11.Skin

370 22 0
                                    

    Sekitar 10 tahun yang lalu penyakit aneh menyerang kulit ku, sampai saat ini dokter belum menemukan obat untuk penyakit kulit ku. Sekarang aku hanya bisa pasrah dengan penyakit ku ini, penyakit yang akan mengelupas dan perih jika terkena hawa panas dan cahaya matahari yang berlebih.

Siang ini aku belum keluar dari dalam kamar ku,menunggu suara ibu untuk turun makan siang. Biasanya jika sudah lewat jam makan siang ibu akan mengantarkan makanan untuk ku dan menaruhnya di depan pintu, tapi entah dorongan darimana aku memberanikan diri untuk turun kebawah.

  
   Saat di tangga, kulihat ibu seorang diri menata masakan di atas meja, tak lama aku menatap ibu, ibu juga melihat ke arah ku dengan senyum hangatnya.

"Akhirnya kau keluar juga, ayo kita makan" ucap ibu.

   Aku pun langsung menuju meja makan dan menunggu ibu mengambilkan makanan untuk ku.

"Makan lah yang banyak", ucap ibu yang hanya ku balas dengan anggukan kepala.

   Setelah selesai makan, aku beranjak dari kursi makan dan akan kembali ke kamar, tetapi ibu bertanya pada ku.

"Nak, mau keluar?" tanya ibu.

Aku terdiam sejenak sebelum menjawab pertanyaan ibu.

"Kalau aku bisa", balas ku dengan senyum yang ku paksa.

'Mungkin ibu lupa dengan penyakit ku.' pikir ku.

Setelah ku jawab pertanyaan dari ibu, ku lihat mukanya yang berubah drastis, benar dugaan ku ibu lupa dengan penyakit ku.

"Ah..ba-baiklah, kau tak apa ku tinggal sendiri di rumah selagi ibu pergi?" tanya ibu.

"Ya, tak apa aku bisa menjaga diri ku sendiri"

"Mungkin ibu akan pulang malam, jangan lupa kunci pintu jika ibu belum pulang dan kalau kau lapar masak lah mei instan. Baiklah ibu pergi dulu" kata ibu ku sembari berjalan menuju pintu.

"Ya, hati-hati bu"ucpa ku,

'lebih baik aku kembali ke kamar ku',  pikir ku.

20.00 aku merasa lapar, jadi ku putuskan untuk turun memeriksa apakah ibu sudah pulang atau belum.

Ternyata ibu belum pulang, terpaksa aku harus memasak mie instan. Ku masak air yang berada di dalam panci hingga mendidih, setelah mendidih ku masukan mie instan ke dalam panci. Aku lupa, aku tidak boleh terkana hawa panas, tetapi sudah terlambat saat ku masukan mie instan ke dalam panci itu, uap panas yang keluar mengenai kulit tangan ku, ku lihat kulit tangan ku yang memerah hampir mengelupas, itu terasa perih.

Tanpa ku sadari saat aku mencoba mendingin kan luka ku, aku memperbesar nyala api, aku pun tak sengaja menaruh tangan ku persis di samping api yang sedang menyala.

Kulihat baju lengan panjang ku yang tersulut api, ku coba untuk memadamkan api itu, tapi sialnya api cepat menjalar ke seluruh pakaian yang ku kenakan, ku berguling mencoba mematikan api itu. Saat api sudah mati,  ku rasakan kulit ku mengelupas, panas dan sangat perih.

Saat kesakitan itu menjadi satu, muncul sebuah ide gila dibenak ku.

20.35 ku dengar ada seseorang yang masuk ke dalam rumah, aku rasa itu ibu.

"Ibu pulang.." ucap ibu.

  Kudengar suara langkah kaki mendekat ke arah ku, ku lihat ibu di depan ku dengan muka terkejutnya.

"Ibu, kau sudah pulang? lihat.. aku merasa lebih baik dari pada yang sebelumnya" ucap ku lemah dengan sebuah pisau yang masih ku genggam.

  Ibu berteriak histeris melihat anak satu-satunya tergeletak penuh darah tanpa kulit akibat ide gila anaknya.


The End-

#Psychopath
#Story
#Creepypasta
#Horror

Short Hororr StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang