A promise

2.1K 33 6
                                    

Setelah tiga hari tidak ke kampus aku akhirnya ke kampus lagi dijemput oleh sahabat cantikku, Novi. Aku sedang malas saja bawa mobil dan tidak mau juga naik taxi.

Notif panggilan masuk ponselku berbunyi, di layar gadgetku jelas sekali nama Uncle Wibowo tertera.

📞 "Pagi Key! Kamu dimana, Key Udah sehat ?" Sapa om Bowo dari seberang telefon.

📞 " Pagi om, Key lagi di jalan nih om mau ke kampus, Key udah sehat kok om. Oh ya om ada apa ya tumben pagi-pagi nelfon Key?"

Tanyaku yang heran kenapa om Bowo sampai nelfon aku.

📞 "Kamu selesai kuliah jam berapa?" Om Bowo tidak menjawab pertanyaanku dan kembali bertanya.

📞 "Selesainya jam dua belasan gitu om. Ada apa ya om?" Aku kembali bertanya dan kuharap kali ini dijawab.

📞 "Kamu ke rumah om ya pulang kuliah, Om tunggu ya Key! Sekarang lanjutin perjalanannya dan belajar yang bener ya nak." aku bahkan belum sempat mengatakan aku bisa atau tidak, tapi om Bowo sudah mngakhiri pembicaraan.

"Siapa Key?"

Novi sudah sedari tadi melirikku dan sekarang dia baru memulai pertanyaannya. Kalau dia tau yang menelfon adalah om Bowo ayah dari dosen yang ia sebut tampan itu, maka habislah aku dirundung pertanyaan dari si wanita kepo ini.

"Bukan siapa-siapa kok, gih fokus nyetir aja sih."  Aku mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Siapa sih Key? Kok lo main rahasiaan gini ke gue. Terus kenapa coba ada om om yang nelfon loh sepagi ini? Key! Apa lo sekarang? Oh my god, Key!! Gue gak nyangka banget sekarang lo tuh."

Gadis ini mengeluarkan jurus teriakan mautnya. Bayangkan saja kami hanya berdua di dalam mobil dan dia teriak dengan histerisnya. Gendang telingaku bahkan sampai ingin menangis diserang suara si cempreng ini.

"Eh diem lo ya, gue sumpel mulut lo pake tissue bekas upil gue nih mau lo. Apaan deh pikiran lo tuh ngaco tau gak? Lo mikir gue jalan sama om om gitu? Ya kali gue semurahan itu. Idup gue juga udah serba berkecukupan gak harus jual diri baru bisa shopping paham lo".

Ucapku menutup mulut si cempreng ini dengan telapak tanganku.

"Lo diem yah atau gue gak akan lepasin mulut lo ini?"

Novi mengangguk pelan dan memukul lengan ku pelan.

"Apaan deh lo Key? Bau tau tangan loh Key."

"Yah sorry gue abis ngegaruk bagian belakang gue tadi."

Aku kembali berbual aku senang saja melihat si cempreng yang selalu ingin terlihat perfect ini menjadi marah.

"Iyyuh Key! Sumpah ini gak lucu deh Key. Ih lo kok jorok banget sih Key! Sumpah gak lucu tau."

"Becanda gue. Lo nyetir aja yang bener gue mau tidur"

"Eh lo belom jawab pertanyaan gue yah. Tuh om om yang nelfon siapa sih?"

Novi masih ngotot ingin tau, gak papa juga yah kalau aku kasih tau aja ke Novi.

"Oke, lo nyetir yang fokus gak usah lirik-lirik gue cukup dengerin gue cerita"

Novi mengangguk dan kembali fokus pada jalan yang akan mobilnya lewati.

"Yang nelfon tadi itu papanya Devan, om Wibowo. Dia minta gue ke rumahnya entar abis kuliah. Gak tau deh mau apa, gue cuman di suruh aja ke sana."

"Oh My God!! Calon papa mertua lo yang nelfon? Oh my god, so sweet banget ditelfonin papa mertua sepagi ini, arrghhh kepengen juga di telfon sama papanya Kevin"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Possessive HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang