"Pagi tante yang cantik~"
"Pagi juga Hansolie yang tampan."
"Seungkwanie?"
"Masih di dalam. Sebentar lagi juga keluar, tunggu saja."
"Vernonie aku terlambat! Bisa kita ngebut? Aku harus piket pagi ini!" seru seseorang dari dalam rumah.
Sesaat kemudian, seorang gadis keluar dari dalam rumah dengan seragam sekolah yang sama dengan yang dikenakan Vernon saat ini. Ransel tersampir di bahu kirinya, tangan kanannya sibuk menyocokkan posisi kaki dengan sepatunya sementara tangan yang satu berpegangan pada kusen pintu agar tidak kehilangan keseimbangan, dan dia juga sedang menjepit sebuah roti lapis segitiga di antara kedua bibirnya.
Itu Seungkwan yang sedang dikejar waktu karena pagi ini dia terlambat bangun dan terancam melewatkan kegiatan piket kelas paginya yang jika benar terlewat, maka dia akan berakhir dengan dikenai denda sesuai dengan peraturan kelas.
"Oke, bisa saja. Tapi, aku juga belum sarapan," ujar Vernon. Seungkwan mendongak dengan masih menggigit roti lapisnya, Vernon tanpa banyak pikir langsung menggigit sisi roti lainnya dan kemudian Seungkwan melepaskan roti itu pada Vernon seraya meraih sebuah helm dari tangan Vernon.
"Ayo. Makan saja itu dulu, aku sudah membuatkan bekal untuk kita berdua, nanti di sekolah akan kuberikan padamu."
"Oh, benarkah?"
"Ya. Cepat Vernonie!" ujar Seungkwan tak sabaran.
"Kami berangkat dulu tante."
"Kami pergi, eomma."
"Ya, hati-hati di jalan," balas ibu Seungkwan.
.::FullHouse::.
Hong Jisoo sudah menekan bel sepuluh kali plus tiga kali gedoran di pintu setiap kali dia menekan bel, tapi tetap saja orang di dalam rumah tidak ada yang membukakan pintu untuknya. Padahal semalam dia masih tahu apa password rumah itu, tapi pagi ini sepertinya Seungcheol sudah menggantinya menjadi yang baru. Ponsel di genggaman Jisoo berdering berkali-kali, tapi Jisoo sama sekali tidak ada niat untuk mengangkat panggilan masuk tersebut dan pada akhirnya, Jisoo yang terkenal sabar tersebut kehabisan stok sabarnya. Jadi, dia merusak pengaman pintu lalu menerobos masuk.
"Seungcheol!" teriaknya murka.
Pintu pertama sudah berhasil dibuka, kini tinggal satu pintu lagi yang harus dia buka, pintu kamar. Tapi, sepertinya dia tidak perlu merusak kunci pintu seperti sebelumnya karena Jeonghan sudah lebih dulu membukakan pintu kamar untuknya. Wanita yang bekerja sebagai seorang super model tersebut mengerang saat melihat keadaan pintu rumahnya yang dirusak Jisoo.
"Astaga, Jess! Ini keempat kalinya kau merusak pintu rumahku."
"Salahkan Seungcheol yang mengganti password rumahmu. Sekarang dimana dia?"
"Di kamar, masih tidur. Bangunkan saja sendiri. Mau kopi?"
"Aku ingin teh madu saja."
"Oke."
Dengan demikian Jeonghan berlalu menuju dapur sementara Jisoo masuk ke kamar untuk membangunkan Seungcheol.
Jeonghan mendesah pelan saat mendengar suara 'gedebuk' dari kamarnya. Jisoo memang ganas kalau sudah berurusan dengan kegiatan membangunkan Seungcheol. Kemudian keadaan mulai terdengar gaduh dan Jeonghan yang sudah selesai membuat minuman untuk dirinya, Seungcheol dan Jisoo, lebih memilih untuk duduk di depan televisi sambil menonton berita kamis pagi dengan volume keras.
.::FullHouse::.
Lee Jihoon menapaki anak tangga satu per satu dengan langkah setengah diseret. Ini pertama kalinya dia pulang ke rumah dalam kurun waktu seminggu belakangan. Dia sibuk sekali mengurusi album debut salah satu grup asuhan agensi tempatnya bekerja, bahkan Seungcheol yang berlari dan menabraknya hingga hampir terjatuh pun dia abaikan saking lelahnya. Kalau dalam keadaan normal, mungkin Jihoon akan melempari Seungcheol dengan salah satu pot tanaman kesayangan Mingyu.
![](https://img.wattpad.com/cover/216711241-288-k150389.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[Seventeen] Home Sweet Home
FanfictionHome is a place where everything's begin... Sebuah rumah bertingkat lima di daerah XXX, setiap lantainya dihuni oleh orang-orang dengan berbagaimacam latar belakang dan punya cerita mereka masing-masing. Tertarik? Cobalah untuk datang dan bertamu...