Chapter one!

57 6 0
                                    

16:30 KST

Gue ngecek kembali kerjaan yang hampir selesai. Saat gue lagi melanjutkan pekerjaan gue, telefon masuk dan ternyata dari Mas Verry.

"Halo mas"

"Dek, kamu udah mau pulang?"

"Belum mas, kenapa?"

"Mas di apartemen kamu"

"Sama mba Omi?"

"Iya, makanya kamu cepat pulang"

"Oke mas, aku pulang sekarang ya"

"Iya dek"

Gue pun segera beres beres kerjaan gue. Setelah beres, gue turun dan absen pulang. Selesai absen, gue ke basemen dan langsung pulang ke apartemen.

"Duluan ya pak" ucap gue ke satpam yang kebetulan juga dari Indonesia.

"Iya mba Mira"

Jalanan Seoul basah karena terguyur hujan dari pagi yang belum juga reda sampai sekarang.

20 menit kemudian, gue sampai di apartemen. Jarak yang lumayan dekat antara kantor dan apartemen membuat gue gak perlu waktu lama buat sampai ke sini.
Setelah parkir mobil, gue langsung ke atas.

"Mba, mas ayo masuk" ucap gue ke mereka yang nunggu gue di sofa yang ada di ujung koridor.

Setelah mempersilahkan mereka duduk, gue membuat minuman untuk mereka.

"Dek gak usah repot repot"

"Gak repot kok mba"

"Ih kamu nih ya. Kan baru pulang kerja, istirahat dulu lah"

"Iya gak papa kok mba Naomiii"

"Yaudah dek"

Setelah buat minuman, gue balik lagi ke sofa dan ngobrol sama mereka.

"Ohiya, ada apa mba, mas tumben ke Seoul?"

"Kamu mau keponakan gak dek?"

"Mau dong mas"

"Beneran mau?"

"Iya mau mbaa"

"Yaudah nih" kata mba Omi sambil memberikan kertas hasil laboratorium.

"Wihh mba Omi hamil?"

"Iya dek, udah satu bulan hehe" kata mba Omi sambil megang perut nya.

"Wihhh chukhaeee Mba Omi, Mas Verry"

"Iya dek, kamu nyusul lah"

"Ih mas Verry mah. Udah tau adek nya jomblo. Boro boro hamil mas, punya pacar aja enggak"

"Kamu buka hati lagi dong dek. Masih berharap sama yang dulu?"

"Susah banget ngelupain dia mba. Sekalipun lupa, keinget lagi mba. Itu juga kabarnya dia udah tunangan mba"

"Loh, sama siapa?"

"Yang itu mas. Nilda"

"Hah, Sama Nilda? Seriusan kamu?"

"Iya mas"

"Ya ampun padahal lebih baik adik nya mas. Vano...vano"

"Ya mau gimana mas? Vano cinta nya sama Nilda bukan sama Xamira. Semoga aja gak di undang aku ke nikahan nya"

"Loh kenapa nggak mau dek?"

"Gak mau ah mba. Males aja ketemu Nilda"

Cling!

Kita noleh ke sumber suara yang berasal dari handphone gue.

"Dek, siapa tuh kayaknya penting"

"Gak tau mba"

"Cek sana. Siapa tau dari kantor"

"Iya mba"

Gue bangun dan langsung ngecek handphone gue yang bunyi gara gara notifikasi dari WhatsApp.

Vano (5 new message)

Vano : Xamira?

Vano : Apa kabar?

Vano : Di Seoul ya?

Vano : Gue mau undang lu ke pernikahan gue sama Nilda di Tokyo hari Minggu

Vano : Lu datang ya :')

Xamira : iya kenapa?

Xamira : iya gue di Seoul, tau darimana ya?

Vano : Dari Instagram lu wkwk

Xamira : oh gitu

Xamira : hmm, mian. Gue gak bisa datang

Vano : Loh kenapa?

Xamira : ada something yang harus gue kerjain hari Minggu ini

Vano : Gak bisa lu tunda?

Xamira : gak. gue lebih mementingkan perkejaan gue. mianhamnida.

Vano : Oke deh

Xamira : iya, sekali lagi mian

Vano : Iya gak papa

Gue kembali menatap foto undangan pernikahan Vano dan Nilda yang dia kirim ke gue. Gue berusaha buat gak sedih dan menahan air mata gue yang hampir jatuh. Gue pun kembali ke sofa.

"Dek, kenapa? Kok sedih?"

"Gak apa apa mba"

"Cerita dek, mas sama mba kan di sini jadi pengganti bunda sama ayah yang tinggal di Indonesia"

"Hmm...iya mas"

"Kamu kalo ada masalah. Cerita sama mba, cerita sama mas. Jangan di pendam sendiri"

"Iya mba ini aku cerita. Jadi tadi Vano chat aku, dia ngirim foto undangan pernikahan dia sama Nilda. Aku di undang mba sama dia. Tapi aku gak mau datang"

"Datang aja gak apa apa Xamira. Mba yakin Nilda gak akan apa apain kamu"

"Tapi aku males ketemu sama Nilda mba. Dia tuh mulutnya parah banget mba"

"Hey dek, ayolah. Jangan seperti ini, mas yakin adek mas ini bisa. Datang ya?"

"Hmmm...yaudah deh mba, mas aku datang"

"Nah gitu, yaudah beberes barang sana. Nanti berangkat bareng mas sama mba ke Tokyo"

"Iya mas"

Gue masuk ke dalam kamar dan beberes barang yang akan gue bawa ke Tokyo. Gue hanya membawa dress untuk pesta nya dan beberapa pakaian dalam. Setelah selesai beberes, gue angkat koper gue dan keluar dari kamar.

"Udah siap dek?"

"Udah kok mas. Ini aku tinggal ngambil Hoodie"

"Gak ganti celana dek? Masih hujan, pasti dingin"

"Gak apa apa mba. Yaudah aku ambil Hoodie dulu ya"

"Iya dek"

Gue ngambil Hoodie gue yang tergantung di lemari yang ada di kamar gue. Setelah pakai Hoodie, gue keluar dari kamar.

"Mas, mba ayo"

"Iya dek"

Kami pun langsung keluar dari apartemen gue. Gue mengunci pintu nya dan segera turun. Sampai basemen, gue langsung masuk ke dalam mobil mas dan berangkat menuju Tokyo.

XamVanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang