Manusia es

2.4K 23 0
                                    

KIYANDRA POV

Aku mengendarai mobil pribadiku bersama sahabatku Novi menuju kampus. Di dalam mobil aku kembali mengulang semua adegan yang terjadi pada lunch dua hari yang lalu bersama manusia es itu. Aku menceritakan semuanya pada Novi, yah entahlah dia akan merespon baik atau malah tidak peduli berhubung dia adalah wanita yang sangat tidak nyaman diajak curhat. Walau begitu aku sangat sayang padanya, dia sahabatku sejak kecil sampai kuliah sekarang.

"Lo tau gak sih Nov, betapa malunya gue dia nolak perjodohan kami seenak jidatnya. Yah emang gue tau dia gak mungkin suka sama gue bukan karna gue gak menarik buat dia yah Nov, tapi mungkin karna dia udah punya pacar di London percaya deh sama gue"

Sambil ngedumel, aku terus saja membunyikan klakson seolah kalau aku membunyikannya kemacetan ini akan berkurang, padahal tidak sama sekali.

"Yah terus lo mau gimana? Lo mau maksa si manusia es itu nikah sama lo tanpa cinta gitu cuman karna dia tampan? Bukannya lo bahagia, malah hidup dalam neraka. Lo tau Key, gue sering banget baca novel yang kayak gini. Pernikahan dua orang yang cuman salah satunya yang mencintai dan yah pernikahan mereka hancur. Lo mau jadi janda di usia lo yang masih muda? "

Aku menatap singkat Novi dengan sedikit menyimpan kesal padanya. Wanita ini selalu saja terbawa perasaan dengan semua novel yang dia baca.

"Ya kali gue jadi janda, amit-amit Nov."

Aku mengetok kepalaku lalu mengetok ke stir mobil berharap kutukan Novi gak jadi kenyataan kalau aku lakuin ini. Dasar aku yang masih saja percaya sama tahayyul.

"Gue kesel kayak gini juga bukan karna gue kecintaan banget sama dia atau kepengen banget nikah sama manusia es belagu itu. Gue cuman gak suka cara dia nolak perjodohan kami. Dia kan bisa bilang jalanin aja dulu kalau cocok dilanjutkan kalau gak yah selesai bukan malah langsung marah gitu" lanjutku mengomel seolah Novi akan kuterkam karna ulah si manusia es itu.

"Yah terus lo marah-marah kayak gini kenapa
kalau gak kepengen banget nikah sama dia?"

Sekali lagi sahabatku ini menyudutkanku mungkin kepalanya akan benar-benar kuterkam. Walaupun apa yang dikatakan Novi ada benarnya sih.

"Eh Key, tapi lo kan cerita kalau dia itu dosen yah? Dia ngajar dimana? Jurusan apa?" Sambung Novi.

"Nov! Apa lo pikir gue mau nanyain semua itu ke manusia es kayak dia? Lo bayangin gue nanya soal dia masih kuliah atau gak dia cuman jawab udah gak. Bayangin aja bagaimana iritnya si tuan es itu kalau ngomong. Dia baru ngebacot pas bahas perjodohan. Padahal yah banyak kok anak kampus yang naksir sama gue, tapi gue tolak-tolakin. Nah ini si manusia es belagu amat nolak gue" aku memukul-mukul stir mobilku melampiaskan kekesalanku pada Devan.

"Lo itu kenapa sih? Lo marah karna gak jadi nikah sama Devan? Kalau gitu lebih baik lo samperin dia dan mohon-mohon supaya dia nerima perjodohan kalian dan lo gak malu lagi gak merasa terhina lagi karna ditolak. Gimana ide gue bagus kan?" bayangkan saja betapa inginnya aku menjambak wanita ini mendengar ide buruknya.

"Oh my god! Nov, lo emang gak bisa ngerti perasaan gue yah. Ya kali lo nyuruh gue mohon-mohon sama manusia es belagu kayak dia, gak sudi tau gak gue"

"Ya baguslah kalau lo sadar, lagian setampan apa sih dia paling juga tampanan Kevin. Kalau gue jadi lo gue yang bakal nolak si Devan itu mentah-mentah di depan semua orang. Secara gue kan rebutan cowok-cowok"

"Awas lo ya, kalau sampai lo naksir sama Devan, gue tabok lo" ancamku pada Novi sahabatku yang masih saja fokus berdandan di mobil dan aku yang sibuk menyetir seperti supirnya.

"Ih siapa juga yang mau naksir sama dia, paling juga dia biasa aja. Yang buat dia kedengeran keren karna dia lulusan UK aja. Gue yakin pacar gue lebih cakep kemana-mana, emang lo pernah liat cowok di kampus yang ngalahin ketampanan Kevin?"

My Possessive HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang