Chapter 4

1K 115 12
                                    

Lan Xichen mengendarai mobilnya menuju alamat dari tempat penampungan anak tersebut. Hanya butuh waktu kurang dari satu jam, dia sudah sampai di tempat itu.

Lan Xichen keluar dari mobil dan memperhatikan sekelilingnya. Ada tiga bangunan dan salah satunya seperti kapel atau mungkin memang kapel.

Banyak anak-anak bermain di lapangan yang agak jauh dari tempatnya berdiri sekarang. Ada yang juga yang menyapu taman di sekitar kapel itu.

Mata Lan Xichen terjerat pada salah satu anak laki-laki kecil yang duduk sendiri di ayunan dekat taman itu. Lan Xichen bisa melihat jika anak itu menatap lurus kearahnya dan saat Lan Xichen tersenyum.
Anak itu memalingkan wajahnya.

Lan Xichen heran, dia hendak menghampiri anak itu tapi seorang biarawati memanggilnya.

“Apa ada yang bisa kubantu tuan?” tanya wanita itu ramah, melihat kerutan halus di wajahnya. Lan Xichen bisa menebak jika wanita itu sudah hampir lanjut usia.
Mungkin di pertengahan umur 40. 

“Ah, iya. Aku ingin melakukan adopsi pada anak di tempat ini.” Jawab Lan Xichen. Wanita itu mengangguk dan mempersilahkan Lan Xichen masuk.

Sebelum masuk ke gedung yang di instruksikan wanita itu, Lan Xichen kembali menoleh kearah anak laki-laki yang ada di ayunan itu.
Tapi sosoknya sudah menghilang.

Akhirnya Lan Xichen memilih untuk masuk mengikuti wanita tersebut.

Wanita itu menunjukkan foto dari anak-anak yang ada di tempat penampungan itu. Mulai dari yang remaja hingga anak-anak balita.

Lan Xichen melihatnya dengan seksama. Sebenarnya ada seorang anak kecil yang menarik perhatiannya dan pria itu sedang mencari fotonya. 

Lama dia membolak-balikkan album itu tapi tetap tidak menemukan sosok anak kecil yang dilihatnya di ayunan tadi.
Biarawati itu sedikit mengernyit melihat Lan Xichen, dengan senyum diwajahnya dia bertanya pada pria itu.

“Apa anda kebingungan mencari di antara anak-anak itu tuan? Saya akan membantu anda, katakan kriteria seperti apa yang anda inginkan?” tawar wanita itu. 

Lan Xichen menghargai pertolongan wanita itu, dia menutup semua album setelah yakin jika anak yang dicarinya tidak ada di dalam album itu. 

“Aku sebenarnya sedang mencari anak laki-laki yang kulihat saat pertama kali sampai di tempat ini.” Ujar Lan Xichen.

“Baiklah, apa anda tidak bisa menemukannya di dalam album itu?” tanya biarawati itu sambil mencoba membuka kembali album-album tersebut.

“Tidak, aku sudah berulang kali mencari wajahnya di album itu. Tapi tidak menemukannya sama sekali.”

Lan Xichen tidak menyadari jika sang biarawati memiliki ekspresi wajah yang berbeda ketika dia mengatakan itu.

“Boleh aku tau bagaimana ciri-cirinya?” tanya wanita itu.

“Hm, dia memiliki warna mata yang keemasan, bertubuh mungil dan pipinya cukup bulat.” Jawab Lan Xichen, pria itu masih terlihat berpikir.
“Oh ya, tadi dia menggunakan kaus putih dan jaket bewarna abu-abu.” Lanjut pria itu lagi.

Wanita tersebut mengusap bulir keringat yang tiba-tiba saja muncul di dahinya. Dia menghela nafas sejenak sebelum akhirnya menjawab.

“Tuan, apa kau melihatnya duduk di ayunan yang ada dekat taman di kapel itu?” tanya wanita itu. Lan Xichen mengangguk antusias.

“Tuan, maafkan aku. Tapi aku tidak bisa membiarkan anda membawa anak laki-laki itu.” Lanjut wanita itu lagi.

“Kenapa?” 

Dancing with Your GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang