1. Sekolah baru

21 4 1
                                    

Hari pertama ke sekolah Raven Ainsley si gadis cepol dengan penampilannya yang jauh dari kata rapi, baju di keluarkan, lengan baju kiri kanan di gulung, memakai gaya sepatu sesukanya, tidak memakai dasi- yah memang di SMA ini siswi di haruskan memakai dasi dan menggunakan sepatu but pendek hitam- dan jangan lupa rambutnya yang di cat blonde di bagain atas yang hanya sebagain saja, dengan percaya dirinya melangkahkan kaki menuju peta sekolah dan mencari kelas 10 IPA, kelas yang akan menjadi
Kelas barunya.

Melangkah dengan tenang ahirnya dia sampai di depan pintu kelas, ah pelajaran sudah di mulai ternyata, jadi dia hanya menimang apakah akan masuk atau tidak.

Tiba tiba seorang guru wanita yang sedang menjelaskan kebetulan melihatnya, tersenyum guru itu menghampirinya. "Raven Ainsley, benar?". Menarik permen loli di mulutnya si gadis cepol menjawab dengan singkat "Ya.".

"Kupikir, kau seharusnya masuk besok"

"Gua bosen di apartemen, jadi masuk hari ini aja"

Mengeryit, guru itu memandangi si gadis cepol dengan aneh ,"Baiklaah, kalau begitu mari ikuti saya masuk"

Si gadis cepol kemudian mengekori guru itu masuk, siswa siswi hanya terdiam melihat penampilan anak baru yang jauh dari kata rapi dengan rambut cepol serta poni pendek tipis di kening sebelah kanannya, "anak-anak perkenalkan ini Raven Ainsley, siswi baru di sekolah kita dan member baru di kelas kalian, selebihnya silahkan memperkenalkan diri". Selesai berbicara guru itu melirik Ainsley.

Sesuai instruksinya, dengan sedikit mengangkat kepala Ainsley mulai memperkenalkan dirinya, "Hai nama gua Raven Ainsley, panggil saja Ainsley, pindah ke sekolah ini karna di skros di sekolah gua sebelumnya, hanya itu, terima kasih". Mengakhiri perkenalkan Ainsley kemudian Memasukkan kembali permen loli ke mulutnya -semua hanya terdiam melihat tingkah nya- dan mulai berjalan menuju bangku kosong pojok kiri paling belakang yang dilihatnya. Tapi kemudian tangannya di cekat oleh seseorang yang membuat langkah nya terhenti, melirik orang itu yang sedang menatapnya Ainsley kemudian mengangkat sebelah alisnya.

"Bisa buka cepol rambut lu?"

"...."

Mendengar permintaan itu seluruh kelas terdiam, kemudian seseorang berkata "buka! Buka!" dengan semangat, yang kemudian di ikuti yang lainnya, mereka hanya penasaran dengan rambut yang setengah di cat blonde itu.

Ainsley hanya mendengus kecil kemudian mulai mengangkat tanganya, menarik benda panjang bulat seperti pensil itu yang menahan rambutnya, kemudian rambut panjang itu bergulung ke bawah, yang kemudian tergerai dengan Indah.

Semua terdiam, gadis bar bar yang sedetik lalu kini terlihat seperti gadis pahatan Dewi yang begitu cantik dan Indah, dengan mata doe yang begitu tajam, bibir merah tipis yang tersenyum sombong, hidung yang sesuai dengan mata doenya, kedua pipi yang agak tirus yang terlihat sangat halus, poni pendek tipis di kening sebelah kanan terlihat sangat manis, serta  rambut panjang yang di cat setengah blonde, membuatnya terlihat seperti Dewi iblis yang sangat indah.

Orang yang menahan lengannya menyeringai lebar. "Dewi iblis berambut blonde huh?". Rea yang medengarnya merasa aneh kemudian menyentak tangannya, membuat tangan yang menahan pergelangannya itu terlepas.

Menduduki bangku kosong di sebelah seorang anak lelaki yang sedang tertidur dengan santainnya, menelisik sebentar ternyata anak lelaki itu terlihat lumayan tampan tapi Ainsley tak habis pikir ternyata masih ada orang sebodoh itu, baru masuk pelajaran pertama saja sudah tidur.

Menaikkan tangannya, Ainsley kemudian mengumpulkan rambutnya, menggulung semuanya hingga ujung di bagian tengah lalu kemudian menancapkan benda yang berbentuk seperti sumpit itu ke rambutnya, yang kemudian menahannya kembali.

'Hahh... Selesai'

Ainsley, bukan tanpa alasan selalu mencepol rambutnya.

.
.
.
.
.
.
.
.

Jam istirahat, Ainsley disuruh menjelajah sekolah sebagai pengenalan. Tentunya di temani seseorang, ketos. Ya, yang menemaninya ketos, orang super sibuk yang rela meluangkan waktu demi dirinya karna di suruh kepala sekolah tentu saja. Ingat, Ainsley bukan orang biasa, jadi wajar saja.

Mejulurjan tangan ketos itu memperkenalkan dirinya. "Nama saya Denial Zayn, bisa di panggil Den, salam kenal". Melirik sedikit Ainsley menyambut tangan itu dengan enggan. "Gua ga perlu sebut nama, udah tau nama gua kan?". Yang kemudian dibalas anggukan si ketos.

Melirik lagi, Ainsley merasa orang ini tampan sekali, dengan kulit putih, hidung mancung, mata kecoklatan yang memancarkan aura dominasi yang kuat, pipi tirus, bibir merah tipis dan badan atletis yang tinggi. Okay, Ainsley jadi ingin membuat masalah dengan orang ini, dia tidak tahan untuk tidak mencari masalah dengan orang yang menurutnya tampan.

Yah dan Tour sekolah pun dimulai, mereka mulai berjalan, orang disampingnya menjelaskan dengan detail setiap ruangan yang mereka lalui. Setiap penjelasan itu tidak ada yang membekas di telinga Ainsley, dia hanya sibuk memperhatikan wajah tampan di sampingnya, dengan wajah sok songongnya tentu saja.

Pada akhirnya tour pun berhenti di depan pintu yang bertuliskan 'Ruang Osis'. "Seperti yang kamu liat ini ruang Osis, ruang terakhir. Tempat berkumpulnya para osis".

"Gua juga tau kali ini tempet kumpulnya para osis, lu kira gua ga pernah sekolah". Yah sebenarnya dari tadi Ainsley selalu menjawab setiap penjelasan ketos dengan sinis. Ingat tujuannya, memusuhi orang ini.

"Mau kenalan sama mereka?"

"mls"

Namun penolakan Ainsley telat, Den sudah membuka pintu itu, berbagai orang yang terlihat sibuk pun terlihat olehnya, melipat tangan di depan dada Ainsley berpikir tidak ada yang menarik, sebelum seseorang memasuki ruangan itu dari pintu lain ,kemudian duduk di kursi paling pojok dan mulai sibuk menulis entah apa.

'Sial, siapa dia, kenapa dia terlihat sangat menarik'. Tidak bisa melepas pandangannya, Ainsley terus menatap orang itu, 'sial' merasa tak tahan dia kemudian menanyakan siapa orang itu.

"Yang baru datang itu siapa?"

"Dia Reza Argian"

"O... "

Merasa namanya disebut Reza menatap kedepan melihat Denial.

"Ada apa?"

"Tidak, siswi baru bertanya siapa namamu"

Mendengar itu Reza kemudian mengalihkan pandangannya, menatap Ainsley, yang tanpa sadar mengigit bibirnya dengan keras. Seperti terkena percikan listrik, sugguh baru pertama dia merasa seperti ini, melihat seseorang dengan begitu menarik, membuat darahnya berdesir halus dan tatapan itu membuat hatinya seperti mau loncat saja.

Cukup lama mereka berpandangan Reza kemudian menaikkan sedikit ujung bibir kanannya, membuat sebuah seringai kecil yang membuat Ainsley ingin berteriak.

"Hai, nama gua Reza Argian, dan...
...... Jangan terlalu keras ngegigit bibit lu. Atau nanti akan berdarah.."

Tersadar Ainsley kemudian melepaskan gigitannya, terasa sedikit kebas dan kemudian dia mengecap rasa asin di lidahnya, jangan bilang.....

"Bibir kamu berdarah" Ketos yang ternyata masih di sampingnya memberi tau.

'Sial'

Ainsley kemudian berbalik secepat kilat kemudian berlari menjauh. 'Ah anjir malu banget gua'.

.
.
.
.
.
.
.
.
.


TBC GUYS:)

Silent LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang