Chapter 9

3 1 0
                                    

Seo Ji Hyun POV

Tak kusangka dia mengatakan perasaannya kepadaku dengan cara seperti ini. Dia merusak rencana yang sudah kusiapkan.

Sebenarnya aku juga menyukainya.

Pria itu benar-benar membuatku nyaman 2 bulan ini. Aku tidak tega menghisap darahnya untuk mengubahku sepenuhnya.

Aku sangat ingin menolak perasaannya. Tapi disisi lain aku juga menyukainya dan aku membutuhkan destined man-ku untuk mengubahku menjadi manusia ataupun vampir. Aku tidak ingin hidup dalam tubuh separuh begini.

“Ji Min-ah, apa kau benar-benar menyukaiku?”

aku memberanikan bertanya kepadanya sekali lagi. Hanya untuk memastikan apakah dia benar-benar menyukaiku.

“kau akan menerimaku apa adanya?”

“tentu saja aku benar-benar menyukaimu, aku sudah memikirkannya dengan matang dan aku akan menerimamu apa adanya,” ujar Park Ji Min setengah tertawa.

Namun masih dapat kulihat air mukanya yang serius.

“meskipun sebenarnya aku tidak seperti yang kau bayangkan?” tanyaku lagi.

“apa maksudmu Seo Ji Hyun? Kau bukan seorang gumiho yang memakan jantung pria, kan?” Park Ji Min malah menanggapinya dengan bercanda.

Tangannya sekarang sudah berani berada diatas kepalaku dan mengacak-acak rambutku.

Hh, dia benar-benar tidak memperhatikan omonganku. Dia hanya menganggapnya sebagai lelucon.

“berhenti mengacak-acak rambutku Park Ji Min,” ujarku melepaskan tangannya dari kepalaku.

“jadi kau menerimaku atau tidak?” tanya Park Ji Min.

“akan kupertimbangkan, dan kau juga tetap harus mempertimbangkan ucapanmu itu. kuberi kau waktu 1 bulan.” Jawabku. 1 bulan, tepat umurku 17 tahun.

“1 bulan terlalu lama Seo Ji Hyun. 1 minggu saja bagaimana?” Park Ji Min malah menawar jawabanku. Dia kira aku sedang berjualan?

“tidak, tidak, 1 bulan. Terima atau tidak?”

“bisakah kita ambil pertengahan saja? 2 minggu?” Pria ini benar-benar tidak mau mengalah.

“bailkah 2 minggu cukup,” ujarku mengambil keputusan “dan sekarang aku harus pulang, permisi.”

Aku menjauhi tubuhnya yang masih berada didepanku sejak tadi dan segera berjalan menuju gerbang sekolah.

“tunggu Seo Ji Hyun! Kita pulang bersama,” teriak Park Ji Min.

Aku berpura-pura tidak mendengarnya dan tetap berjalan dengan santai.

Ternyata jalannya cepat juga karena dia sudah berada disampingku sekarang. Akhirnya kami pulang bersama walaupun hanya sampai gerbang sekolah.

DestinedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang