Part 3

10 3 0
                                    

Tingkat sekolah menengah atas ini, masa-masa remaja yang penuh suka-duka. Apalagi masa-masa percintaan, kumpul sama teman-teman, dihukum sama-sama. Akan selalu membekas dalam otak.

~Author~

"Pagi Sya, udah bangun?" notife handphone Syasa bergetar. Syasa baru saja selasai memakai seragam sekolahnya, putih abu-abu. Kata orang, masa-masa inilah yang paling dirindukan ketika lulus nanti. Tingkat sekolah menengah atas ini, masa-masa remaja yang penuh suka-duka. Apalagi masa-masa percintaan, kumpul sama teman-teman, dihukum sama-sama. Akan selalu membekas dalam otak.

"Siapa sih, pagi-pagi ngechat gue!?" Syasa menggerutu, menekan tombol on/off handphone nya, membuka aplikasi LINE, tertera nama Naufhal_R.

"Good night mine😘"

"Pagi Sya, udah bangun?"

"Apaansih! Gak jelas banget nih makhluk astral. Lebih baik gue ke bawa, sarapan, trus ke sekolah" kata Syasa kepada dirinya sendiri.

Di ruang makan, hanya ada dia dan bibi. Ini sudah sering kali terjadi. Ia rindu dengan suasana kebersamaan, rindu pelukan hangat sang mama, rindu nasehat sang papa. Semuanya tinggal kenangan. Sudah 2 tahun berlalu.

Keduanya meninggal dalam kecelakaan, Syasa sedih, hancur. Entah kenapa ini bisa terjadi. Harusnya ia tak egois, harusnya hari itu, orang tuanya tak mencari dirinya. Harusnya dia tidak kabur dari rumah. Semua tinggal penyesalan. Semua sudah terjadi. Mobil mereka di tabrak, oleh mobil truk, yang kehilangan kendali.

Keduanya tewas seketika. Syasa menyesal. Syasa sakit hati. Sekarang, ia hanya punya Puput dan Bibinya saja. Jangan tanyakan keluarganya. Mereka tak peduli dengan Syasa. Mereka hanya peduli dengan diri sendiri. Untung, papa Syasa mempunyai tabungan, buat masa depan Syasa.

"Bi, hari ini Syasa nginep di rumah Puput yah. Jadi jangan nungguin Syasa" ucap Syasa seraya tersenyum hangat, sambil memakan sarapan yang telah di buatkan oleh bibi.

"Iya non"

"Bibi, ayok makan. Kita sarapan bersama"

"Makasih non"

"Dan bi, panggil Syasa aja. Kan Syasa udah bilang, anggap Syasa anak bibi" Syasa menatap mata sayu sang bibi, memberikan senyuman hangat. Butuh 1 tahun lamanya, buat Syasa buat bisa kembali ke jatidirinya sendiri.

"Makasih Nak" Keduanya tersenyum, lalu menghabiskan makanan yang telah disiapkan.

"Bi, Syasa kesekolah dulu yah. Assalamualaikum bi"

"Waalaikumsalam Sya, hati-hati di jalan."

"Iya bi"

Syasa mengayuh sepedanya. Ia malas menggunakan mobil atau motor. Padahal dia punya. Dia lebih nyaman menggunakan alternatif sepeda. Lagian bersepeda ramah lingkungan, bersepeda juga bikin sehat. Kan olahraga. Sambil mengayuh sepeda miliknya, Syasa bernyanyi lagu "kubersyukur memiliki kamu".

"Ku bersyukur memilih kamu,
Ku bahagia ada di sampingmu,
Hati ini terasa tenang, bila kau selalu bersama diriku,
Ku terima kekurangan kamu, kau terima kekurangan aku,
Lengkapilah lembar jalanku, untuk mengarungi disetiap langkahku,
Dari dalam hati, kau takkan terganti sampai nanti aku mati,
Dari dalam hati, kau takkan terganti...,
Kucintai kau setulus hati, ku sanyangi kau sepenuh hati,
Aku mohon kau tetap disini, menemani aku sampai akhir nanti."

Tidak terasa, ia sudah sampai di gerbang sekolahnya. Ia segera memarkirkan sepedanya, di parkiran khusus sepeda. Suasana sekolah sudah mulai ramai. Syasa melirik jam tangannya "Udah pukul 06.45" gumamnya.

Sesampainya di kelas, ia kaget melihat model Naufhal.

"Hahahahaha, lo beneran Naufhal kan?"

"Hahahaha, Fhal. Lo cantik banget, pakai jilbab"

"Gue pakaiin lipstik mau gak?"

"Hahahaha, Fhal. Lu operasi kelamin aja deh! Lo cocok jadi cewek"

Syasa tertawa terpingkal-pingkal melihat Naufhal, yang di dandani oleh teman cowok sekelasnya. Naufhal sekarang sudah memakai jilbab di kepalanya, bulu mata palsu yang bengkok, eyesedow belepotan, eyeliner yang bagusnya naudzubillah. Entah mereka dapat dari mana eyesedow, eyeliner, lipstik dan bulu mata palsu.

"Kalian pagi-pagi bikin ngakak!" Syasa maju, lalu mengambil lipstik yang tersedia, lalu memakaikan Naufhal.

"Nah kan cocok Fhal, hahaha"

Seluruh siswa, yang berada di kelas XII IPA 3 tertawa terbahak-bahak. Naufhal sungguh pasrah, gimana gak pasrah, kedua tangannya di iket, begitu pula dengan kedua kakinya.

"Udah woy, udah mau jam pelajaran. Bukain tuh si Naufhal" ucap Syasa. Mereka pun membuka ikatan kedua tangan dan kaki Naufhal. Naufhal, menatap teman cowoknya sinis, dan menatap Syasa, dengan cengiran. Pilih kasi emang si Naufhal. Saat melewati pintu kelas, ia berpapasan dengan Puput.

Puput yang melihat itu, lantas tertawa. "Kalian apain Naufhal sih? Mukanya kayak badut tuh" Puput masih tertawa. Begitu pula yang lainnya. Beberapa menit kemudian, guru masuk. Dan begitu pula dengan Naufhal.

Saat sedang menuju ke bangkunya, ia menatap teman-temannya yang tadi mengerjai dirinya, dengan tatapan sinis.
Naufhal sudah duduk di bangkunya, mengeluarkan buku pelajaran, dan handphonenya. Jari-jarinya begitu linda mengetik keyboard pada handphonenya.

"Hallo Sya, lu tadi cantik banget pas ketawa😘"

Selesai mengirimkan pada Syasa, ia mencatat apa-apa yang di tuliskan oleh gurunya di papan tulis. Sedangkan Syasa yang mendapat notife pada handphonenya, segera membukanya. Dan ternyata pesan dari si makhluk astral.

"Apaan sih nih makhluk astral, gue emang cantik dari lahir kali. Lo nya aja baru tau!" gumam Syasa, lalu membalas pesan LINE dari Naufhal.

"Gue emang cantik dari lahir, lo nya aja baru tau!" setelah itu ia kembali fokus ke depan. Naufhal tersenyum mendapat balasan pesan dari Syasa. Lantas kembali fokus.

Siapa yang tau, cinta itu datangnya kapan! Cinta hadir seiring berjalannya waktu. Hanya saja, ada yang cepat menanggapi, dan ada pula yang membiarkannya saja. Membiarkan karena tau, di cintai balik itu hanya sebuah halu semata.

Sebuah angan, yang membiarkan pemiliknya terus berpikir dan berpikir akan hadirnya cinta. Akan arti dari sebuah kata cinta. Cinta hanya memiliki lima huruf. Namun, sangat menyentuh di hati.

📚✏
~TBC~
Hallo gays, buat kalian yang baca cerita wattpad ini. Author mohon berikan vote. Lagiankan vote gratis nih. Gak kasian apa sama author:(

Semoga suka yah sama cerita author kali ini. Sarangheo buat kalian yang sudah sempatkan waktu membaca cerita OMG Dia Imamku?😘

Omg Dia Imamku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang