PART 4
Hari telah berlalu di dunia game, sedangkan didunia nyata seperti baru beberapa jam yang lalu.
Chaeyoung dan Dahyun kini telah menemukan weapon yang mereka beli setelah berhasil mengalahkan beberapa babi hitam dan hewan liar untuk membantu mereka belajar mengenai skill apa yang mereka punya.
Chaeyoung mengambil weapon sebuah pedang seperti pertama kali dia gunakan, sedangkan Dahyun kearah mode penjagaan. Dahyun memilih Hammer dan sebuah defender. Dengan senjata yang mereka punya maka mereka seperti dua orang yang mampu menghindari berbagai serangan dari musuhnya. Tak lupa Chaeyoung juga mempelajari cara penggunaan shuriken untuk metode jarak jauhnya.
Hingga sesuatu hal terjadi tanpa mereka sadari. Langit berubah menjadi merah dan mereka mulai ber-teleport ketengah kota pada lantai tersebut. Tulisan "Warning" mulai terlihat dilangit tersebut.
Sebuah bayangan muncul dari celah-celah langit tersebut.
"Apa ini Chaeyoung?" tanya Dahyun masih terus melihat ke bayangan tersebut.
"Apa ada yang mencoba masuk ke system?"
"Sebaiknya kita segera menghubungi GM." Dahyun mulai mengeluarkan menu dan mencoba menghubungi GM namun tidak ada balasan.
"Chaeyoung?" kata Dahyun getir.
"Wae?" Chaeyoung masih melihat bayangan besar yang kini ada diatas mereka.
"Tombol keluarnya tidak bisa." kata Dahyun.
"Hah?" Chaeyoung mulai melihat Dahyun.
"Tombol Keluarnya tidak ada."
Chaeyoung mulai membuka menunya dan memang benar tombol untuk Exit yang sebelumnya bisa dipakai kini tidak dapat dipakai.
"Selamat datang, Survivors" seru bayangan tersebut.
"Saya adalah satu-satunya orang yang mampu mengendalikan dunia ini untuk saat ini. Beberapa dari kalian mungkin sudah menemukan bahwa tombol keluar telah dimatikan dari menu utama.Tetapi ini bukan kesalahan pada permainannya. Tetapi inilah fitur yang telah saya ambil alih saat ini. Pemain tidak akan bisa keluar atas kemauannya sendiri, bahkan dari dunia luar sekalipun. Bahkan bila tabung itu dimatikan secara paksa maka pemancar yang ada di tabung yang tersambung dengan helm yang kalian gunakan akan membuat sebuah gelombang pendek yang sangat kuat sehingga dapat mematikan kalian dengan waktu yang sangat singkat."
"Apa yang dia maksud?" tanya Dahyun.
"Jika Mr. Hirai men-shutdown aplikasi ini atau pun mematikan secara paksa sumber daya yang ada dalam tabung yang kita gunakan ini maka kita akan mati." jawab Chaeyoung dengan rahang yang mulai mengeras. Para peserta lain juga mulai terlihat riuh dan sedikitnya ada yang protes.
"Tentunya Mr. Hirai melihat ini dengan jelas." lanjut bayangan tersebut.
"Mr. Hirai, jangan sekalipun untuk mencabut tabung itu. Hahahhaa" lanjutnya kembali.
"Lalu, apa untungnya kau memberitahukan itu pada kami?" tanya salah seorang survivors.
"Itulah yang ingin aku terapkan pada kalian. Kalian tidak akan bisa kabur dan harus menyelesaikan 100 lantai yang ada. Jika satu saja tidak mampu menyelesaikan lantai tersebut maka kalian semua akan mati. Dan, setiap bar HP kalian nol maka kalian akan tetap kembali ke base namun kalian harus bergantung pada teman kalian untuk menyelesaikan seluruh lantai. Itu artinya kalian akan berada dalam ruang kosong dan tak melakukan apapun selama permainan ini selesai."
Para peserta mulai riuh pikuk saling berbicara.
"Dari awal permainan ini memiliki tujuan untuk bertahan hidup. Maka ini lah tujuan ku sesungguhnya. Mengambil alih seluruh system dan membuat kalian benar-benar harus bertahan hidup hingga nyawa kalian mencapai titik nol. Dan sekarang semua telah selesai. Ini adalah akhir dari beta test untuk peluncuran Survivors Online. BERTAHAN HIDUP. Semoga berhasil, Survivors."
YOU ARE READING
SURVIVAL ONLINE (Michaeng)
FanfictionSurvival Online adalah game berbasis MMORPG. Namun, game ini bukan sembarang game. Game ini merupakan game pertama yang telah dibuat oleh Mr. Hirai dengan konsep yang berbeda. Game ini menyajikan pengalaman nyata bagi pemainnya. Game ini akan diuji...