Chapter four!

21 2 0
                                    


"Dek udah siap?"

"Sebentar mba lagi benerin rambut"

"Oke, mba tunggu di luar ya"

"Iyaa mbaa"

Gue menyisir rambut panjang gue dan mengikat nya. Setelah mengikat rambut, gue makeup tipis agar terlihat lebih fresh. Setelah selesai, gue keluar menghampiri mba yang nunggu gue di sofa sambil nonton TV.

"Mba ayo"

"Iya dek, kamu keluar duluan gih. Mba ambil kunci dulu"

"Oke mba"

Gue pun segera keluar dari apartemen mba dan menunggu mba keluar dari apartemen nya. Setelah mba mengunci apartemen, kami segera turun ke basemen.

Sesampai nya di basemen, gue memasuki mobil dan duduk di kursi setir. Gue menjalankan mobil keluar dari basemen.

"Kemana dulu mba?"

"Kita ke kebun sakura mau?"

"Mau mba"

"Yaudah kita keluar apartemen dulu aja. Nanti mba kasih tau tempat nya"

"Oke mba"

Kami mulai meninggalkan apartemen dan berjalan menuju jalan raya. Gue mengikuti arahan dari mba karena gue bener bener gak paham jalanan di Tokyo.

Kebun sakura yang letaknya lumayan jauh dari apartemen membuat kami memakan waktu yang lama untuk sampai di sana.

Setelah melewati waktu yang lama, akhirnya kami sampai di kebun sakura yang bunga nya sedang mekar. Gue langsung turun dari mobil dan mengajak mba Omi masuk.

"Mba ini langsung masuk aja?"

"Iya dek. Khusus musim ini gratis"

"Wahh, ayo masuk mba"

"Iya dek jangan lari lari mba kan lagi hamil"

"Hehe iya lupa mba. Yaudah ayo"

Gue menggandeng tangan mba masuk ke area kebun bunga sakura yang gue sangat ingin gue kunjungi saat di Jepang.

Kami mengelilingi kebun sambil berfoto. Gue mengenakan pakaian adat Jepang yang bisa di sewa di sini. Mba yang menyuruh gue memakai itu agar terlihat lebih cantik.

"Nah, biasanya pakaian ini di pakai saat acara pernikahan adat dek"

"Loh, berarti mba dulu pakai pakaian ini?"

"Iya dek wkwk. Kamu tambah cantik pakai ini"

"Hehe mba bisa aja"

"Udah pernah pakai baju ini sebelumnya?"

"Belum mba hehe, pernah nya pakai hanbok"

"Pakaian adat Korea ya?"

"Iya mba hehe"

"Yaudah ayo ke pohon sakura yang itu. Di tempat itu biasanya untuk foto prewedding dan tempat foto yang lain dek. Mau kan ke situ? Ada fotografer nya"

"Mau mba. Lumayan buat update di Instagram hehe"

"Yaudah ayo"

Kami pun segera berjalan menuju pohon yang mba tunjuk itu. Terlihat fotografer yang sedang memotret dua pasangan yang sepertinya sedang foto prewedding untuk pernikahan nya.

Gue melihat laki laki yang muka nya sangat familiar bagi gue. Laki laki itu sangat mirip dengan Vano. Dan perempuan nya juga mirip dengan Nilda.

"Apa itu Vano?" Gumam gue pelan.

"Kenapa dek?"

"Eh, enggak apa apa kok mba"

"Oh yaudah. Kamu tunggu sini ya, mba mau bilang ke fotografer nya"

"Oke mba"

Gue pun duduk di bangku yang ada di bawah pohon sakura sambil menunggu mba yang sedang bicara dengan fotografer yang sepertinya teman dekat mba.

Gue mengambil bunga sakura yang berjatuhan dan memotret bunga itu. Tanpa gue sadari, laki laki itu menatap ke arah gue seakan akan dia kenal gue. Gue menoleh ke arah mereka untuk memastikan kalo mba masih di situ.

Tidak lama kemudian, mba menghampiri gue yang sedang menunggu mereka selesai. Mba mengajak gue ke sana karena pasangan tadi sudah selesai di foto.

"Ini adik ipar saya, tolong potret kan ya" kata mba dalam bahasa Jepang.

"Baiklah, dia sangat cantik"

"Cantik seperti kakak ipar nya hahaha"

"Kamu ini memang dari dulu terlalu pede hahaha"

Gue bingung dengan percakapan mereka yang menggunakan bahasa Jepang. Gue gak ngerti sama sekali bahas Jepang kecuali Nani, dan apalah itu yang gak gue paham. Gue memberi isyarat ke mba buat ngasih tau apa yang mereka bicarakan.

"Itu loh dek. Kata temen mba, kamu cantik banget"

"Ohh ya? Kamsahamnida" kata gue sambil membungkukkan badan.

"Hah?" Tanya fotografer tadi bingung.

"Ah iya saya lupa. Kata dia terimakasih" ucap mba memberi tau fotografer nya.

"Ohh, baiklah. Mari kita mulai"

Gue pun mengikuti arahan dari fotografer nya dan proses pemotretan berjalan lancar. Ada sekitar tujuh foto dengan gaya yang berbeda. Foto foto itu langsung di cetak dan di kirim ke handphone gue.

Selesai pemotretan, kami pamit kepada fotografer tadi dan berjalan menyusuri kebun sakura yang masih luas. Foto tadi bisa kami ambil saat pulang.

"Tadi itu teman mba ya?"

"Iya teman mba. Tapi bisa di bilang itu adik kelas mba"

"Kok bisa dekat?"

"Iya, dia anak nya teman mamah"

"Umur berapa?"

"Seumuran kamu dek. Belum nikah tuh, sama dia gih dek"

"Ih mba, aku kan gak bisa bahasa Jepang"

"Nanti kan mba ajarin. Pdkt gih wkwk"

"Ah mba mah. Aku masih trauma mba"

"Ayo dong buka hati lagi. Banyak loh laki laki yang lebih baik dari Vano. Buang jauh jauh pikiran untuk kembali lagi ke Vano"

"Iya mba hehe"

"Yaudah. Kamu mau ke tempat yang lain?"

"Boleh mba"

"Yaudah ayo"

Kami pun segera keluar dari area kebun sakura. Setelah mengganti baju, gue mengambil foto foto tadi.

Kami berjalan menuju parkiran mobil dan menaiki nya. Setelah meninggalkan kebun sakura, gue mengendarai mobil ke destinasi lain yang mba beri arahan.

XamVanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang