Chapter 2

17 4 0
                                    

Pagi ini aku berangkat ke sekolah pukul 8.00 menggunakan bis. Tak lupa aku mengenakan hoodie hitam keabuan yang dapat melindungiku dari sinar matahari.

Perjalanan ke sekolah sekitar setengah jam menggunakan bis, setelah itu aku harus jalan sebentar dari halte menuju sekolahku sekitar 15 menit. Sehingga masih ada waktu 15 menit untuk beristirahat sebelum pelajaran dimulai.

Biasanya aku berkeliling sekolah berusaha mencari destined man-ku. Hari ini giliran gedung olah raga yang kusinggahi, walaupun aku tidak yakin akan ada orang pada jam segini karena biasanya orang-orang sudah menempati bangkunya di kelas masing-masing. Tapi siapa yang tahu??

Ternyata benar dugaanku, di gedung olah raga tidak ada siapa-siapa. Aku ke kelas saja deh, pelajaran juga akan segera dimulai.

Aku melewati ruang guru ketika menuju ke kelasku. Entah mengapa aku lewat sini padahal ruang kelasku bisa dicapai tanpa melewati ruang guru. Dan pastinya lebih cepat.

Ketika tepat didepan ruang guru, aku mendengar suara sonsaengnim yang berbicara dengan seorang pria. Sepertinya dia murid baru karena sonsaengnim terdengar seperti sedang menjelaskan tata ruang gedung sekolah ini.

Aaa arrghh, ada apa denganku? Kenapa tiba-tiba gigiku sakit seperti ini? Apa manusia setengah vampir sepertiku bisa merasakan sakit gigi juga?

Ringgg....

Ah bel masuk, sebaiknya aku segera masuk kelas. Aku tidak ingin merusak rekorku yang tak pernah terlambat masuk kelas. Akupun berlari menuju kelas tanpa menghiraukan gigiku yang terasa sakit.

*

**


“anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru pindahan dari Seoul. Park Park Ji Min silahkan perkenalkan dirimu,” ujar Lee sonsaengnim didepan kelas dan mempersilahkan murid baru itu memperkenalkan diri.

“annyeonghasseo, nama saya Park Park Ji Min dari Seoul, bangapseumnida,” ujar pria itu sambil menundukkan tubuhnya.

Aduh, kenapa gigiku sakit lagi padahal tadi sudah tidak apa-apa. Aku hanya bisa memegangi mulutku di pojok ruang kelas ini. Hanya tempat ini yang terlindung dari sinar matahari.

“nah, Park Ji Min silahkan duduk di.... ya! Seo Ji Hyun, ada apa denganmu? Kenapa memegangi mulutmu seperti itu?” tanya songsaenim kepadaku.

“gigiku sakit, saem,” jawabku jujur sambil membenarkan hoodie jaketku.

“ah, ara. baiklah Park Ji Min kau duduklah disamping Seo Ji Hyun, hanya kursi itu yang kosong,” lanjut sonsaengnim.

“ne, sonsaengnim kamshahamnida,” ujar pria itu segera menuju kursi disebelahku.

“annyeong,Park Ji Min imnida” sapanya ramah.

“ah, annyeong Seo Ji Hyun imnida,” balasku sambil tetap menutupi mulutku. Gigiku makin terasa sakit. Ada apa denganku sebenarnya?

“gigimu? Gwenchanayo?” tanya Park Ji Min perhatian.

“ne, gwenchana, gomawo”

DestinedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang