13. Past [5]

1K 145 8
                                    

Masih pagi, tetapi suasana hati Noah sudah sangat buruk karena pemandangan tidak sedap yang dilihat di jalan saat akan pergi ke rumah sakit.

Sarah Park yang biasanya jam enam pagi masih berkelana dalam mimpi, hari ini malah sudah berdandan cantik mengenakan gaun floral sang ibu dan bucket hat untuk menutup rambut hitam sepinggang yang dikucir setengah. Saat ditanya hendak ke mana, Seth yang berjalan di samping Sarah menjawab, "Kebun stroberi, Sarah ingin memetik stroberinya sendiri."

"Oh," sahut Noah yang tidak mau repot-repot turun dari sepeda motor, "tetapi apa penampilanmu tidak terlalu heboh hanya untuk ke kebun, Sarah?"

Kali ini Noah meneleng, memandang Sarah yang malah berdiri di belakang Seth dan membuang pandangan. Gadis itu masih menghindar karena malu, jadi sekadar bertatap mata dengan sang tetangga pun, Sarah tidak sanggup.

"H-heboh?" Sarah refleks memperhatikan penampilannya dan mulai merasa ucapan Noah benar. Padahal mereka hanya akan memetik stroberi, tetapi penampilan gadis itu seperti akan bertamasya ke taman bunga.

"Tidak, kok." Seth menyahut. "Penampilan Sarah sangat cantik dan kurasa pakaiannya cocok untuk ukuran calon nyonya yang hanya akan memantau kebun stroberinya."

"Apa? Nyonya?" Ekspresi Noah makin kusut, suasana hatinya sudah ada di level lebih dari sangat buruk!

"Nyonya Lee," jelas Seth diiringi tawa pelan.

"Seth, aku takut matahari makin tinggi!" Sarah buru-buru bersuara. "Ayo pergi sekarang. Aku tidak mau terbakar matahari kalau berangkat terlalu siang."

Seth mengangguk, laki-laki itu lantas berpamitan pada Noah. "Maaf, kami harus pergi sekarang. Oh iya, jangan khawatir, aku akan menyisihkan stroberi untuk Kakak kalau mau."

"Tidak usah!" jawab Noah ketus. "Aku tidak suka stroberi dan lagi aku tidak akan pulang hari ini."

"Ah, oke," sahut Seth lirih. Detik berikutnya, Seth dan Sarah benar-benar meninggalkan Noah di pertigaan, pergi ke arah berbeda dari tujuan dokter muda itu.

Seth dan Sarah sudah berteman sejak kecil, dulu Noah juga sering bergabung untuk bermain dengan mereka. Melihat keduanya akrab, Noah tidak pernah mempermasalahkan kedekatan itu, tetapi hari ini perasaannya jadi berubah.

Noah sama sekali terganggu melihat Sarah yang terlalu sering tertangkap mata berduaan dengan Seth, lebih-lebih sejak perkataan Adrian soal lamaran Seth pada Sarah terus terngiang di kepala.

Di sisi lain, Sarah menoleh sekali lagi ke belakang untuk memastikan keberadaan Noah di pertigaan. Rupanya laki-laki itu sudah benar-benar pergi tanpa mengacuhkannya.

Gadis jangkung itu mengerucutkan bibir dan tanpa sadar mengentak setiap langkahnya menuju kebun stroberi. Tiba-tiba hatinya menjadi jengkel sebab mengingat komentar Noah yang tidak menyenangkan. Bukannya memuji atas usaha Sarah untuk tampil cantik, laki-laki itu malah mengatai dandanannya terlalu heboh!

Bukan hanya ucapan yang tidak menyenangkan, ekspresi Noah juga tidak terlalu sedap dipandang walau wajahnya masih tetap tampan. Laki-laki itu tampak kesal saat menatap Sarah. Apa karena ... Noah kesal atas ciuman dadakan waktu itu?

Jangan-jangan, Noah tidak senang karena merasa keki akibat ajakan menikah Sarah yang sembrono?

Jika semua itu benar, maka Sarah tidak bisa memaafkan Levin!

Levinlah yang memberi usul untuk lebih dulu menyatakan cinta pada Noah. Katanya, pernyataan cinta gadis itu memiliki kemungkinan besar untuk diterima, sebab Nicole memang pernah bilang kalau kakaknya menyukai Sarah.

"Kau tahu, kan, saat ini orang-orang terus menyuarakan kesetaraan gender? Laki-laki dan perempuan itu sama, termasuk dalam hal menyatakan cinta. Jadi, sudah tidak zaman kalau kau terus menunggu pernyataan laki-laki. Kau sebagai seorang wanita juga bisa menyatakan cinta lebih dulu!"

Levin terus mencerocos dan memengaruhi Sarah hingga akhirnya, tanpa pikir panjang gadis itu menerima ucapan asal temannya mentah-mentah. Sarah bahkan nekat mencium Noah dan mempermalukan diri sendiri. Padahal, kalau gadis itu mau berpikir sedikit lebih lama, dia pasti bisa menyimpulkan mustahil bagi Noah menerima lamaran gadis ingusan yang baru lulus SMA seperti dirinya, lebih-lebih karena sekarang dokter muda itu sudah pasti hanya akan memedulikan studi dan kariernya yang sedang dibangun perlahan.

"Lagi-lagi kau melamun." Suara Lucy langsung menarik Sarah dari ruang khayalnya. "Kau pikir dengan bengong begitu pekerjaanmu akan cepat selesai?"

Sarah mendesah frustrasi, lalu menoleh pada sang ibu yang sangat betah mengomel tiap kali dia di rumah. Alasan seperti inilah yang membuat Sarah makin ingin segera menikah dan angkat kaki dari rumah supaya Lucy tidak bisa lagi mengomel, mengatur, atau memarahinya, terutama soal hal-hal yang berkenaan dengan ujian masuk universitas.

"Mau cepat atau lambat, pada akhirnya pekerjaanku tetap akan selesai, kok," balas Sarah jengkel. "Ibu seharusnya maklum dan paham kalau aku tidak bisa segesit ibu!" imbuhnya sambil membanting sawi yang baru dicuci ke baskom.

Melihat itu, Lucy langsung mendecak dan memukul bahu putrinya. "Jangan dibanting. Nanti rusak!"

"Ugh, Ibu bisa tidak bersikap lembut padaku? Aku ini anak perempuan satu-satunya, seharusnya jadi yang paling disayang, tetapi yang terjadi malah sebaliknya, Ibu selalu mengomel dan memukul. Beda sekali perlakuannya kalau pada Kak Alan!" Sarah makin bersungut-sungut dan menekuk wajah.

"Itu karena kakakmu penurut dan pintar!"

"Iya iya, Kak Alan pintar, Adrian juga, jadi Ibu cuma sayang mereka, sedangkan aku yang bodoh ini, lebih baik dibuang saja, tidak usah dianggap anak. Iya, kan?" sarah terus mendumal seraya bangkit dan melepas sarung tangan karetnya. "Kalau itu memang mau Ibu, lebih baik aku pergi sekarang!"

"Hei, siapa yang menyuruhmu pergi, kembali Sarah Park!"

"Tidak mau!"

Sarah mempercepat langkah sebelum Lucy bangkit dan menyusulnya. Satu-satunya tempat berlindung yang saat ini bisa Sarah pikirkan hanyalah rumah tetangganya, kediaman keluarga Kim.

Beberapa hari lalu gadis itu memang sempat ragu untuk ke sana karena malu dan sungkan pada Noah, tetapi setelah tadi pagi mendengar si dokter muda tidak akan pulang, Sarah bisa sedikit tenang dan meyakinkan diri untuk mengungsi sebentar di sana.

29.12.19

💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


8/3/20

Revisi 8/2/23

Being Parents (SOWJIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang