Chapter 2

1.5K 160 21
                                    

Lan Xichen memasuki pekarangan kediaman Lan. Dia memarkirkan mobilnya dan masuk ke dalam rumah. Pria itu langsung berjalan ke kamarnya dan mulai membersihkan diri. 

Setelah selesai membersihkan diri, Lan Xichen mengambil koper kecil untuk di isi benda-benda penting yang perlu dibawanya dari kediaman utama Lan ini.

Tidak banyak karena untuk pakaian sendiri, Lan Xichen memiliki banyak di rumah yang di tempatinya bersama dengan Nie MingJue dulu.

Ketika masih sibuk memilah-milah barangnya, suara ketukan pintu terdengar.
Lan Xichen mempersilahkan orang itu masuk dan ketika pintu di buka. Terlihat Lan WangJi berdiri di sana.

“WangJi, masuklah.” Lan WangJi mengangguk, dia masuk dan menutup pintu kamar sang kakak. Dia menghampiri kakaknya dan duduk di sofa tunggal yang ada di kamar itu.

“XiongZhang, kau yakin?” pertanyaan Lan WangJi membuat Lan Xichen menghentikan kegiatannya.
Dia duduk di pinggir tempat tidur, tepat berada di hadapan Lan WangJi.

“WangJi, aku tidak bisa terus-terusan menghindari ini. Aku akan menghadapi kenyataan dan tinggal kembali di sana.” Jawab Lan Xichen.

Lan WangJi mengangguk sebagai balasan. Dia hanya khawatir pada sang kakak, tapi sepertinya kakaknya memang sudah bisa menghadapi masalah ini. Lan WangJi senang.

Pria yang lebih muda itu bangkit berdiri kembali dan berjalan menuju pintu kamar Lan Xichen.

“XiongZhang, aku pergi.” 

Lan Xichen mengangguk pada sang adik, setelah Lan WangJi pergi, Lan Xichen kembali mengemas barang-barangnya.

******

Pagi ini Lan Xichen sudah dalam perjalanan menuju kediamannya, setelah berpamitan dengan sang adik dan sang ayah.
Lan Xichen langsung pergi.

Kediamannya itu berada di pinggir kota, dahulu keduanya memilih tempat itu agar mereka bisa hidup agak jauh dari keramaian kota yang menyesakkan. 

Penjaga rumah yang bertugas untuk merawat dan membersihkan kediamannya menyambut Lan Xichen dengan kebahagiaan. 

Sudah setahun tuan mereka memilih untuk tidak menginjakkan kaki di rumah ini, tapi sekarang tuan mereka sudah kembali ke kediamannya. Mereka sangat senang. Nuansa biru dan putih langsung menyapa penglihatan Lan Xichen. 

“Tuan, kami sangat senang kalau tuan memutuskan untuk kembali kesini. Apa ada yang perlu kami siapkan untuk tuan Lan Xichen?” tanya pelayan-pelayannya.

“Tidak perlu, kalian bisa melanjutkan kegiatan kembali. Aku ingin berjalan di pekarangan dulu.” Jawab Lan Xichen dan dibalas anggukan oleh pelayannya.
Mereka permisi undur diri. 

Lan Xichen menyusuri perkarangan rumah yang dulu selalu dirawatnya untuk dijadikan objek lukisan nya. Hah, ngomong-ngomong soal lukisan. Lan Xichen juga tidak pernah menyentuh hobby nya itu lagi setelah kepergian Nie MingJue.

Puas menyusuri perkarangan, Lan Xichen masuk kedalam kediamannya. Foto pernikahannya langsung menyambut Lan Xichen. Pria itu memandang wajah tampan dan tegas yang dimiliki oleh suaminya itu. 

Lan Xichen jadi sangat merindukan Nie MingJue.

Pria itu masuk kedalam kamar nya dan Nie MingJue, setelah dilihat lagi ternyata kamar ini sangat luas. Karena ruangan ini juga merangkap jadi ruang studio Lan Xichen dan juga ada dua pintu yang satu untuk closet room lalu satunya lagi untuk ruang kerja Nie MingJue. 

Jangan lupakan fakta tubuh keduanya yang tinggi dan besar, sehingga kamar ini harus di tata sedemikian rupa untuk mereka tempati. Tapi itu dulu, sepertinya Lan Xichen harus pindah ke kamar yang agak kecil. Yang hanya cukup untuk dirinya sendiri saja.

Dancing with Your GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang