3. Reaksi Aneh

14 3 0
                                    

Setelah kejadian yang menurut Ainsley mengerikan, ketika dia tiba tiba pingsan saat melihat Reza, Ainsley selalu menghindarinya, bahkan jarak 5 meter dari dia pun Ainsley sudah lari terbirit birit.

Ainsley tidak tau, ini utuk yang pertama kalinya dia merasa seperti ini, entah kenapa jika Reza berada didekatnya, Ainsley merasa seluruh organ tubuhnya berhenti berfungsi, tapi berkebalikan dengan hatinya malah makin aktif berdetak. Dan hal itu membuat Ainsley menjadi sedikit pendiam ahir ahir ini, memikirkan hal apa yang tiba tiba menimpanya ini.

Tapi lama lama, Ainsley merasa bosan. Taka ada yang mau dia kerjakan, teman untuk mengobrol saja dia tak punya. Tiba tiba saja ia merasa sedikit kangen dengan wajah tampan tampan imutnya Reza, bosan sekali rasanya kalau tak melihatnya walau setengah hari saja.

Ainsley berpikir sepertinya mengintip sedikit tidak masalah. Dan dengan cepat dia bangkit dari duduknya dan berjalan terburu menuju ruang osis.

Segera setelah dia sampai didepan ruang osis, dia dengan cepat menyembunyikan tubuhnya dia balik pintu masuk, menyembulkan sedikit kepalanya untuk melihat kedalam, dan matanya mencari cari keberadaan orang yang dirindukannya secara tiba tiba.

"Mana sih dia, " Ainsley mulai bergumam, bosan juga mengintip intip tanpa hasil, orang yang dicari carinya sejak tadi belum juga muncul.
Ainsley mulai kesal, mulai menggerutu tak jelas. Sudah lumayan lama dia berdiri mengintip intip disana, tapi masih saja tak ada hasil. Hingga sebuah suara tiba tiba terdengar dari belakangnya.

"Apa yang kau lakukan? "

Ainsley seketika terkaget, 'Tunggu, suara dalam dan serak serak basah ini, jangan jangan....' Ainsley dengan cepat membalikkan badannya dan matanya langsung terbelalak kaget. 'Orang ini..... Benar benar kak Reza!'

Reaksi aneh mulai terjadi, Ainsley mulai tak bisa merasakan dirinya lagi. Reza berdiri jarak dua langkah darinya, terlalu dekat! Ainsley merasa kepalanya ingin meledak, dan hatinya serasa berdetak detak sampai ubun. Ainsley sangat berharap, semoga kejadian memalukan seperti kemarin tidak akan terulang.

Ainsley menarik napas dan menghembuskan secara perlahan, mencoba mengendalikan diri dari reaksi aneh yang berlebihan, Reza yang berdiri dihadapannya melihatnya bingung. Tapi nyatanya, usahanya sia sia, Ainsley malah pingsan dengan tidak elitnya dihadapan Reza.

Untungnya Reza memiliki refleks yang bagus, dengan cepat dia menagkap tubuh yang tiba tiba oleng dihadapannya, Ainsley sempat merasakan hal itu, saat Reza menangkap dan memeluk tubuhnya, membuatnya merasa bahagia setengah mati, sebelum kesadarannya benar benar menghilang.

.
.
.
.
.
.
.

Membuka mata perlahan Ainsley merasa sedikit pusing, matanya melihat sekitar, ada obat obatan, kotak p3k, bau obat yang kuat, sepertinya dia sudah dibawa ke UKS setelah pingsan tadi.

Menegokkan pelan kepalanya kesamping kanan, Ainsley seketika berteriak degan keras, suara cempreng itu membuat siapapun yang mendengarnya menutup teling. Orang yang di depannya ini, orang aneh yang menciumnya! tadi yang menangkapnya ketika pingsan kan Reza, tapi kenapa orang aneh ini yang dilihatnya ketika membuka mata.

Kemana pameran tampan tampan imutnya?!

"Tadi yang mengantarkan aku kan kak Reza! Tapi kenapa malah menjadi orang aneh sepertimphh! " Ainsley seketika terdiam, mulutnya dibungkam oleh Orang aneh didepannya.

"Yang pertama, nama gua Aziel, Jangan memanggil dengan orang aneh. Yang kedua, yang bawa elu tadi memang Reza, tapi dia meminta gua ngebawa lu kesini karana dia sibuk dengan organisasi osisnya"

Mendengarnya, Ainsley menatap Aziel tajam. Kesal sekali dengan orang ini, sudah mengganggu hidupnya, mengganggu hubungan asmaranya pula. Coba tadi tak ada orang ini, pasti yang membawa dan menemaninya disini Reza. Merasa kesal Ainsley menggigit dengan keras tangan yang menyumpal mulutnya, membuat Aziel seketika berteriak dengan lantang dan dengan cepat menjauhkan tangannya dari Ainsley.

"Kenapa lu gigit tangan gua? Sial! Sakit sekali"

"Gua gak suka dibungkam, tangan lu bau"

"Heh enak aja lu tangan gua selalu terlindungi dari bau bau aneh, mulut lu aja kali yang bau"

"Kalo mulut gua bau terus kenapa lu nyium gua sialan! "

"Ya karna kan gua suka sama lu"

"Lu belum tau siapa gua, udah bilang suka aja ya"

"Oh, gua ga peduli"

Menatap datar, Ainsley bagun dari baringannya, menuruni ranjang dan berjalan menuju pintu, tapi langkahnya terhenti seketika, Aziel tiba tiba saja sudah berada dihadapannya.

"Lu mau kemana?"

"Bukan urusan lu."

"Tentu saja urusan gua"

"Heh, siapa elu"

"Orang yang suka sama elu"

"Ck!"

.
.
.
.
.
.
.

Ainsley meminum kalengan soda yang ada di tangannya, tidak memperdulikan orang yang duduk disebelahnya, yang memperhatikannya sejak tadi.

Menelisik pandangan disekitar, Ainsley melempar kalengan yang sudah kosong kesembarang arah, tanpa memperdulikan tatapan aneh orang disebelahnya. Suasana taman begitu sepi, jarang ada orang yang kemari, padahal suasananya sepi dan sunyi, juga terasa sejuk karna ada pepohonan rindang disekitar, pas sekali untuk tempat belajar.

"Jadi, kenapa lu pingsan tadi?"

"....."

"Gua bicara sama lu"

"....."

"Ainsley "

"Bukan urusan lu."

"Tentu saja urusan gua"

"Lu gak perlu tau."

"Tapi gua mau tau"

"Lu ini, seneng banget ya ikut campur urusan orang"

"Gua ikut campur hanya pada urusan orang yang gua suka. "

"Ck!"

Dengan segera Ainsley beranjak dari duduknya dan meninggalkan Aziel yang sedang tertawa sendiri.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
. Tbc

Anak gua cocok juga ya sama Aziel hm:))...

Silent LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang