1

3.3K 144 44
                                    

Welcome...

Selamat Membaca

"Tong kosong nyaring bunyinya.
Mimpi tinggi, tapi banyak maunya."
-Azkara Draga Bagaswara.

BAB 01 - KANTIN SEKOLAH

NORMAL POV

BRAKK

Rangga mendelik. "Azkara ... sepertinya gua menang lagi. You lost! " ledeknya santai. Pemuda yang membuka keseluruhan kancing kemeja sekolahnya itu, berusaha memancing amarah Azka.

Rangga memang gemar sekali mengganggu kenyamanannya. Jika bukan Rangga, dipastikan SMA Angkasa bersih dari cowok nakal.

Lelaki ber-name tag Azkara Draga B, memperlihatkan rahangnya yang mengetat. Menandakan begitu besarnya amarah Azka pada lelaki di depannya. Rahang Azka saja sampai berbunyi akibat pergesekan sesama gigi.

"Gue pikir pro, ternyata koplo. Jangan jadi sok pahlawan, kalo lo sendiri gak bisa lawan!" ejek Rangga lagi, kaki kanannya ia angkat menaiki kursi yang ia duduki. Ia menyeruput air berwarna di depannya demi melegakan tenggorokannya.

Azka terpancing.

"MAKSUD LO APA HAH?" teriak Azka menggema seantero kantin, bahkan dari ufuk mana saja telah menoleh padanya.

"Anda terpancing?" tanya Rangga dengan santai, ia masih saja memancing Azka untuk beradu jotos.

Azka marah, ia berjalan mendekat. Kerah baju Rangga ia cengkram dengan kuat. Sibuk mencengkram dengan berdiri di sebelah kanan, Azka malah menendang meja di depan Rangga menjauh dari pandangan.

"Berani lo sama gue?!" tanya Azka tegas, rahangnya mengetat. Kedua bola matanya memerah seperti hendak copot.

Rangga tersenyum sinis. "Kenapa gak?"

Dalam sekali hentakan, Azka menendang tulang kering kaki Rangga yang berada di atas kursi kantin.

Mampus!

"ARGHH! BRENGSEK!" teriaknya refleks pada Azka. Kedua tangannya ia gunakan untuk memegang tulang keringnya yang berdenyut-denyut rasa hendak lepas dari engselnya.

Azka tersenyum sinis.

Cengkraman tangannya pada kerah baju Rangga telah ia lepaskan sejak Rangga meringis. Tahu memiliki kesempatan, ia mengepalkan kembali tangan kanannya.

Bahu kanan Rangga ia pegang kuat. Kedua tangan Rangga yang memeluk kakinya, ia lepaskan secara paksa.

BUGHH

Azka melayangkan satu pukulan panas pada perut Rangga. Merasa mendapat celah, Azka kembali memberikan beberapa pukulan pada tubuh Rangga. Lelaki itu memberontak ingin melawan, sayangnya Azka tak memberikannya ruang untuk menyerang.

Lima belas menit aksi tumbuk-menumbuk telah terjadi. Sorot mata siswa-siswi SMA Angkasa menyaksikan kejadian di kantin sekolah secara hening. Tanpa ada kamera, juga tanpa adanya 'cepu' pada guru sekolah. Termasuk dari petugas kantin sendiri.

Kejadian seperti ini sering terjadi. Tapi tak ada yang pernah mengadukannya pada guru atau kepala sekolah. Mereka hanya menjadikan aksi pertengkaran itu sebagai tontonan semata.

Sa&KaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang