Selamat Membaca😇
"Adakalanya, bersakit-sakit dahulu tak akan
pernah bersenang-senang kemudian."
-Aksara Draja Bagaswara.BAB 06 - BIG SISTER
AKSARA POV
.
.
.Semenjak saat itu, aku tak lagi bertemu dengan saudaraku. Mengingat lima hari yang lalu, Papa kembali dari pekerjaannya yang panjang. Rasanya aku dikurung kembali dalam jeruji besi dan dingin.
Hingga aku tak lagi merasakan kehangatan. Tubuhku yang waktu itu dapat menjajah hangatnya tubuh saudaraku. Kini telah tergantikan dengan rasa sejuk yang menyelimutiku.
Ingin aku berteriak pada dunia, aku ingin sebuah keadilan. Aku rela mati bersama kembaranku, daripada tersiksa secara perlahan di rumah besar ini.
Papa begitu membenci saudaraku, padahal saudaraku juga bagian dari diriku.
Setelah Alfa, dia adalah saudara laki-laki kandung yang ku miliki. Jika saja Alfa masih disini, mungkin hari-hari ku terasa sangat berwarna. Disatu sisi aku merasa lengkap dengan saudara-saudaraku dan satu sisi lain aku merasa begitu ternomor satukan.
Sebelum kejadian tragis itu, aku selalu diberi dukungan dari pihak mana saja. Azka begitu membelaku apapun yang aku kerjakan dan Alfa begitu menyayangiku apapun keadaannya.
Kini rasanya sudah tak ada lagi warna dalam rumah ini, dulu yang begitu ramai dengan perang antara kami, telah tergantikan dengan sunyi disetiap sudut rumah ini.
Satu saudaraku sudah meninggalkan aku untuk selama-lamanya dan satu saudaraku yang lainnya, sudah begitu berjarak semenjak rasa sakit hatinya begitu menggoyahkan pendiriannya. Dia menyerah untuk bertahan, setelah merasa usai dalam hubungan.
Rasa sesalku pada masa lalu begitu mendalam. Jika saja waktu itu aku tak menarik perhatian saudara-saudaraku, mungkin semua akan begitu berbeda. Aku sudah berusaha semampuku untuk menjelaskan rinci kejadian, tapi apa? Papa malah mengatakanku mengada-ngada.
Lenyap sudah rasa keceriaan dan kebahagiaanku beriringan dengan lenyapnya saudara kembarku.
"Aksa turun! jangan mentang-mentang papa melarangmu bertemu Azka, kamu merajuk!" teriak sang Papa dari lantai dasar. Ah, rasanya untuk melangkah kakiku ini sudah tak sanggup.
Hari ini adalah kepulangan kakakku dari Inggris. Kakakku disana menyambung kuliahnya sekaligus mengatur perusahaan Papa yang kedua. Kakak perempuanku itu begitu sayang padaku, Azka dan Alfa.
Daripada aku bermenung tak jelas disini lebih baik aku turun, aku ingin mengutarakan isi hatiku pada kakakku yang begitu mengerti aku.
Dari ujung tangga aku melihat kakakku menggiring koper besarnya memasuki rumah. Dia sudah lama sekali tak kembali, aku merindukannya. Dia memilih mengenyam pendidikan disana tanpa bisa kembali, bagaimana bisa ia berlibur sedangkan perusahaan membutuhkannya.
"Dek," sapa kakakku, dia merentangkan tangannya lebar ingin memelukku.
Aku begitu merindukannya, "Kak, kakak apa kabar?" tanyaku dalam pelukan cintanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sa&Ka
Teen FictionAksara Draja Bagaswara. Lelaki pendiam tak bersuara dan lelaki penakut tak bergema. Tiada hari tanpa belajar dan tiap hari tanpa tenar. Mata lembut-selembut sutra dan gaya gaul apa adanya. Hanya satu, hanya satu teman yang ia miliki dan hanya satu k...