3. Sahabat Gua Juga Milih Dia :(

22 0 0
                                    

Scroll scroll scroll ....

Jari lentiknya tidak berhenti mengusap benda pipih menyala itu. Mimik mukanya selalu berubah saat gambar yang ada di layar ponselnya berganti - ganti. Melotot, mengernyit, manyun, tatapan jijik, tatapan remeh. Semua bentuk wajah aneh itu tergambar jelas di sana.

"Woy! Mukanya biasa aja geh," seorang pria datang dari belakang dengan stelan sporty. Dia memakai hoodie abu - abu dan celana panjang berwarna senada. Tidak lupa sepatu sport ringan yang tampilannya gak terlalu ribet seperti sepatu jaman sekarang.

Momon menatap pria itu sesaat, lalu kembali melanjutkan aktifitasnya.

"Lagi nge-stalk orang yah?" tanya pria itu.

"Hm ...." Momon hanya mengangguk pelan.

Karena penasaran, pria itu mendekat, dia ikut melihat layar dari benda pipih yang dipegang Momon. "Eh, itu bukannya Aisyah?" tanya-nya saat mengenal gambar yang ada di ponsel Momon.

"Ssstt! Jangan berisik!" Bisik Momon.

"Tumben amat lo nge-stalk cewek, lo udah berubah haluan?" Pria itu sedikit menaikan alisnya melihat Momon.

Gadis itu mengernyit, dia memundurkan sedikit wajahnya dengan tatapan bingung. "Haluan? Maksudnya?"

"GxG," jawab pria itu singkat.

"GxG apaan?" tanya Momon lagi.

Pria itu memperpendek jarak antara dia dengan Momon. Mendekatkan wajahnya ke arah telinga gadis itu, dan sedikit mencondongkan tubuhnya agar tidak menyentuh Momon. Hembusan hapasnya sedikit terasa di telinga Momon yang tertutup hijab.

"Les--bi--an," bisiknya perlahan mengeja satu per satu kosakatanya.

"Pantat lo! Lesbian," kata Momon cepat.

Seketika seluruh pandangan mengarah pada mereka, suara Momon yang cempreng menjadi satu - satunya suara yang terdengar di ruangan itu.

"Weh, congor lo pelanin goblok! Kita masih di perpus!" geram pria itu dengan berbisik.

"Ya elo, ngomong yang enggak - enggak aja." Momon menatapnya malas.

Keadaan kembali hening, perpustakaan kembali tenang dan sunyi suara. Capek bersandar pada rak buku, Momon beranjak pergi ke salah satu meja dan duduk di sana. Pria itu mengikutinya dan duduk di depan gadis itu. "Kenapa lo nge-stalk Aisyah?" Tanya pria itu.

Momon menghembuskan napas malas. Ia menadah dagu dengan sebelah tangannya lalu menatap pria itu datar. "Gua mau curhat. Lo ada waktu?"

"Apa? Apa? Apa?" Tanya pria itu antusias.

"Pertama gua mau nanya dulu."

"Nanya apa?"

"Michel Noela Zain. Orang yang di anggap paling dekat oleh gadis cantik bernama Monica Yolanda Syalala--"

"Cihuy!" potong Michel cepat.

"Gua belom selesai."

Michel tersenyum. Pria itu selalu mengambil part 'Cihuy' nya author :(.

"Antara gua dan Aisyah, mana yang akan lo pilih?" lanjut Momon.

"Pilih untuk apa dulu?" tanya Michel balik.

Momon kembali memutar bola matanya malas, "Ya jadi pacar lo-lah," gumamnya cepat.

Michel terdiam, raut mukanya berubah, dia menatap gadis di depannya aneh. "Kenapa? Kok diem?" Tanya Momon.

"Lo ... nembak gua?" tanya Michel balik.

Huft...
Untuk kesekian kalinya, Momon menghela napas pelan. Entah kenapa dia bisa bersahabat dengan bule lemot kayak Michel. Walau dia belasteran Amerika - Indonesia, dan selalu jadi center di kampus karena selalu menang lomba. Tapi otaknya tidak pernah menunjukkan dirinya itu pinter, apa lagi saat bersama Momon.

"Gua cuma nyuruh lo pilih, bukan jadi pacar gua," ujar Momon.

Michel menyederkan badannya, dia memiringkan kepala dan menatap gadis itu. "Yakin cuma suruh pilih, gak mau jadi pacar beneran?"

"Iya, cepet jawab!"

Michel kembali memajukan badannya, melihat lebih dekat wajah datar Momon yang menunggu jawaban darinya. "Okey, kalau gua sih, udah jelaslah yah ... Cewek alim, cantik, baik, manis, kalem, anak ustad besar. Siapa coba, yang gak mau milih Aisyah kecuali dia udah nikah? Gua pilih dia-lah."

Bibir Momon mengerucut, mukanya merenggut kesal. "Iiihh kok dia sih? Lo gak ada niatan buat milih gua gitu?"

Michel meringis, ia berusaha menahan tawa yang sebenarnya mau keluar sejak gadis di depannya merungut. "Hah! Milih elo? Ogah kali."

"Ih Jahat," kata Momon memajukan bibir bawahnya yang merah. Dia lalu menundukkan kepala sampai menyentuh meja. "Kenapa gak ada satu pun yang mau sama gua," rengek Momon.

"Gua mau kok sama lo," kata Michel.

"Serius?"

"Iya ... Tapi lo harus jadi anaknya bapaknya Aisyah dulu, biar cantiknya Aisyah nular ke elo."

"BGST!"





Continue....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KALEM? Cih! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang