4. Taruhan

61 41 17
                                    

Semenjak kejadian tadi di kelas Luna merasa bahwa dirinya hidup serba sendiri.

Dia teringat ucapan Jyani tentang taruhan tersebut karena sekarang sudah waktunya pulang jadi dia memutuskan segera menemui Jyani.

"Datang juga gue nungguin lo dari tadi lama banget sih"

Luna diam tak menjawab hanya sebuah tatapan datar yang diberikan sebagai jawaban.

"Gue udah bosen dengan namanya taruhan, jadi... "

Masih tak ada jawaban dari Luna

"Gue tantang lo untuk yang terakhir kali setelah itu kita jadi temen biasa seperti yang lainnya, gimana?"

"Apa tantangannya?"

"Besok lo harus tersenyum, ramah ke semua orang, dan jangan diem aja lo harus jadi orang bawel kaya cewek biasanya cuma satu hari kok"

Luna membelalakkan mata tidak percaya! Mana mungkin dirinya melakukan hal tersebut itu sangat mustahil

"Lo gila ya?"

"Gue waras, apa yang salah?" Jyani mengacuhkan kedua bahu

"Yaudah gue kasih pilihan kedua kalo lo gamau, pilihan kedua lo jadi babu gue selama 3 bulan"

Luna membelalakkan mata untuk yang kedua kalinya. Pilihan kedua lebih gila bagaimana mungkin dia harus menjadi babu?

"Gimana?"

"Yaudah gue pilih yang pertama aja"

Luna pasrah, Luna sabar, Luna baik nggak seperti Jyani

"Tapi cuma satu hari kan?"

"Iya Luna cantik"

"Apasih gue gak cantik gue jahat"

"Mana ada sih orang yang ngaku dirinya jahat kalo ngaku nanti penjara penuh dong"

"Bodo, Bye gue mau pulang"

Dengan gerakan cepat Jyani menahan tangan Luna supaya berbalik menghadap dirinya

"Senyum dong pemasan buat besok" Jyani tersenyum

"Ogah"

.

Sampai di rumah dengan berjalan kaki itu sangat melelahkan, ketika Luna sampai di kamrnya dia langsung merebahkan dirinya dan mencoba memejamkan kedua mata namun dia teringat ucapan Jyani saat pulang sekolah

"Ahhkkh menyebalkan" Luna menjerit memukul barang yang berada di kasurnya.

Pintu terbuka muncullah sang kakak laki-laki yang bernama Jayn tapi suka di panggil Jay

"Eh kakak, aku gak kenapa napa kok, eem. Tadi ada kecoa di bawah makanya aku teriak hehe" Senyum kikuk yang bisa dilakukannya

"Kirain ada apa"

Wajar saja jika Kak Jayn langsung datang ke kamar Luna kamar mereka sebelahan jadi ketika mendengar suara yang agak keras pasti kedengaran.

Btw Luna kalau di rumah ngomongnya lembut gak kaya di sekolah entah faktor apalah.

"Yaampun barusan gue lakuin apa?" Dan akhirnya dia bingung sendiri

"Mending sekarang gue mandi hernihkan pikiran habis itu makan lalu tidur"

Selesai mandi Luna turun ke bawah menuju dapur di sana sudah ada Mamah, Papah beserta Kak Jayn

"Ayo makan" Seru Mamah

"Iya ayo"

"Gimana sekolah kamu?" Tanya Papa

"Baik-baik aja kok"

Every One Has Their Own Happines ✔ |HIATUS|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang