuat Nesya juga senang, Arion yang selalu memimpin pemanasan di kelasnya itu, itu membuat Nesya tak perlu susah-susah mencari cowok itu karna Arion selalu berada di depan.

Hm indahnya....

Wajah Nesya yang semula tersenyum langsung mengaduh kesakitan kala merasa pukulan di kepalanya. Ia menoleh dengan sebal, mendapat wajah tanpa dosa Ren, pelaku yang menabok kepala Nesya.

"Lo kemasukan kunti di lab ipa, senyum-senyum sendiri kek orang gila" ujar Ren, Nesya hanya memutar bola mata malas.

"Apa sih lo kutil anoa, gangguin gue mulu anjir, naksir bilang"

Cowok yang bernama Rendika itu tampak terkejut.

"Gue? naksir lo? hahahaha sampai lucinta luna jadi member blekping gak bakal pernah, ogah gue" mendengar perkataan Ren, tanpa kata  Nesya langsung menjambak rambut Ren tanpa ampun, membuat mereka jadi pusat perhatian.

"Woy astaga, dasar bocah TK, udaaah woy, gak malu lo diliatin adik kelas njir" ucap Ara, merasa kasian juga melihat Ren yang mengaduh kesakitan.

"Udaaah anjir, itu pak Billi udah otewe kesini, lo berdua gak mau berhenti gak" teriak sang ketua kelas, membuat Nesya melepaskan tangannya dari rambut Ren yang sudah berantakan itu, dan dengan bantuan Ara yang mencoba memisahkan mereka.

"Heran juga, cewe kek maung macam Nesya di gangguin, kek gak ada cewe lain aja" celetukan dari cowo berwajah bule itu membuat Nesya menoleh ke arahnya.

"Lo kalau gak mau dapet jambakan maut Nesya mending diam aja deh cas"

Cowok itu, Lucas hanya nyengir membalas tatapan tajam Nesya.

Sedangkan Ren masih mengelus rambutnya, sambil membuat wajah sedih tersakiti membuat Ara di sampingnya ingin menampolnya, tapi kasian kepalanya abis dijambak ama Nesya.

"Heran kenapa modelan kek Ren bisa jadi anggota OSIS"

"Heh kutu kupret, diam gak lo, gue sepak juga nih mata lo" ujar Ren sambil menatap tajam Lucas.

Lucas mengabaikan perkataan Ren dan malah menghampiri Nesya yang sedang mengikat sepatu.

"Lo kalo gak mau kaya Ren, mending jauh-jauh dari gue deh Cas, muka lo ngeselin" kata Nesya saat Lucas baru saja jongkok di sebelahnya.

"Ya gusti, baru juga datang, belum ngapa-ngapain" kata Lucas membuat Nesya mendengus.

"YAUDAH, APAAN"

"Sante bu, pms ya lo" ucap Lucas tapi langsung mengubah ekspresinya saat Nesya menoleh dan menatapnya tajam.

"Itu minta nomornya Adena anak ipa  dong"

"He kutu kupret, lo mau gue jambak, minta sendiri sana" kata Nesya sambil berdiri dan diikuti Lucas.

"Elah gitu amat lo ama temen"

"Emang kita temen?"

"Jahad anjerr"

"Gini yaa bule nyasar, lo kan anak basket, Adena juga basket, terus kan kalian yang eskul basket punya grup chat dong" ucap Nesya panjang lebar yang malah ditatap bingung oleh Lucas.

"Ya terus kenapa"

"YA LO CARI NOMORNYA DI GRUB ITU MAEMUNAH, IIIH GUE JAMBAK BETULAN NIIIH ANJIR EMANG, BIKIN EMOSI" pekik Nesya yang langsung membuat Lucas terlompat mundur kaget sambil memegang dadanya.

That Boy📍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang