Chapter two!

33 4 0
                                    


Pekerjaan hari ini lumayan membuat gue capek dan mengantuk. Di tambah dengan perjalanan langsung dari Seoul ke Tokyo yang memakan waktu lumayan lama.

"Dek, kalo ngantuk tidur aja"

"Iya mba"

"Nanti kalo udah sampai, mba bangunin kok"

"Iyaa mba. Aku tidur ya"

"Iya dek"

Gue pun mencoba untuk memejamkan mata sambil menikmati alunan musik yang gue setel dari handphone.

Terpapar kenangan gue dengan Vano yang masih tersimpan dalam ingatan gue. Tapi setelah Nilda datang, rasa Vano hilang perlahan. Gue merasakan momen ini akan terulang kembali.

"Ih kenapa keinget terus sih!!" Teriak gue frustasi.

"Dek, kenapa???"

"E-eh gak apa apa mba"

"Beneran dek?"

"Ndeee eonnie"

"Kalo ada apa apa cerita ya dek"

"Iya mba"

Gue mematikan lagu yang gue putar dan mencopot headset dari telinga gue. Gue senderkan kepala gue ke jendela yang basah karena terguyur hujan.

"Dek, kamu mau makan?"

"Enggak mas, adek gak mau makan"

"Kenapa dek?"

"Gak mood makan mas"

"Yaudah, nanti kalo udah mood makan bilang sama mas"

"Iya mas"

Gue terus melamun sambil menatap kosong jalanan. Kepala gue pusing dan gue memaksakan untuk tidur.

20:35 KST

"Dek, bangun"

"Kenapa mba? Udah sampai ya?"

"Belum dek, kamu makan dulu ya"

"Hmmm...iya mba. Tapi sedikit aja ya, adek masih belum mood makan"

"Iya gak apa apa dek, yang penting kamu makan"

Gue pun bangun dan membenarkan posisi duduk gue. Mba suapin gue dengan Ramyun.

"Mba, kok ada Ramyun?"

"Iya tadi mba beli"

"Ohh gitu mba. Kita sampai jam berapa?"

"Kurang lebih jam setengah sebelas dek"

"Ohh oke mba"

"Iyaaaa"

Ramyun hanya tersisa sedikit dan perut gue udah kenyang banget.

"Mba udah ya"

"Sedikit lagi dek tanggung"

"Udah kenyang aku mba. Nanti takut muntah"

"Yaudah, ini minum dulu teh jagung nya"

"Iya mba"

"Selesai minum, tidur lagi gih. Nanti sakit kamu"

"Iya mba, ini juga masih ngantuk"

"Yaudah di habisin ya. Kalo udah, gelas nya taruh di situ aja"

"Oke mba"

Gue pun menghabiskan teh jagung yang mba kasih ke gue. Setelah teh habis, gue duduk sebentar buat nunggu makanan nya turun ke lambung. Gue membuka WhatsApp karena ada chat.

Nilda (2 new message)

Nilda : Xamira

Nilda : Apa kabar?

Xamira : oh Nilda

Xamira : baik. lu?

Nilda : aku juga baik

Nilda : baik banget malah. soalnya aku mau nikah sama Vano

Xamira : udah tau. kenapa chat?

Xamira : cuma buat ngasih tau hal gitu doang?

Nilda : Ada lagi sih. Jangan lupa datang ya

Xamira : mian ga bisa

Nilda : Kenapa?

Nilda : Padahal kan itu hari pentingnya aku sama Vano

Xamira : Nilda, itu kan hari penting nya lu berdua

Xamira : ga ada hubungannya juga sama gue kan?

Nilda : Yaudah terserah kamu mau datang apa enggak

Nilda : Pemberkatan nya pagi ya

Xamira : oh, sekarang lu Kristen?

Nilda : Iya dong

Xamira : cih, bangga gitu?

Nilda : Bangga lah, bisa nikah sama Vano

Xamira : terserah lu, gue ga peduli juga. gue males ribut sama lu

Xamira : dan, mian sekali lagi gue ga bisa datang

Nilda : Yakin nih?

Xamira : terserah.

Xamira : mian gue harus istirahat.

Xamira : makasih info nya. bahagia sama Vano

Xamira : and happy wedding.

Nilda : Ihhh makasih ya

Nilda : Iya aku bahagia banget sama Vano

Gue mematikan handphone gue karena kesal Nilda yang gak ada berubah nya dari dulu. Gue udah pusing mikirin itu semua dan sekarang gue memutuskan buat tidur.

Cling!

Cling!

Cling!

Notifikasi WhatsApp berkali kali berbunyi pesan masuk. Gue kesal dan langsung bales chat Nilda yang gak penting banget.

Nilda (3 new message)

Nilda : Aku bahagia banget tau bisa nikah sama Vano

Nilda : Gak nyangka banget kan bisa nikah

Nilda : Aku kasian banget sama kamu di tinggal Vano waktu itu dan dia kembali ke aku

Xamira : TOLONG JANGAN GANGGU GUE

Nilda : Tapi ini kan penting banget Xamira

Xamira : GUE UDAH BILANG SAMA LU, JANGAN GANGGU GUE!

Nilda : Hmmm

Xamira : APA? MASIH KURANG PAMER NYA HAH?! LU ITU BENER BENER GAK ADA BERUBAH NYA DARI DULU!

Xamira : HERAN GUE SAMA LU GAK ADA PUAS PUAS NYA

Nilda : Wkwkwk maaf lah

Xamira : wkwkw? lu pikir lucu hah?!

Nilda : Lucu lah

Gue kesal dan langsung memblokir nomor Nilda. Gue nangis karena udah gak kuat sama perlakuan Nilda ke gue.

"Loh, dek kenapa nangis?"

"......"

"Xamira, kenapa nangis dek?"

"G-gak apa apa mas, mba...hiks..."

"Tapi kamu nangis dek"

"Iya gak apa apa mba. Pengen nangis aja aku"

"Astaga dek, cerita sini sama mba. Mba pindah ke belakang ya"

"Hmmm...yaudah mba sini"

Mba Omi pindah ke belakang dan dengerin cerita gue tentang Nilda tadi.

"Gitu dek ceritanya?"

"Iya mbaa"

"Oalah, yaudah kamu.....bla...bla...bla"

Karena terus terus menangis, mata gue capek dan mengantuk. Sambil dengerin mba ceramah, gue memejamkan mata gue perlahan dan akhirnya tertidur.

XamVanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang