Lou's POV
Bodoh, apa yang baru saja aku katakan.
Keringatku mulai mengucur, semoga saja dia tidak meminta untuk menunggu di dalam ruangan.
"Eum, apa ada yang bisa saya bantu lagi tuan?" Ucapku mencoba mengalihkan pembicaraan.
Tapi dia tak menjawab hanya terdiam.
"Boleh kah aku.."
"Oh Tuan Kenzo? Sedang apa anda di sini?"
"Oh? Kelvin? Tunggu jika kau ada disini? Lalu siapa yang ada di dalam? Dia bilang dia Kelvin juga..."
Sial, Kelvin pasti saat ini sedang mengutukku.
"Ahhh... Anda pasti berbicara dengan sekretaris Mr. Louise. Nama kami sama... hahahaha" Tawa Kelvin canggung.
"Aku Kelvin si asisten pribadi dan dia Kelvin si sekretaris. Jadi apa yang membawa anda ke sini tua?"
Bagun Kelv, akhirnya kau bisa berguna untukku.
"Tidak, aku hanya ingin bertemu dengan tuanmu tapi tampaknya dia tak ada."
"Umm ya, sepertinya dia sedang tak ada."
Dan dari layar interkom aku bisa lhat suasana canggung di luar sana, Ken tak juga beranjak dan Kelv yang gugup.
Author POV
"Kalau bagitu aku permisi dulu, bila dia tak sibuk tolong kabari aku karena aku ingin sekali menyapanya."
Kelv tak menjawab hanya membungkuk dengan senyuman. Dan akhirnya Kenzo pergi.
Kelv segera masuk dengan kartu aksesnya, dan yang dia dapati Lou yang duduk termenung di lantai di sebelah pintu.
"Kau baik-baik saja?" Lou tak menjawab.
Kelv hanya menariknya berdiri dan memeluknya erat.
"Everything gonna be alright.... Don't worry, i'm here..."
Lou tidak menangis, tidak.
Hanya saja hatinya goyah, apa yang harus dia lakukan?
Bila mereka bertemu Lou harus seperti apa?
"Mau mencari udara segar? We can go somewhere..."
Lou hanya mengangguk.
Kelv menggenggam tangan Lou dengan erat, membawanya berjalan.
Palm Bay.
TErlihat sangat sepi karena suhu yang rendah.
Hanya ada mereka berdua yang gila pergi ke Palm Bay di hari sedingin itu.
"Musim terbaik untuk menikmati Palm Bay. Sepertinya musim salju benar-benar akan pergi sebentar lagi."
Angin dingin sesekali berhembus. Kelv mengambil tangan Lou yang memerah karena dingin, memasukkannya ke saku baju hangat yang ia kenakan.
Lou menyandarikan kepalanya di pundak Kelv, kepalanya terlalu berat akibat munculnya seseorang yang entah dia inginkan atau tidak.
Lou memejam, merasakan hembusan angin yang menerpa pipinya yang mulai memerah.
Hingga suara gemericik pasir yang bergesekan terdengar. Ada orang lain disini.
"Maaf sepertinya aku mengganggu moment kalian."
Suara yang tak asing terdengar membuat keduanya menoleh cepat.
.
.
.
Vin's POV
"Oh tuan Vincent. Anda juga ada disini."
Kelvin terlihat gugup, seperti anak SMA yang ketahuan pacaran oleh orang tuanya. Dan Lou terlihat acuh.
Aku melihat tangan mereka berdua yang ada di saku baju hangat Kelv.
Kelv sadar aku melihatnya dan menarik tangannya keluar. Tapi setelahnya Lou malah mengambil tangannya kembali dan memasukkannya ke saku baju hangat Lou saat ini.
Apa mereka pasangan kekasih?
Aku berjalan mengitari mereka dan duduk di sebelah Lou yang pandangannya sangat kosong.
"Sepertinya dugaanku akan sesuatu adalah benar."
Lou menoleh, tak berbicara apapun. Wajahnya seolah penuh tanya.
"Kau.... Kenal dengan Kenzo kan? Apa dia mantan kekasihmu?"
Dan seketika itu Lou terlihat membatu, dia menatapku dengan mata membulat dan bibirnya yang ternganga.
Dari jarak ini aku baru sadar... Bibirnya indah.
Aku menatapnya tajam tepat di maniknya.
Dan matanya seolah menghipnotisku mendekat.
Aku ingin merasakan bibirnya.
Tapi huntungnya aku kembali ke kedasaranku.
Kelv mentapku tajam, ahh... Dia pasti menyukai Lou. Sangat menyukainya.
.
.
.
Author POV
Vincent tersenyum penuh arti, Kelv tidak suka itu.
Dan pandangan Vincent padanya membuatnya gugup, apa dia tau dirinya suka dengan Lou?
Lalu dia memandang Lou. Begitu juga dengan Kelv memandang Lou dengan khawatir.
Kini Lou memandangi lautan lepas di depannya dengan wajah datar.
"Coba aku tebak, dia mencampakkanmu?"
Vin masih tersenyum seribu makna dengan keterdiaman Lou.
"Mau ku bantu? Balas-Dendam."Ucap Vin penuh penekanan.
" I can be your Boyfriend. You just have to do whatever i told you to do."
Vin kembali mengeluarkan senyumannya. Yang Kelv tau itu Senyuman seorang yang licik.
Dan Kelv tak suka itu.
'Tolong jangan menjadi bodoh dan menerimanya Lou.' Gumam Kelv dalam hatinya.
Lou kini mengalihkan pandangannya pada Vincent, dan Vin pun memandangnya kini.
Dan detik berikutnya Kelvin bersumpah ingin memukul kepala Lou yang sudah tak waras dan menenggelamkan pria Jepang aneh itu.
Lou mencium Vincent.
Vincent membatu, namun tentu menikmatinya.
Hanya kecupan, tanpa lumatan dan gairah. Tapi itu manis gumam Vincent dalam hati.
"Deal." Ucap Lou dan bangun berlalu pergi.
Kelv menyusulnya dengan kesal. Sesekali dia menoleh ke belakang melihat Vin yang tertawa kecil menyentuh bibinya. Membuat Kelv semakin marah.
"Apa itu uang muka untukku? Dia manis juga, dan baru awal saja, aku sudah kecanduan kecupan singkatnya."
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
[ONGOING] Promise You || BL
Romance"aku berjanji, kita akan bertemu kembali." "kau tak bilang sudah kembali?" "maaf aku lupa."