Chapter 11

5 1 0
                                    

Author POV

"tapi, tapi.... aarghh"

Seo Ji Hyun berteriak kesakitan.

Dengan t-shirt lengan pendek seperti itu dan Park Ji Min yang terus menariknya tanpa meminta ijin terlebih dahulu, lengannya mulai terbakar sinar matahari.

"Seo Ji Hyun kau kenapa?" tanya Park Ji Min khawatir, "lenganmu?"

Seo Ji Hyun menatapnya dengan taring yang sedikit terlihat di bibir manisnya.

Terlihat titik air mata keluar dari kedua mata indahnya. Sedetik kemudian Seo Ji Hyun melepas paksa lengannya dan berlari kedalam rumah.

"Seo Ji Hyun, tunggu!" teriak Park Ji Min, namun diabaikan oleh Seo Ji Hyun dengan menutup pintu sekeras yang bisa terdengar.

Park Ji Min terus mengetuk pintu rumah Seo Ji Hyun. Khawatir dengan keadaan gadis yang dicintainya itu.

Dia sempat melihat lengan Seo Ji Hyun yang terbakar dan.. Taring. Dia melihat sekilas taring Seo Ji Hyun.

"apa benar-benar ada vampir di dunia ini?" gumamnya.

Park Ji Min memikirkan semuanya dari awal. Pertemuan pertamanya dengan Seo Ji Hyun yang duduk di pojok kelas sambil memakai jaket gelap.

Seo Ji Hyun terkenal sebagai siswi yang pintar tapi dia selalu duduk di pojok kelas. Dan memang hanya pojok kelas saja yang tidak pernah terkena sinar matahari.

Pertemuan mereka di taman belakang sekolah juga. Seo Ji Hyun menghindari bagian pohon yang terkena sinar matahari dan malah menyuruhnya menghampiri Seo Ji Hyun.

Padahal saat itu Seo Ji Hyun yang memintanya bertemu, bukan dirinya. Dan sekarang dia melihat taring Seo Ji Hyun.

Park Ji Min semakin keras mengetuk pintu rumah Seo Ji Hyun. menggedor tepatnya.

Setelah sekian lama Park Ji Min mengetuk, ibu Seo Ji Hyun membuka pintunya dengan Seo Ji Hyun yang berada dibelakang tubuh ibunya.

"Seo Ji Hyun, apa kau tidak apa-apa? Apa aku menyakitimu?" tanya Park Ji Min secepat kereta shinkansen. Namun yang ditanya malah tidak menjawab dan tetap menyembunyikan dirinya.

Mungkin ia tidak ingin dilihat pria yang sangat dicintainya itu dengan taring sepanjang itu.

"aku melihat lenganmu tadi terbakar, apa kau baik-baik saja? Kumohon jawab aku." Sekarang nada bicara Park Ji Min tidak secepat tadi.

"kau melihat semuanya Park Ji Min-ssi?" tanya ibu Seo Ji Hyun.

"aku melihat lengannya tadi terbakar dan..dan.."

Park Ji Min ragu melanjutkan ucapannya tadi. Takut kalau ternyata itu hanya fatamorgananya dan malah akan membuatnya dibenci Seo Ji Hyun serta ibunya.

"lebih baik kau masuk dulu, kau harus menenangkan pikiranmu dulu" ujar ibu Seo Ji Hyun.

Sekarang Seo Ji Hyun dan Park Ji Min duduk berhadapan. Tak ada seorangpun yang memulai percakapan telebih dahulu sebelum ibu Seo Ji Hyun datang.

Melihat Park Ji Min yang terus menatap lengan Seo Ji Hyun yang terbakar tadi, Ibu Seo Ji Hyun membuka percakapan.

"Seo Ji Hyun sudah tidak apa-apa, hanya sedikit luka bakar. Kau tak perlu khawatir,"

"jeongmal mianhae ahjumma, aku sudah membuat Seo Ji Hyun terluka seperti itu. aku benar-benar minta maaf," nada bicara Park Ji Min penuh penyesalan.

"kau tidak salah Park Ji Min, kau tidak tahu apa-apa. Seharusnya Seo Ji Hyun memberitahumu ketika dia mengetahui kaulah destined man-nya," ujar ibu Seo Ji Hyun.

membuat Park Ji Min bingung dengan apa yang dibicarakan.

"kau pasti bingung ya? Apa kau melihat sesuatu yang tidak wajar dalam diri Seo Ji Hyun akhir-akhir ini?" tanya ibu Seo Ji Hyun, "taring misalnya?"

Mendengar kata itu Park Ji Min terdiam, bingung mau menjawab apa.

"ternyata benar kau melihatnya," ibu Seo Ji Hyun seperti dapat membaca pikiran pria itu.

"kudengar kau suka membaca tentang vampir, kau pasti tahu manusia setengah vampir yang harus mencari seseorang yang dapat mengubahnya kebentuk sempurna baik itu manusia seutuhnya ataupun vampir abadi itulah yang sedang terjadi pada Seo Ji Hyun," lanjut ibu Seo Ji Hyun

"itulah yang terjadi pada Seo Ji Hyun dan kaulah destined man-nya, kau yang ditakdirkan untuk mengubah Seo Ji Hyun."

Park Ji Min tediam. Mencerna setiap kata yang didengarnya. Seo Ji Hyun terlihat khawatir. Takut pria yang ia cintai itu menjauhinya dan malah membencinya.

Ia tidak perduli apakah ia akan menjadi debu di usia 17nya, yang pasti ia tidak ingin pria ini membencinya.

Park Ji Min bangkit dari duduknya dan berlari keluar. Membuat Seo Ji Hyun tertunduk sedih.

"kalau dia memang mencintaimu seperti yang dibicarakannya tadi, dia pasti kembali" hibur ibunya pada anak gadisnya itu. Seo Ji Hyun hanya bisa terisak sedih.

"kapan aku bisa mengubahmu?" teriak seseorang dari depan pintu yang membuat Seo Ji Hyun dan ibunya kaget.

Setelah 10 menit berlalu, Park Ji Min tiba-tiba muncul dan mengatakan hal itu. Pria segera masuk lagi kedalam dan berlutut didepan Seo Ji Hyun.

"sudah kubilang kan aku akan menerimamu apa adanya? Kau tak perlu menangis, aku akan mengubahmu seperti yang kau inginkan. Kau hanya tinggal mengatakannya padaku," ujar Park Ji Min memegang tangan Seo Ji Hyun dan satu tangan lagi menghapus air mata gadis yang dicintainya itu.

Seo Ji Hyun menatap pria itu sendu, "benar kau akan menerimaku? Meskipun aku nanti akan berubah menjadi vampir? Kau mungkin akan mati ketika kau mengubahku."

"mati ditangan seorang yang kucintai? Aku tidak akan pernah menyesali kematianku meskipun itu membuat aku tidak bisa hidup bersamamu" ujar Park Ji Min yakin.

Tidak pernah dirinya seyakin ini selama hidupnya. Seo Ji Hyun lah yang membuatnya yakin semuanya akan baik-baik aja. Tidak ada yang perlu dia khawatirkan.

"tepat ketika umurku 17 tahun, aku harus menggunakan tubuhmu untuk mengubahku" ujar Seo Ji Hyun, "1 bulan lagi."

Tanpa mereka sadari ibu Seo Ji Hyun sudah tidak ada disamping mereka. Meninggalkan mereka berdua berbicara empat mata. Ia yakin semua bisa Seo Ji Hyun atasi dengan baik.

"haaa.. 1 bulan waktu yang sangat lama, apa kau mau bermain dulu sebelum waktu itu tiba?" tanya Park Ji Min. "hei, dimana ibumu?"

"kau tidak lihat tadi ibu masuk kedalam?" tanya Seo Ji Hyun.

"aku tidak melihatnya tadi, bagaimana? Kau mau bermain dulu?" Park Ji Min mengulangi pertanyaannya.

"tidak, aku ingin di rumah saja. Menghindari matahari itu pekerjaan yang sulit," tolak Seo Ji Hyun.

"baiklah kalau begtiu, kita bermain di rumah saja," ujar Park Ji Min tak mau kalah.

"terserah kau saja."

***

1 bulan kemudian

Seorang gadis manis berambut panjang tengah duduk sambil menikmati es krimnya di sebuah taman. Tak lama seorang pria tampan menghampiri gadis itu. Namun gadis itu malah memakinya.

"ya Park Ji Min-ah! Kau lama sekali ke toilet, lihat es krimku sudah hampir habis karena lama menunggumu" omel gadis itu.

"mianhae Seo Ji Hyun, tadi di toilet antriannya panjaaaaang sekali," ujar Park Ji Min merentangkan tangannya mengisyaratkan kata 'panjang' sambil membela diri.

"alasan saja kau ini, sekarang belikan aku es krim lagi! Lihat es krimku sudah habis,"

"bilang saja kau mau es krim lagi chagiya." Park Ji Min mengacak-acak rambut Seo Ji Hyun.

"ya! Berhenti mengacak-acak rambutku Park Ji Min!" ujar Seo Ji Hyun berusaha melepas tangan Kang Woon dari kepalanya.

"panggil aku chagi dulu, baru aku berhenti," ujar Park Ji Min tak mau kalah.

"ani!"Seo Ji Hyun mengelak dan malah berlari meninggalkan Park Ji Min.

"ya!Chagi-ya! Kau kira aku tak bisa mengejarmu," ancam Park Ji Min. Merekapunakhirnya saling kejar-kejaran di taman hiburan yang penuh sesak itu.

DestinedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang