Sorry for typo
BELOK
"Lo gak lagi bercanda kan bang?"
Minhee membulatkan matanya tidak percaya ketika melihat Hangyul menggeleng
"Gak Min, gue sama sekali gak pernah bercanda kalo soal perasaan."
Hangyul menunduk dalam,
"G-gue beneran suka sama Yunseong."
Minhee mengadah menatap wajah Yunseong yang tengah menggendongnya. Ingatan nya soal Hangyul yang mengatakan bahwa ia menyukai Yunseong kembali memenuhi fikirannya
"Kak,"
Yunseong menunduk "Hmm?" Sahutnya
Ia memaksa untuk menggendong Minhee ala bridal style dengan alasan tidak mau pemuda Kang itu kelelahan. Sangat berlebihan memang, namun itu mampu membuat senyuman tipis terulas di wajah Minhee
"Gak pegel? Gue kan berat."
Yunseong menggeleng "Apapun bakal gue lakuin buat lo."
Dasar tukang gombal, untung saja Minhee sudah kebal dengan yang namanya kata-kata manis
Lift terbuka, Minhee mengeratkan pegangannya pada leher Yunseong ketika pemuda itu kembali melangkahkan kakinya
"Bisa tolong bukain pintunya?"
Tanpa banyak omong, Minhee langsung meraih kartu yang ada di saku jaket Yunseong dan menempelkannya ke alat scan yang berada di gagang pintu
Minhee turun dari gendongan Yunseong ketika keduanya telah memasuki kamar mereka. Keadaan kamar itu masih gelap karena Minhee belum menaruh kartu itu di tempatnya sehingga listri di dalam kamar mereka belum terhubung
"Kak," cicit Minhee
Tangan Yunseong bergerak menyentuh pinggang Minhee dan membawa tubuh itu mendekat. Dapat ia lihat wajah manis Minhee yang terkena sinar rembulan, sungguh sempurna
"D-do you love me?"
Yunseong terdiam. Ia kembali teringat dengan ucapannya empat hari yang lalu ketika ia mengatakan bahwa ia mencintai Minhee seperti ia mencintai Eunsang
"Why? Kok tiba-tiba nanya gitu?"
Minhee menggeleng "Just answer." Titahnya
Kedua mata bulat Minhee terus menatap Yunseong menantikan jawaban yang akan pemuda itu berikan. Dalam hati nya ia berdia agar Yunseong mengatakan hal yang ia harapkan
"Of course i love you, apa semua yang udah gue lakuin masih kurang buat bikin lo percaya?"
Grep
Minhee mendekap tubuh Yunseong erat dan menenggelamkan wajahnya di perpotongan leher yang lebih tua. Mendengar jawaban itu membuatnya merasa lebih tenang
Tangan Yunseong bergerak mengelus punggung Minhee dengan lembut. Dapat ia rasakan pundak itu bergetar
"Hei? Why are you crying?"