Menginjakkan kaki didepan pintu kelas, Ainsley seketika terdiam, ada kaki jenjang yang terbentang dihadapannya."Heh, anak baru gabung atau di bully? "Tanya gadis yang membentangkan kakinya
Ainsley menatap gadis didepannya dengan wajah datar, kalau dilihat sepertinya ini sebuah geng karana ada beberapa gadis lain dibelakang gadis ini, dan sepertinya gadis yang membentangkan kakinya adalah pemimpin geng.
"Minggir." Ainsley berkata datar
"Gua gak akan minggir sebelum lu jawab "
"Gua gak tertarik "
"Oh jadi lu pilih opsi kedua "
"Gak ada yang bisa dipilih dari dua opsi bodoh lu"
"Heh! Sok banget lu ya! "
Mengangkat bahu tak peduli, Ainsley melangkah masuk melewati sekumpulan gadis itu, dan mendengar berbagai macam sumpah serapah mereka, tapi toh masa bodo.
Dirinya sudah biasa di ganggu dan di hina, sering berpindah sekolah dan menjadi anak baru serta sifatnya yang membuat orang jengkel, membuatnya menjadi target bullyan sesaat, karena seteleh mereka tau sifat Ainsley yang sebenarnya, meliriknya pun mereka akan enggan.
Menghentikan langakah kakinya, Ainsley menatap datar orang yang menduduki tempat duduknya sambil menghisap Batang rokok. Orang itu, orang yang seenaknya mencekal tangannya dan menyuruhnya membuka cepolan rambutnya.
"Minggir" Ainsley berkata datar
Aziel, nama orang itu. Hanya terdiam, lalu membuka sedikit mulutnya,membuat asap menyerbu keluar dari sana, kemudian membuat seringai lebar. Terdiam sebentar Aziel kemudian bangkit dari duduknya dan melangkah menuju Ainsley, sembari menghisap kembali Batang rokok yang ada ditangannya, berhenti tepat dihadapan Ainsley, Aziel memajukan wajahnya, Ainsley hanya terdiam melihat perilaku orang aneh dihadapannya, Aziel memajukan wajahnya lagi sehingga sangat dekat dengan wajah Ainsley, sehingga jika mengucapkan sepatah katapun maka bibir itu akan bersentuhan saking dekatnya.
Dan yah, Aziel sepertinya memang berniat menciumnya, membuat Ainsley mematung ketika benda kenyal itu mendarat dibibirnya, Aziel membuka sedikit bibirnya, bergerak kecil melumat bibir Ainsley, membuat asap itu lagi-lagi menyerbu keluar dari mulutnya, menerpa habis wajah Ainsley yang masih mematung.
"Gua tertarik sama lu. So, Be my Girlfriend?" kata Aziel ahirnya
Seisi kelas seketika heboh, mendengar kehebohan itu kesadaran Ainsley seketika kembali, dia menatap tajam orang yang ada dihadapannya.
Apa kayanya tadi? Yang benar saja, orang ini setelah sembarangan menciumnya, sekarang mengajaknya pacaran. Emosi Ainsley seketika berada di ubun-ubun. Bukk!!
Ainsley tidak tahan lagi, dan dia memang gadis yang kurang bisa mengontrol emosinya, akibatnya pukulan telak di rahang pun Aziel terima, membuatnya mundur beberapa langkah kebelakang.Masih mengepalkan erat tangannya Ainsley melangkah menuju Aziel, ekspresinya datar, sangat datar, sampai membuat orang-orang disekitarnya yang tadinya berteriak heboh menjadi sunyi senyap tak ada yang berani berbicara, apalagi menghentikannya. Well, karena sepertinya singa betina kita akan mengaum.
"HEH! COWOK BRENGSEK SIALAN! ELU SIAPA HAH! SEENAK UDEL NYIUM GUA! ASAL LU TAU! GUA GAK PERNAH CIUMAN SEBELUMNYA!! TRUS APA LU BILANG TADI?! PACARAN?! GUA BUKAN CEWEK MURAHAN YANG SEENAKNYA BISA LU JADIIN JALANG LU! COWOK KAYAK ELU YANG DARI MUKA AJA SIKAP BERENGSEK LU KELIHATAN JELAS! NGAJAK GUA PACARAN?! COWOK TERSEMPURNA PUN KALOK NGAJAK GUA PACARAN BAKAL GUA TOLAK! GUA PALING BENCI YANG NAMANYA PACARAN! SIAL!" Napas Ainsley terengah engah, matanya memerah.
Tidak ini belum cukup. Bak!! Bukk!! Satu tinju keras dipipi dan tendangan di tulang kering menutup kejadian pagi itu.
.
.
.
.
.
.
.Setelah kejadian ciuman tadi pagi, Ainsley bad mood parah, ekspresinya teramat datar, bahkan sampai mebuat orang orang disekitarnya engan bahkan utuk sekedar melirik saja. Kepalan tangannya masih terkepal erat membuat orang bergidik melihatnya. Kecuali satu orang,
Puk! Tanpa memperdulikan aura hitam pekat yang menguar, Denial menepuk pelan pundak Ainsley, Seketika emosinya kembali terpancing. Secepat kilat berbalik dan bersiap dengan kepalan tangan yang akan dilayangkan menuju orang yang dengan berani mengganggunya. Tapi, Ainsley seketika terdiam, kepalan tangan itu melayang turun, melemas, raut wajah yang tadinya menakutkan jadi tak tau harus berekspresi apa, kelabakan. Aura berat itu seketika menghilang digantikan dengan aura gugup khas cewek. Dan hatinya, hatinya yang tadinya serasa sekeras batu tiba tiba berdetak tak terkendali. Orang yang ada di samping Denial, orang yang tiba tiba sangat disukainya, Reza!!
Alarm berbahaya seketika berbunyi di otak Ainsley, dia ingin membalikkan badan dan berlari kabur sekuat tenaga, tapi apa! Kakinya serasa mati rasa! tak bisa digerakkan. Glek!
"A, ada apa kak?" setelah berusaha keras memaksa keluar suaranya, ahirnya suara itu keluar, terdengar serak. Ainsley heran kemana kekuatan besar yang terkumpul pada dirinya tadi, sekarang tak tersisa, rasanya kakinya melemas, seperti jeli. 'Sebegini besar efeknya kah?'
Denial mengangkat sebelah alis, heran dengan gelagat gadis didepannya, tadi bersikap seakan ingin menghabisinya tapi sekarang terlihat sangat gugup entah karana apa.
"Kau kenapa?" tanya Denial ahirnya
Belum sempat menjawap pertanyaan Denial bahkan mendengarnya dengan jelaspun Ainsley tak sempat, matanya sudah terpana kepada orang yang berdiri disebelah Denial, tak berkutik, benar benar terpana. Dan ketika Reza membalas pandangannya, semua terasa terhenti.
Ditatap sebegitunya membuat Reza heran, "apa?" tanyanya. Mendengar suara berat itu menyapa pendengarannya, Ainsley merasa seluruh aliran darahnya terhenti, wajahnya mulai memucat dan kegelapan segera menyapu pengelihatannya. Tapi sebelum kesadarannya sepenuhnya hilang, Ainsley sempat melihat Reza mengukurkan tangan kearahnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
. TbcTerlalu lebay yah? :' ya gimana, gua terlanjur ke baperan sendiri bayangin anak gua (Ainsley) ketemu sama orang pertama yang disukainya hehe:))
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Love
RomanceCinta dalam diam. Suci tampa tersentuh. Melindungi dan menatap dirinya dari dekat namun tak pernah disadari. Tapi bagaimana jika Tuhan berkata lain, Cinta suci itu beralih menjadi lembah dosa terbesar, dia telah salah melabuhkan hati. ...