Part 4

12 4 0
                                    

Cinta tak dapat di tebak. Kapan datangnya, jika hatimu kembang-kempis dekat dengannya, mendapat pesan darinya, bahkan namanya saja di sebut kamu deg-degan. Bisa jadi itu cinta yang sedang berlabu di hatimu.

~Author~

"Hai Sya" Sapa Naufhal, Syasa sedang duduk di bangku taman sekolah. Puput pergi keperpus. Niatnya mau nyusul Puput tapi, dia malas. Jadinya ia menatap teman sekolahnya yang melakukan berbagai aktifitas di depan matanya.

"Kenapa?" Syasa menoleh ke arah Naufhal, dan sedikit bergeser memberi luang buat Naufhal duduk.

"Sya, bentar lagi kan ujian. Lo mau gak nikah mah gue?" tanya Naufhal, tersenyum, dan kalian tau senyumannya sungguh manis. Syasa kaget, lantas menatap Naufhal. Dan,
"Kenapa jantung gue kembang kempis njer?" batin Syasa.

"Lo mau gak Sya? Gue serius nih?" tanya Naufhal sekali lagi. 5 menit kedua nya terdiam dengan pikiran masing-masing."Duh. Ya Allah moga Syasa mau" batin Naufhal. Sedangkan Syasa, " Ya Allah kapan lagi coba langsung di lamar? Biasanya kan di ajak pacaran. Terima gak ya?" batin Syasa.

"Oke, gue beri lo waktu, sampai kita lulus, buat buktiin kalau lo emang sayang banget sama gue. Gimana?" tanya Syasa, Naufhal tersenyum bahagia. Bahkan dia sudah lompat-lompat tidak jelas. Seperti tidak menunjukan sifat seorang most wanted.

"Uuuu, makasih Sya. Gue janji akan buktiin kalau gue tuh serius lamar lo". Lantaran senangnya seorang Naufhal menarik tangan Syasa, lantas mengajaknya menari-nari. Berputar-putar, seperti anak-anak yang senang karena berhasil, lalu memeluk Syasa.

Sontak Syasa kaget, tapi hatinya menyuruh nya untuk membalas pelukan Naufhal. Siswa-siswi yang melihat itu, sontak mengambil foto mereka berdua. Dan lagi-lagi ada cibiran-cibiran. Tapi, tak di pedulikan oleh keduanya.

"Wah wah liat, siapa yang sedang pacaran" suara Puput, sinta acara peluk-pelukan keduanya terlepas.

"Dasar Puput, kenapa datang sih? Lagi enak-enakan juga!" batin Naufhal kesal plus jengkel dengan kedatangan Puput.

"Ehh hehe" Syasa menggaruk tengkuknya, padahal tidak gatal. Puput memicingkan matanya meminta penjelasan.

"Nanti gue cerita Put, nanti malam gue mau nginap di rumah lo" bisik Syasa, seraya menarik tangan Puput, meninggalkan taman sekolah.

Sedangkan Naufhal masih di sana, dengan senyuman yang tak henti-hentinya. "Duhh ko perut gue tiba-tiba mules sih? Gk berpihak ke gue amat lo!" gerutu Naufhal pada dirinya sendiri. Lalu, menuju ke wc cowok, ia lah ke wc cowok, gak mungkin ke wc cewek. Mau di tabok dia habis-habisan.

                                 *****

Kelas sudah di mulai dari tadi, dan Naufhal juga belum nongol sedari tadi. "Tuh bocah kemana sih? Udah setengah jam dia belum nongol?" batin Syasa, sejak kejadian tadi, ia merasa aneh dengan hatinya. Entahlah mungkin itu cinta.

Cinta tak dapat di tebak. Kapan datangnya, jika hatimu kembang-kempis dekat dengannya, mendapat pesan darinya, bahkan namanya saja di sebut kamu deg-degan. Bisa jadi itu cinta yang sedang berlabu di hatimu.

Cinta itu lumrah, semua orang di berikan perasaan cinta oleh Tuhan. Cinta itu banyak macam nya, cinta terhadap Tuhan, cinta terhadap orang-tua, cinta terhadap keluarga, cinta terhadap sahabat, cinta terhadap teman, cinta terhadap lingkungan sekitar, bahkan cinta terhadap lawan jenis.

"Maaf pak, saya telat. Perut saya tadi mules banget pak. Jadi, saya ke wc dulu pak" ekspresi santai, dengan muka sok di sedih-sedih kan. Mampu membuat guru luluh.

"Iya, silahkan duduk Naufhal" titah sang guru Fisika.

"Maksih pak, sayang bapak deh" sang guru fisika, lantas geleng-geleng kepala, dengan sifat sang murid yang satu ini.

"Dari mana aja lo?" tanya Syasa ketika Naufhal  sudah duduk di samping bangkunya.

"Wc Cha, mules"

"Cha? Siapa?"

"Ya elo lah,, mulai detik ini, gue manggil lo dengan nama Chaca, itu panggilan sayang gue ke lo"

"Dihh sok romantis banget lo Fhal" sindir Syasa, padahal dalam hatinya berbunga-bunga. Buat yang pacaran, pasti punya kan panggilan tersendiri buat pacar kalian. Yahh bisa di bilang panggilan sayang.

"Harus dong, sama calon bini" ucap Naufhal memasang wajah sok tampan, tapi pada kenyataannya dia memang tampan. Buktinya ia menjadi most wanted di sekolahnya.

"Naufhal, jangan diskusi. Catat apa yang tadi saya tulis di papan tulis!" tiba-tiba pak guru yang mengajar, membentak Naufhal.

"Iya pak"

"Makanya jangan diskusi" Syasa tertawa pelan, lalu melanjutkan tulisannya. Begitu juga dengan Naufhal.

Hay hay, i'm come back. Ini udah part ke 4, kalau pendek. Maafin yah, soalnya ide nya sampai segini doang, kemarin mau di lanjut, tapi lagi ada masalah, yang sangat mengganggu otak. Dan buat kalian yang ngedukung cerita ini, love you all. Berkat kalian, w jadi tambah semangat😚

Omg Dia Imamku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang