10. First Meet

1.2K 177 19
                                    

Noah bilang, Kai tidak boleh berisik dan tidak boleh menangis ketika menjenguk Bunda. Makanya, sekarang anak itu mati-matian menahan isakan dan laju air mata agar tidak jatuh membasahi pipi saat memandangi sang ibu dari kaca pintu ruang rawat.

Leher wanita itu dipakaikan kerah servik dan ada beberapa bagian tubuh yang lecet akibat menghantam permukaan semen yang kasar. Dokter yang menangani Sarah juga bilang kalau kaki wanita itu terkilir dan tidak bisa digunakan untuk berjalan selama beberapa waktu ke depan.

"Untungnya tubuh Olivia sempat tersangkut ke kanopi layar yang ada di bawah kamar apartemennya sehingga dampak benturan saat jatuh ke lantai tidak mengancam nyawa. Akan tetapi, tetap saja, keadaannya bisa dibilang cukup buruk. Dia mau tidak mau harus hiatus dari aktivitas keartisannya."

"Kapan Bunda bangun, Paman?" tanya Kai dengan suara seraknya.

Joe tersenyum dan sedikit menunduk, menatap Kai yang ada di gendongan Noah. "Tenang saja, bundamu akan segera bangun. Sekarang dia hanya sedang tidur karena lelah."

"Ayo masuk, Yah." Kai langsung menatap Noah dengan ekspresi memelas. "Kai ingin lihat Bunda dari dekat."

Noah menarik napas dalam dan mengembuskannya perlahan. Dia menatap Kai dan Sarah bergantian, mempertimbangkan permintaan putranya untuk melihat sang ibu secara langsung untuk pertama kali.

"Janji dulu pada Ayah, Kai hanya melihatnya, jangan membuat Bunda terganggu, ya?"

Kai mengangguk patuh. Noah lantas menurunkan anak itu dari gendongan, membukakan pintu agar putranya masuk lebih dulu. "Kai duluan, nanti Ayah menyusul."

Setelah Kai masuk dan memastikan bocah itu duduk diam pada kursi di samping ranjang Sarah, Noah mengalihkan pandangan lagi kepada Joe, temannya sesama dokter. "Terima kasih telah mempertemukan kami dengan Sarah—maksudku, Olivia."

"Yah, itulah gunanya teman. Kau harus berterima kasih karena aku telah menjadikan Kai salah satu penggemar beruntung yang dapat melihat Olivia secara langsung—walau sangat disayangkan keadaannya saat ini sedang sangat memprihatinkan."

Ucapan Joe diakhiri ekspresi prihatin mengingat kondisi pasiennya yang hingga beberapa jam setelah kecelakaan masih belum sadar.

Noah tersenyum miris, lagi-lagi orang lain hanya menganggap Kai sebagai penggemar cilik Olivia yang terlalu fanatik. "Kai tidak beruntung sama sekali soal ini," gumam Noah.

"Iya, sih. Bertemu idola pertama kalinya, tetapi dalam keadaan seperti ini—"

"Tidak, bukan begitu," potong Noah. Pria itu lantas mengalihkan pandangannya ke ruangan Sarah, memperhatikan Kai yang duduk tegap tanpa mengalihkan pandangannya dari sang ibu. "Kau mungkin berpikir kalau Kai terlalu berlebihan sampai memanggil Sarah dengan sebutan bunda, atau menertawakan aku yang membiarkan Kai tampak seperti anak yang sedang berkhayal hal mustahil, tetapi nyatanya Kai bukan sedang mengada-ada. Sarah memang ibunya."

Sesuai dugaan, Joe tertawa kecil, mencibir apa yang baru saja dikatakan Noah.

"Responsmu persis seperti yang aku pikirkan," gumam Noah, "tetapi aku tidak tersinggung karena sudah biasa menghadapi orang lain dengan reaksi yang sama."

Suasana mendadak canggung karena Noah tampak sangat serius. Joe masih terlihat tidak percaya, tetapi dia tidak lagi tertawa seperti sebelumnya.

"Kau memang tidak terlihat seperti sedang bercanda, tetapi ucapanmu juga bukan hal yang mudah dipercaya," ucap Joe lirih dan penuh kehati-hatian.

"Sayang sekali aku tidak membawa foto pernikahan kami," jawab Noah.

"Noah, katakan kalau kau hanya bercanda. Olivia belum menikah dan mustahil dia memiliki anak sebesar Kai."

"Untuk sekarang, terserah mau percaya atau tidak, tetapi ... tolong rahasiakan apa yang tadi aku katakan. Aku tidak mau dianggap sebagai penggemar fanatik gila kalau sampai orang lain tahu."

"Ya, aku juga tidak mau dibilang orang gila karena mengatakan Olivia telah menikah," sahut Joe diiringi tawa hambar.

"Terima kasih," ucap Noah seraya menepuk pelan bahu temannya. "Oh iya, kau bilang tiga puluh menit lagi manajer Sarah akan kembali ke sini, kan? Jadi aku harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Kalau begitu, aku akan masuk dulu. Tolong jaga pintu sebentar."

17.12.19

💜

5/3/20

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

5/3/20

Revisi 7/2/23

Being Parents (SOWJIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang