Aku mencintaimu karena segenap alam semesta bersatu membantuku menemukanmu.
—Paulo Coelho
***
"Nat?" panggil seseorang yang sangat Natya kenal. Itu suara milik Eleanor—Mama Natya. Setiap mendengar suara Mamanya melalui telepon, rasanya Natya ingin segera mematikan panggilan tersebut sekarang juga.
"Ada yang mau Mama bicarakan?" tanya Natya yang terdengar jengah. Ia terlalu sibuk untuk sekedar menjawab panggilan dari orang yang sudah lebih dari sepuluh tahun merawatnya. "Aku terlalu sibuk, Ma."
"Kapan kamu pulang?" Natya memutar bola matanya. Lagi-lagi Eleanor menanyakan soal kepulangannya ke Indonesia. Natya tahu, ia sudah lulus dari universitas dengan jurusan bisnis enam bulan yang lalu. Namun, Mamanya sepertinya tidak bisa membiarkannya untuk sedikit lebih lama tinggal disini.
"Aku nggak tahu," ucap Natya. Di hadapan Natya, sudah banyak setumpuk kertas yang harus ia periksa sekarang. Namun, Mamanya tidak kunjung mematikan voice call ini. Lebih baik, Mamanya menelponnya saat nanti sore, biasanya sudah malam kalau di Paris.
"Mama sudah dengar jawaban itu lebih dari lima kali, Nat. Can you answer with another word?" tanya Eleanor yang kedengarannya juga kesal dengan Natya.
"Mama juga sudah menanyakan ini berulang kali, Ma. Can you ask me with another word?" balas Natya tak kalah pedas. "Beri aku waktu enam bulan,"
"I can't" ucap Eleanor.
Natya terkejut mendengar balasan Mamanya yang tidak seperti yang ia harapkan, "Why?"
"Nggak ada alasan khusus," Eleanor berhenti sejenak. "Satu bulan lagi, Mama tunggu kamu di Indonesia."
Natya membulatkan matanya, "Nggak bisa, Ma. Aku harus ngurus kepindahan kantorku juga." Protes Natya kemudian.
"Okey," perasaan lega Natya rasakan. Mamanya menunjukkan kalau ia bisa mengerti Natya.
"Thanks," ucap Natya kaku.
"Emang Mama bolehin kamu?" mendengar itu, Natya diam seketika. Kesenangannya ternyata cuma hiburan semata. "Kalau dalam sebulan kamu nggak balik, Mama terpaksa bilang sama Papa. He will be so mad with you, Nat"
"Ma," suara Natya tertahan. "Aku sudah gede, emangnya nggak boleh kalau aku disini dulu—"
"One month or your Dad will mad, Nat. Kamu sudah gede, kan?" kali ini Eleanor menang.
"Terserah!" Natya menutup voice call itu lalu kembali melanjutkan pekerjaanya.
***
Sejak di dalam pesawat dari Paris menuju Singapura, Natya terus mengeluh soal kelakuan Mamanya yang keterlaluan. Menyuruhnya pulang mendadak dan membuat Natya harus mengurus banyak urusan soal kepindahan kantor pusatnya.
Mamanya memang selalu membuat Natya pusing kepala. Kepindahan dalam waktu satu bulan, semua orang pasti harus kerja ekstra. Dan, Natya ternyata gagal. Melengkapi segala urusan kepindahan dari Paris ke Jakarta bukan hal yang mudah. Perlu waktu sampai lebih dari sebulan.
Kalau bukan karena waktu satu bulan dari Eleanor, Natya tidak akan mau memesan tiket penerbangan dari Paris menuju Indonesia dengan transit selama dua jam di Singapura. Penerbangan ini membuat Natya kelelahan. Serius.
Setelah selesai dengan imigrasi dan sebagainya, Natya memesan taksi untuk mengantarkannya ke sebuah apartemen di daerah Jakarta.
"Apartemen Melati, Pak" ucap Natya sebelum memasuki mobil taksi yang akan mengantarkannya. Bapak supir membantunya memasukkan kopernya ke bagasi dan berlanjut mengantarkannya menuju tempat yang Natya minta.
YOU ARE READING
Breakfast Mate
RomanceSINOPSIS Usai menempuh pendidikan sembari menjalankan bisnis di Paris, Natya akhirnya memilih kembali pulang ke Indonesia atas perintah Mamanya. Kebebasan yang ia rasakan di Paris, terpaksa harus hilang setelah ia pulang. Natya yang sudah dipus...