Cie kaya judul lagu Day6 hehehehe
garing
cus aja lah yuk....
Author POV
Lou berjalan dengan cepat wajahnya tertunduk, Kelv di belakangnya hanya bisa menatapnya bingung. Lou seperti berjalan tak tentu arah hingga Kelv memanggi Lou di ujung tangga untuk turun.
Lou berbelik menatap Kelv namun saat itu sesuatu menabraknya dari belakang.
"Oh i'm sorry."
Lou tidak terjatuh tapi bulunya bergidik, seolah ia mendengar suara hantu. Dia membatu, tidak membalikkan tubuhnya, hanya terdiam.
"Maaf tuan, atasan saya sedang tidak enak badan, maaf sudah menabrak anda, kami mohon permisi saya harus membawa atasan saya." Kelv berbicara dengan lancar dan segera membuka jasnya, menyampirkannya di pundak Lou dan membopongnya pergi.
Sebelum melewati dua sejoli itu Kelv menaikkan kerah jasnya dan menutupi wajah Lou. Dia membungkuk dan pergi.
Genggaman Kelv mengerat di pundak Lou, dan Lou menggenggam tangan itu seolah dia ingin Kelv tau bahwa dia sangat gugup dan terguncang saat itu.
Setelah kembali ke ruang kerja Lou, Kelv mendudukannya mengambilkannya air minum.
"Kau tak apa? Apa itu dia?" Kelv menunggu jawabannya dengan sabar.
Tanpa Lou jawab sebenarnya Kelv sudah tau pasti, dia pria itu. Pria yang menghilang bak di telan bumi meninggalkan Lou sendirian dengan hati terluka dan kesepian.
Lou menghela nafas dan mengangguk.
Kelv berjalan menghampirinya, berlutut di depannya dan memberikan pelukan hangat yang tentunya di sambut Lou dan di balas.
"Kenapa kau pergi? Bukankah kau rindu padanya? Kau tak mau mendengar penjelasan darinya?"
Lou masih terdiam, mempererat pelukannya.
"Apa karena wanita yang bersamanya?"
Lou mengangguk.
"Maaf tapi dia tunangannya, itu putri tuan Hasegawa dan pria itu tunangan yang tadi disebutkan. Mereka akan segera menikah, dan ada pertimbangan acaranya akan dilakukan di resort ini."
"Aku tau ini akan berat, tapi aku akan ada untukmu. "
........................
Acara berjalan dengan lancar, dan selesai dengan penutupan oleh tuan Myungbin.
Ketidak hadiran Louise sempat membuat appanya khawatir namun Kelvin sudah memberitahu bahwa Lou baik-baik saja.
Sebagian orang masih berpesta namun beberapa sudah kembali ke ruangan mereka masing-masing.
"Hey, Kelvin bukan?"
"Iya tuan, ada yang bisa saya bantu?"
Kelvin yang melihat Vincent di depannya segera membungkuk.
"Eum, aku hanya ingin bertanya, apa Louise baik-baik saja? Sepertinya dia agak pucat saat pergi tadi? Apa terjadi sesuatu?"
Dan sial Lou, kenapa kau harus bersama pria jepang ini tadi? Gerutu Kelv dalam hati.
"Dia biak-baik saja tuan, hanya saja perubahan cuaca sering membuatnya cepat sakit. Terima kasih karena sudah khawatir untuknya. "
Setelah itu Kelv undur diri, dia bermaksud menemui Lou untuk melihat keadaannya.
Namun di depan pintu sudah ada sosok asing yang baru saja iya temui tadi.
Ada buncahan amarah yang ia rasakan namun tetap di tahannya.
Dia membungkuk untuk menyapa, tetap memegang teguh sopan santunnya.
"Ada yang bisa saya bantu tuan?"
Orang yang di sapanya terdiam sejenak sebelum bersuara.
"Boleh aku tanya siapa orang yang kau bawa tadi eum tuan..."
"Kelvin Johanson, Anda bisa memanggil saya Kelvin."
"Baik, jadi bolah saya tau siapa yang anda bawa tadi? Karena aku merasa tak asing dengannya namun aku tak yakin bila itu orang yang aku kenal..."
"oh, Dia Direktur perusahaan kami. Anak bungsu tuan Park Myunbin tuan. Kalau boleh saya tau apakah orang yang anda maksud teman anda? Mungkin anda mengenal direktur kami."
"Hem, tidak. Hanya kenalanku saja. Kami tak dekat jadi aku merasa seperti penah melihatnya. Kalau boleh aku tau siapa namanya?"
Kelv mengepalkan tangannya dengan keras.
"Louise Park."
Jawabnya dengan penuh penekanan.
"Eum, apa dia punya nama lain? Seperti nama korea mungkin? Seperti tuan Park Myunbin?"
Kelv hanya menggeleng.
Dan gelengan itu membuat pria itu menghembuskan nafasnya, entah itu lega atau gusar.
Pria itu berbalik untuk segera pergi, namun Kelv memanggilnya.
"Tuan, kalau boleh saya tau. Siapa nama tuan?"
Pria itu berbalik dan tersenyum ramah.
"Ahh maaf aku sapai lupa berkenalan. Aku Kenzo Yoshihara. Senang bertemu denganmu Kelvin."
.
.
.
.
.
Lou masih menatap kosong keluar jendela kacanya.
Kenangan perpisahan dan janji pria yang dulu pernah dia cintai kembali berputar.
"Ayahku memintaku untuk kembali, ada keadaan yang perlu diatasi dengan cepat. Aku akan menghubungimu begitu semuanya selesai."
Tapi setelahnya bahkan nomor ponsel yang Ken berikan tak bisa di hubungi.
Ya, Ken. Pria yang Lou pernah cintai.
Dia melamun hingga terdengar suara ketukan di balik pintu.
Ketukan yang lembut dan hampir tak terdengar, sepetinya itu pelayan yang membawakan Lou makanan.
Namun ada perasaan aneh yang muncul. Ia mengecek melalui interkom di sebelah pintu.
Gelap, sepertinya ada yang nemutupi kamera interkom di depan.
"Siapa?" Tanya Lou kepada orang di luar sana.
"Apa benar ini ruangan Direktur Park?"
Dan untuk keduakalinya Lou membeku.
"Halo?" Tanya suara di balik pintu.
"Maaf anda salah ruangan." jawab Lou setelah kembali ke dunia nyata.
"Tapi di sini tertulis ruangan Direktur."
Bodoh Lou, Bodoh!
"Maaf maksud saya bila anda mencari Direktur, beliau ada di ruangan presedir Park."
"Oh... bagitu... Lalu aku berbicara dengan siapa ?"
"Kelvin, sekretaris tuan Direktur."
"Kelvin? Apa ada jalan rahasia? Kita baru sana bertemu 10 menit lalu dan kau sudah ada di ruangan ini?"
Oh
My
God
Lou... Lebih baik kau kubur saja dirimu di gunung.
.
.
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
[ONGOING] Promise You || BL
Romance"aku berjanji, kita akan bertemu kembali." "kau tak bilang sudah kembali?" "maaf aku lupa."