BAB VI

334 53 30
                                    

Haloooo aku kembali ^^

Happy reading y'all~ :3









Dari ratusan civitas academica di kampus ini, Changbin tidak menyangka akan berpapasan dengan Saerom. Tubuhnya yang masih terasa lemah seketika menegang. Entah apa sebabnya, yang jelas ia tidak siap bertemu dengan Saerom.

Karena gadis ini adalah penyebab dari perubahan Seungwoo secara tidak langsung, meskipun ia sangat tahu jika Saerom adalah gadis yang baik.

"Oh, Changbin!"

"H-hai, Saerom."

Changbin sangat yakin jika Saerom menyadari senyumnya yang kaku dan sangat dipaksakan.

"Lama tidak berjumpa. Kamu kemana saja, hm?"

"Umh... aku... banyak tugas. Jadi lebih sering di rumah sama di kelas aja." Changbin menunduk sambil menggigit bibirnya. Mendadak kepalanya terasa pusing, "Maaf aku tiba-tiba pergi dari pestamu begitu saja."

"Hei, jangan dipikirkan. Aku tahu kamu pasti punya alasan untuk itu."

Saerom sungguh gadis yang baik. Disaat Seungwoo meneriakinya sebagai pembohong, Saerom justru begitu mengerti dirinya. Changbin harus mengakui jika ia begitu iri pada gadis yang ada didepannya ini.

"Wajahmu pucat sekali. Kamu sakit?"

"Hah? Oh, aku... baik-baik saja. Belakangan aku mengalami insomnia."

Saerom mengangguk-angguk kecil. Kuncir ekor kudanya sedikit bergoyang karena gerakan itu, "Hmm. Cobalah minum susu sebelum tidur dan pakai lilin aromaterapi. Siapa tahu itu cukup membantumu untuk tidur lebih cepat."

"Terima kasih sarannya. Nanti akan kucoba."

"Cupcake!"

Demi Tuhan, Changbin sedang tidak ingin bertemu dengan pemilik suara baritone itu. Namun ia tidak bisa pergi begitu saja. Maka konsekuensi yang ia dapatkan adalah pemandangan Seungwoo mencium kening Saerom dengan lembut, yang membuat hatinya tercabik perih.

"Kelasmu sudah selesai, captain?"

"Eum." Seungwoo hanya melirik Changbin sekilas dengan datar, "Kita jadi makan siang bersama kan, cupcake?"

"Ayo!"

Cupcake dan Captain. Keduanya bahkan sudah memiliki panggilan istimewa satu sama lain. Changbin merasa ditampar oleh kenyataan. Seungwoo takkan pernah menjadi miliknya.

"Kau juga ikut ya, Changbin. Kita makan siang bertiga."

"M-maaf Saerom, tapi aku ada jadwal bertemu dosen pembimbing lima belas menit lagi."

Changbin segera berlalu dari hadapan Seungwoo dan Saerom. Tubuh mungilnya yang mendadak bergetar mulai kehilangan kekuatannya kala ia mencapai koridor fakultasnya yang sepi. Ia terjatuh, merosot tak berdaya ke lantai sembari memegani dadanya. Salah satu cabang dari pohon bunganya menusuk paru-parunya, meninggalkan rasa nyeri yang luar biasa hingga Changbin meneteskan airmata.

Changbin sepenuhnya mengerti bahwa ia tidak akan pernah bisa menjadi Saerom. Menjadi orang yang dicintai oleh Seungwoo.

.

Fallen Petals || Seo Changbin x Han SeungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang