Selamat Membaca😇
"Lebih baik berbuat salah, daripada
hidup tanpa masalah."
-Harvey Zentinez.BAB 04 - HARVEY'S BROTHER
NORMAL POV
.
.
."BANGSAT! BANGKE LO! TAU SALAH NGGAK!" maki lelaki dengan tubuh menjulang merendahkan lawan bicaranya.
Yang diajak berbicara hanya menanggapinya dengan santai, kedua kakinya disilangkan di atas meja. Lelaki yang duduk tak sopan itu, masih sibuk menyantap sandwich tanpa menoleh. Bola matanya menatap layar pipih disalah satu tangannya. Kakinya ia goyang-goyang di atas meja itu.
"Anjir, lo tau orang lagi ngomong ga? budeg lo ya!" geram lelaki yang masih berdiri didepan meja anak bandel itu.
"AZKA!" pekik lelaki tadi semakin geram.
Azka, lelaki itu menghela nafas sok berat sembari menggelengkan kepalanya seperti tengah mengejek. "Kalah sama toa." Setelah berucap demikian ia mencebik bibirnya.
"Gue nggak minta komentar lu, sini data yang telah lo rampas!" teriak anak itu lagi, Dharma.
Azka mengalihkan sedikit wajahnya pada lelaki itu, "Woh, satu sama kita ya, udah gue bakar." Azka tersenyum miring melihat wajah terkejut dari Dharma.
Tanpa rasa bersalah, Azka menegakkan tubuhnya dari meja kantin yang sudah berantakan. Baru saja akan berdiri, semua yang ada di atas meja terjatuh ke sembarang arah. Termasuk saus dan kecap, kedua pelengkap makanan itu bersimbah mengenai pakaian putih Dharma.
Wajahnya lelaki itu memerah, Azka langsung melenggang pergi tanpa memikirkan Dharma yang masih mematung menatap nanar baju putihnya.
"BRENGSEK!"
BUGH
DUUG
"Jangan salahkan gue, kalau lo mati ditempat," lirih Azka setelah mendapat serangan ganda, matanya mengerling ke belakang menatap musuh dibalik tembok.
"Banci, berani main belakang."
Azka berjalan mendekati Dharma nafasnya sudah mengebu-gebu. Azka mengepalkan kedua tangannya, hingga buku-buku jarinya memutih. Dengan jalan yang begitu cepat ia melayangkan kepal-an jemari kanannya.
BUGH
Pukulan telak telah diterima Dharma, ia yang mendapatkan itu langsung tersungkur di atas lantai.
BUGHH
"Satu sama!" Senyuman setannya muncul disela-sela panasnya suasana.
Semua pengunjung kantin menepi, tak ingin memperkecil ruangan. Mereka sama-sama takut, baik itu dengan Azka maupun Dharma. Mereka sama-sama setannya sekolah, kalau bukan mereka siapa lagi yang akan meramaikan sekolah?
Ah ya, satu lagi Rangga. Nah, yang satu itu kebetulan sekali tidak masuk sekolah karena sedang masa scors. Anak itu ketahuan merokok di ruang guru yang sepi. Dasar, masuk ke kandang harimau.
Salah satu dari pengunjung kantin berlari menuju mereka berdua. Dia seorang gadis culun yang sudah dimaki oleh Azka hari lalu. Bukan tanpa alasan ia berlari kesana, dia hanya ingin mengambil buku miliknya yang tercecer di lantai kantin. Tangan kanannya memegangi air minum yang tinggal sedikit. Dia lebih memilih buku tebal nan membosankan itu, daripada keselamatannya dari serangan brutal berjenis kelamin sama di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sa&Ka
Teen FictionAksara Draja Bagaswara. Lelaki pendiam tak bersuara dan lelaki penakut tak bergema. Tiada hari tanpa belajar dan tiap hari tanpa tenar. Mata lembut-selembut sutra dan gaya gaul apa adanya. Hanya satu, hanya satu teman yang ia miliki dan hanya satu k...