Note:
Lanjutan dari 'GREY&BLUE'. Selamat membaca~______________________________________
"Hikari-chan"
Iris hazel itu terus menerus menatap bosan ke setiap lembar demi lembaran. Karena begitu banyak kalimat yang tidak menarik membuatnya berniat untuk melemparkan buku itu ke sembarangan arah.
Namun, niat itu dihentikan oleh seseorang yang sejak tadi ia abaikan. Orang itu mengembungkan pipinya, terlihat betapa kesalnya saat diabaikan layaknya makhluk tak kasat mata.
"Hikari-chan!"
Dengan malas-malasan Hikari menyaut panggilan yang syukurnya bukan panggilan dari sang Maha Kuasa.
"Nani?"
"Kenapa kita masih disini? Ini sudah sore, ayo pulang"
Ajakan tersebut ditolak mentah-mentah oleh Hikari. Ia berjalan menelusuri rak-rak buku, mencari-cari referensi untuk tugasnya yang belum selesai sejak tadi pagi.
Karena tidak dapat ide atau buku yang tepat, ia kembali ke tempatnya. Kakinya terhenti melihat keadaan di luar jendela. Tidak jauh dari tempat perpustakaan ini, seseorang sedang membungkuk sambil menggerutu.
Ia terlihat berusaha mencari sesuatu di balik rumput-rumput. Sampai ia menjatuhkan dirinya, terduduk lunglai serta menghela nafas kecewa.
"Astaga dasar ceroboh"
Secara refleks, Hikari membuka jendela dan memanggil orang tersebut.
"Etto.. hei, kamu!"
Merasa terpanggil, kepalanya celingak-celinguk melihat sekitar. Barang kali ia tidak salah sangka bahwa dirinya lah yang dimaksud. Mata beriris Aquamarine itu melihat keberadaan perempuan berkisar 20 tahun lebih.
"Apa yang kau cari?"
Si Aquamarine terdiam sejenak. Ia berdiri, menghampiri perempuan tersebut.
"Ah.. sesuatu.. barang, tentunya. Hehe"
Hikari bisa menilai bahwa pemuda yang ada didepannya merupakan tipe yang jarang bergaul dengan perempuan mana pun. Dia terlihat gugup.
"Mau kubantu—"
"I–ie, daijobu. Hontouni daijobu, arigatou"
Iris Hazel Hikari tidak sengaja melihat semburat merah di kedua telinga pemuda asing ini. Salah.. tingkah?, Batinnya.
"Ka–kalau begitu aku pamit, jaa nee!"
Tanpa perlu mendengar ucapan Hikari, ia berlari. Tidak lupa mengambil tas lalu menyampirinya. Ingin rasanya Hikari menanyakan sesuatu, namun pada akhirnya mengambang.
Tak jauh dari tempatnya, ia melihat sebuah buku berwarna coklat.
"Apa ini yang ia cari?"
Ia meloncati jendela yang untungnya tidak terlalu tinggi. Mengambil buku bersampul coklat. Ia membolak-balikkan buku tersebut. Tanpak kusam dan terlihat tua, ia pikir buku ini penting bagi pemiliknya.
Haku Mugota
Deg.
Nama itu terdengar tidak asing baginya.
"Hm? Mugota?"
________________________________________________
___a random story
E N D
a written by chamomile (p.c)
KAMU SEDANG MEMBACA
U N I T
RandomIn each unit various kinds of stories with different lines. "Jika kamu tidak bisa menebak jalan ceritanya, maka buatlah jalan cerita itu sendiri dengan pemikiranmu."